Argylle, penuh twist dan aksi komedi yang konyol dengan cerita seadanya
Disutradarai oleh Matthew Vaughn, terkenal dengan film aksi seperti Kingsman dan Kick-Ass. Menampilkan skenario oleh Jason Fuchs, film ini ditulis dan diambil gambarnya selama pandemi, sehingga berkontribusi pada ketergantungannya pada set greenscreen.
Argylle dirilis di bioskop Indonesia perdana pada 31 Januari 2024, merupakan film komedi aksi mata-mata dengan pemeran bertabur bintang dan premis yang unik.
Berkisah pada Elly Conway (Bryce Dallas Howard), seorang penulis novel mata-mata terlaris yang tertutup, mendapati dirinya dalam bahaya ketika plot bukunya mulai mencerminkan peristiwa kehidupan nyata.
Mata-mata super fiksinya, Argylle (Henry Cavill) menjadi hidup dalam bentuk agen misterius yang membisikkan dia pergi dalam petualangan keliling dunia. Saat batas antara fiksi dan kenyataan semakin kabur, Elly harus mengungkap konspirasi global dengan bantuan sejumlah karakter unik.
Film ini memiliki jalan cerita yang penuh dengan plot twist. Ketika saya menganggap pelintirannya hanya sampe di sini saja, nyatanya film ini akan terus dan terus melakukannya.
Plot twist-nya yang cukup menghibur lumayan membuat saya penasaran akan kelanjutan dari kisahnya yang sebenarnya tidaklah istimewa bahkan bisa dibilang forgettable dan tidak terlalu saya pedulikan.
Apakah setiap plot twist-nya berakhir dengan baik? Jujur saja tidak semua. Ada yang berhasil mengejutkan, ada yang berhasil membuat saya excited melihat kelanjutannya, tapi ada juga yang saya rasa tidak diperlukan, namun secara keseluruhan twist tiap twist tetap berhasil tampil menghibur.
Selain kisahnya yang penuh twist, film ini juga memiliki aksi yang seru dan unik, serta tak lupa juga dibalut dengan komedinya yang konyol. Sayang adegan aksi yang menggunakan CGI hasilnya masih terlihat kasar di beberapa bagian, namun masih bisa dimaklumi dan tidak sampai menganggu.
Bukan Henry Cavill pemeran utamanya
Karena melihat Henry Cavill berada di tengah poster film dan namanya terpampang di paling kiri, lantas membuat saya berasumsi bahwa akan ada banyak adegan aksi yang ia suguhkan, namun kenyataannya tidak seperti itu.
Hal ini mungkin saja berpotensi menimbulkan kekecewaan kepada beberapa penonton yang ingin menonton film ini karena adanya kehadiran Henry Cavill semata.
Namun tenang saja, Sam Rockwell siap tampil di layar penonton lebih banyak ketimbang Henry Cavill. Yaa meskipun tidak sesangar dan setampan Henry, performa Sam Rockwell tidaklah mengecewakan.
Lagu “Now & Then” dari The Beatles sebagai representasi cerita
Sebagai seorang beatlemania sejak SMP, memutarkan lagu terakhir The Beatles berjudul “Now & Then” berulang kali di film ini cukup membuat hati saya sumringah.
Terlebih, lagu ini bukan hanya menjadi soundtrack saja, namun “Now & Then” juga ikut memberikan nyawa dan sebagai perwakilan dari tiap adegan yang melibatkan kejadian masa lalu dengan masa kini hingga perasaan tiap karakter di masa lalu dan masa kini.