Review Film – Scream VI (2023)

Scream VI makin mengerikan tapi monoton

Film yang gak masuk bioskop Indonesia, yang harusnya tayang Maret 2023. Belum jelas alasannya apa, mungkin karena sadis banget sampai gak lolos sensor. Scream VI disutradarai Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett, film keenam scream ini berdurasi 2 jam lebih.

Ceritanya masih lanjutan dari Scream 5, dimana 4 penyintas, yaitu kakak beradik Sam Carpenter (Melissa Barrera), dan Tara Carpenter (Jenna Ortega), lalu Mindy (Jasmin Savoy Brown) dan kembarannya Chad (Mason Gooding). Mereka pindah dari Woodsboro ke New York, untuk menghindari teror dari Ghostface.

Teror yang sudah berpindah orang dengan ke penggila film slasher sejak film ke-5, masih digunakan sebagai template cerita di film Scream VI. Pemeran Penyintas di film ke-5 pun dibawa, dan hanya membawa Kirby Reed (Hayden Panettiere) dari film 2011, dan Gale Weathers (Courteney Cox) pemeran original sejak awal franchise Scream.

Cerita usang tak berkembang
Scream VI (2023)
Para penyintas – Scream VI (2023) | © Paramount Pictures

Ceritanya seperti kehabisan ide film horor slasher, mereka banyak menjelaskan bagaimana film-film horor pembunuhan dalam film ini. Menggunakan film fiksi dalam film yaitu Stab, dengan beberapa penjelasan yang mengacu pada film Scream dan sekuelnya. Agak aneh memang, seperti film dalam film. Lebih aneh lagi, karena menjelaskan franchise-nya sendiri dalam filmnya.

Terornya masih sama, Ghostface melakukan aksi pembunuhan ke siapapun secara brutal, terutama mengincar 4 orang yang selamat dari Woodsboro. 

Pembunuhan semakin brutal dan penuh darah

Pembunuhan memang lebih brutal sih, dari mulai tusukan pisau di berbagai bagian tubuh, sampai dijatuhkan dari lantai atas. Kali ini Ghostface gak cuma pakai pisau, shotgun juga jadi senjata brutalnya. Tusukan satu, dua, tiga, bahkan tak terhitung untuk membunuh satu orang saja.

Scream VI (2023)
Ghostface – Scream VI (2023) | © Paramount Pictures

Tapi, karena cerita gitu-gitu saja, seperti teror yang gak masuk akal, bahkan kali ini pelakunya ada 3 orang sekaligus. Penjelasan di akhir memang sedikit membuka pikiran bagaimana Ghostface melancarkan aksinya. Tapi, balik lagi, semua hanya untuk mengincar orang yang itu itu saja. 

Ghostface ada di mana-mana

Bagi yang sudah menonton hingga akhir, akan lebih mengerti bagaimana Ghostface ini ada di mana-mana. Teror menggunakan telepon seperti ciri khasnya, semakin memudar. Bahkan ada beberapa adegan Ghostface hanya muncul begitu saja dan membunuh orang. 

Gaya baru pembunuhan dengan meninggalkan topeng, hanya mengingatkan kita ke pembunuh-pembunuh awal di waralaba ini. Pelaku-pelaku yang mungkin kalian lupa, akan diingatkan kembali. Hubungan dengan keluarga Carpenter yang menjadi poros cerita, akan membangkitkan ingatan kita ke nostalgia teror lama.

Scream VI (2023)

Scream VI membuat Ghostface lebih cerdik. Ini menjadi hal positif ketimbang membuat Ghostface sulit untuk dilawan atau kuat tidak bisa mati. Lebih masuk akal, karena terdapat 3 pelaku utama yang menjadi plot twist di akhir laga.

Klimaks twist pecinta slasher

Kumpulan kostum dan beberapa properti slasher terdapat di akhir film ini. Ibarat sebuah Batcave untuk Ghostface. Sejak awal film, Mindy lebih vokal untuk menceritakan bagaimana alur film thriller, dan bagaimana menebak pelaku utama pembunuhan. Dan itu pun lumayan ada benarnya, walau tidak 100%.

Menjadi petunjuk di akhir laga, tebakan Mindy tersebut, bisa jadi kunci yang membuat film agak kacau menyajikan plot twist. Peran si pak polisi Wayne Bailey (Dermot Mulroney) sudah mencurigakan sejak awal. Kalian anggap saja itu memang jalan ceritanya.

Scream VI (2023)
Sam Carpenter di Persembunyian Ghostface – Scream VI (2023) | © Paramount Pictures

Namun semua pelaku yang berkumpul di ujung laga, dengan sedikit pengalihan ke agen FBI muda hampir mengecoh penonton awam. Tapi pembunuhan di akhir tak sesadis di pertengahan film.

Latar monoton template cerita lama

Latar satu kota saja masih sama seperti film-film sebelumnya. Kali ini hanya berpindah ke kota New York, yang harusnya kota tidak pernah sepi. Di sini New York seperti kota mati, tanpa ada dihiraukan dari orang lain. Bahkan suasana malam kota New York tidak menggambarkan kota yang tidak pernah tidur ini.

Pembunuhan pun lebih banyak pembunuhan indoor. Indoor yang semakin aneh tidak ada orang yang menyadari bagaimana Ghostface terus muncul di mana kelompok utama muncul. Teror yang mustahil. semakin buat Scream VI ini bosenin.

logo Catchplay


Movie Info

Scroll to Top