
Code 8 Part II membalikkan keadaan melawan polisi korup
Code 8 Part II disutradarai oleh Jeff Chan, yang ikut menulis skenario bersama Chris Paré, Sherren Lee dan Jesse LaVercombe. Ini merupakan sekuel dari film Code 8 (2019). Robbie Amell dan Stephen Amell mengulangi peran mereka dari film di film pertama. Film ini dirilis di Netflix pada 28 Februari 2024.
Melanjutkan kisah Connor Reed (Robbie Amell) yang baru keluar dari penjara. Ini merupakan akibat dari film pertama, dimana dirinya bersama dengan Garrett (Stephen Amell). Sekarang Connor ingin hidup lebih tenang tanpa terlibat dunia kriminal.
Code 8 Part II adalah sekuel sempurna dari film pertama, sangat sempurna hingga terasa seperti tiruan, kecuali Amell bersaudara yang merasa mereka telah tumbuh sebagai aktor, setidaknya saat bekerja bersama.

Bisakah ini diubah menjadi waralaba yang sukses, menggunakan bakat yang mereka miliki, pengetahuan yang mereka bangun, dan sumber daya Netflix, nampaknya cerita yang disuguhkan belum cukup kuat dengan konflik terlalu sempit.
Semua cerita superhero dengan bayang-bayang kegelapan kriminal seperti: Tomorrow People, Powers, Bright, Hancock, dll. Ini adalah kesempatan mereka untuk membangun waralaba jangka panjang gaya X-Men, dengan banyak cerita di alam semesta yang sama.
Tidak ada yang spesial, hanya hal-hal mendasar yang berada di antara mania Marvel dan depresi DC. Semua kekuatan yang sulit untuk dijelaskan, terasa sangat mengada-ngada dengan lingkup lingkungan yang bisa dibilang kecil.
Abu-abu dalam karakter protagonis dan antagonis

Garrett telah mengambil kendali atas sebuah kompleks apartemen bernama Towers di mana dia menjalankan kerajaan obat-obatan “etis” miliknya, membayar orang-orang yang memiliki kekuasaan atas cairan tulang belakang mereka untuk membuat obat Psyke.
Kali ini bukan merampok, tapi membangun kerajaannya sendiri. Mengedarkan obat, dan bekerjasama dengan polisi korup, jadi konflik kriminal di film kedua.
Tapi latar belakang polisi baru ini kurang kuat. Sehingga untuk jadi kubu antagonis utama berlawanan dengan kubu Garrett dan Connor, terlihat sangat tidak seimbang.

Membuat para mutan berkekuatan dari musuh masyarakat, tidak akan relevan lagi. Walau tambahan sosok Garrett jadi seorang pengedar obat, semua cerita seakan dipaksakan di jalur film pertamanya.
Visual masih tidak berkembang
Hanya berjarak 3 tahun dari film pertama, ternyata tidak ada perkembangan berarti dari segi visual. Apalagi dalam sebuah film sci-fi, dukungan CGI untuk kekuatan para karakter di Code 8 Part II sangat dibutuhkan.
Degnan tambahan anjing K-9 polisi, juga masih terlihat kaku. Semua kekuatan yang tidak terlalu dapat dieksplorasi, akan membuat penonton merasa cepat bosan.

Latar kota yang terasa lebih kecil dari film pertama, dengan suramnya penggunaan tone, tidak efektif untuk menonjolkan nuansa dark. Dalam mengolah cerita lanjutan, terlalu dipaksakan berpusat pada Garrett dan Connor.
Dengan kekuatan yang masih tidak tereksplorasi, menggunakan polisi dan teknologi tambahan, malah terlihat lebih basi dan membosankan.
