Daftar 10 film klasik kultus para sinefil wajib tonton, simak daftarnya!
Film klasik kultus adalah istilah ini sendiri memunculkan jenis keajaiban tertentu: film yang disukai oleh basis penggemar setia, sering kali bertentangan dengan ekspektasi arus utama dan pujian kritis.
Film-film ini menggunakan keunikannya sebagai lambang kehormatan, memikat penonton dengan cerita unik, karakter unik, dan pesona yang tak terbantahkan.
Banyak film klasik kultus yang digemari, bahkan jadi comfort film para sinefil untuk ditonton berulang-ulang. Lewats Film sudah membuat daftar 10 film klasik kultus yang wajib kalian tonton.
1. Fight Club (1999)
Film karya dari David Fincher tahun 1999 Fight Club adalah film klasik kultus yang telah memicu diskusi dan perdebatan selama lebih dari dua dekade.
Fight Club dibuat berdasarkan novel Chuck Palahniuk berjudul sama, film ini menggali tema maskulinitas, konsumerisme, dan kekecewaan masyarakat.
Fight Club tetap kontroversial karena kekerasan grafis dan tema anarkisnya. Namun, ia dipuji karena visualnya yang penuh gaya, arahan tajam Fincher, dan penampilan bertenaga dari Norton dan Pitt.
Film ini berfungsi sebagai kritik pedas terhadap maskulinitas modern dan sebuah kisah peringatan tentang bahaya kemarahan yang tidak terkendali dan keterasingan masyarakat.
2. Pulp Fiction (1994)
Film kriminal neo-noir karya Quentin Tarantino tahun 1994. Pulp Fiction, bukan sekadar film; ini adalah pengalaman sinematik.
Dengan narasi non-linier, dialog tajam, kekerasan grafis, dan karakter yang tak terlupakan, Pulp Fiction merevolusi cara penyampaian cerita di layar.
Film ini tidak mengikuti urutan kronologis tradisional. Sebaliknya, film ini merangkai beberapa cerita yang tampaknya tidak berhubungan yang menampilkan pembunuh bayaran Jules Winnfield (Samuel L. Jackson) dan Vincent Vega (John Travolta), petinju Butch Coolidge (Bruce Willis), dan istri gangster Mia Wallace (Uma Thurman).
Ketika narasinya terungkap, benang merah yang tampaknya berbeda ini mulai terhubung dengan cara yang mengejutkan, menciptakan permadani kekerasan, humor, dan humor gelap.
3. Night of the Living Dead (1968)
Night of the Living Dead, dirilis pada tahun 1968 dan disutradarai oleh maestro horor George Romero, bukan hanya film klasik kultus, ini adalah film yang menentukan genre.
Dibuat dengan anggaran terbatas, film ini menjadi template modern untuk film zombie, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di bioskop horor.
Ini bukan hanya tentang ketakutan. Film tersebut, dengan satu-satunya protagonis berkulit hitam, Ben (Duane Jones), menghadapi kecurigaan dan prasangka bahkan di tengah kiamat zombie, memicu diskusi tentang hubungan ras di Amerika selama akhir tahun 1960-an yang penuh gejolak.
Night of the Living Dead adalah bukti pembuatan film independen dan kemampuannya menciptakan sesuatu yang inovatif. Ini adalah film yang melampaui genre horor, menawarkan komentar sosial dan gambaran mentah tentang sifat manusia dalam keadaan ekstrem.
4. Eraserhead (1977)
Film Eraserhead dari David Lynch tahun 1977, bukanlah pengalaman sinematik khas kalian. Ini adalah sebuah terjun ke dalam mimpi buruk yang nyata, hitam dan putih, dunia pembusukan industri dan gambaran yang meresahkan.
Fitur debut berbiaya rendah dari Lynch ini menjadikannya sebagai sutradara visioner dengan gaya yang unik dan mengganggu.
Narasinya mengikuti Henry Spencer (Jack Nance), seorang pria yang tinggal di lingkungan industri yang terpencil. Dia dimasukkan ke dalam peran sebagai ayah dengan kelahiran seorang anak yang sangat cacat.
Film ini menggambarkan perjuangan Henry untuk merawat makhluk ini, hubungannya dengan wanita aneh di radiator / Lady in the Radiator, (Jeanne Bates), dan turunnya dia ke dunia mimpi buruk.
Eraserhead sengaja dibuat ambigu. Tidak ada penjelasan yang jelas mengenai kejadian, latar, atau motivasi karakter.
Ambiguitas inilah yang membuat film ini begitu meresahkan dan terbuka untuk ditafsirkan.
5. The Nightmare Before Christmas (1993)
The Nightmare Before Christmas karya Tim Burton bukanlah film liburan biasa. Karya stop-motion tahun 1993 ini memadukan pesona seram Halloween dengan semangat Natal yang menggembirakan, menghasilkan kisah visual yang menakjubkan dan anehnya mengharukan.
Film ini membawa kita ke Kota Halloween, sebuah dunia unik tempat para hantu dan goblin merayakan liburan mengerikan mereka dengan gembira. Jack Skellington, sang Raja Labu, mulai bosan dengan ketakutan lama yang sama dan mendambakan sesuatu yang baru.
Saat menemukan portal ke Kota Natal, dia terpesona oleh cahaya terang dan keceriaan meriah. Karena salah menafsirkan apa yang dilihatnya, Jack menyusun rencana untuk mengambil alih Natal.
6. Blade Runner (1982)
Dirilis pada tahun 1982, Blade Runner karya Ridley Scott adalah film fiksi ilmiah penting yang telah melampaui genrenya menjadi batu ujian sinematik.
Awalnya mengecewakan di box office, kecemerlangan film ini semakin menarik perhatian penonton seiring berjalannya waktu, memperkuat posisinya sebagai film klasik kultus dan berpengaruh besar pada estetika cyberpunk.
Film ini melukiskan gambaran suram Los Angeles pada tahun 2019 (masa depan yang dibayangkan dari perspektif tahun 1982). Kota ini dipenuhi polusi, gedung pencakar langit yang menjulang tinggi menembus langit yang dipenuhi kabut asap, dan kendaraan terbang melintasi wilayah udara yang padat.
Umat manusia telah berkelana ke luar dunia, menciptakan makhluk rekayasa hayati yang disebut pengganda untuk bekerja di koloni luar angkasa.
Blade Runner wajib ditonton oleh semua penggemar film fiksi ilmiah. Ini adalah film yang secara visual menakjubkan dan menggugah pikiran, yang mengangkat pertanyaan mendalam tentang kemanusiaan dan hubungan kita dengan teknologi.
7. 12 Monkeys (1995)
12 Monkeys (12 Monkeys) karya Terry Gilliam (1995) adalah film thriller fiksi ilmiah menakjubkan yang membawa pemirsa pada perjalanan kacau melalui masa depan distopia dan jiwa protagonisnya yang terfragmentasi, James Cole (Bruce Willis).
Film ini dibuka pada tahun 2035 yang sunyi, ketika virus mematikan telah memusnahkan sebagian besar umat manusia. Orang-orang yang selamat berkerumun di pemukiman bawah tanah, takut dengan dunia luar.
James Cole, seorang narapidana, dipilih untuk misi berbahaya: melakukan perjalanan kembali ke tahun 1990 dan mengumpulkan informasi tentang Tentara Dua Belas Monyet, yang diduga sebagai penyebab di balik virus tersebut.
8. Donnie Darko (2001)
Dirilis pada tahun 2001, Donnie Darko adalah klasik kultus yang tidak mudah dikategorikan. Ini memadukan unsur-unsur fiksi ilmiah, thriller psikologis, dan drama masa depan ke dalam eksplorasi takdir, keinginan bebas, dan kecemasan remaja yang menakjubkan.
Film ini berpusat di sekitar Donnie Darko (Jake Gyllenhaal), seorang remaja bermasalah yang tinggal di pinggiran kota Amerika pada tahun 1988. Suatu malam sambil berjalan dalam tidur.
Da bertemu dengan seekor kelinci raksasa yang mengancam bernama Frank yang memberitahunya bahwa dunia akan berakhir dalam 28 hari, 6 jam, 42 menit, dan 12 detik.
Dipicu oleh visi dan dipandu oleh instruksi samar Frank, Donnie melakukan serangkaian tindakan aneh saat bergulat dengan keluarganya yang disfungsional, seorang guru yang simpatik (Drew Barrymore), dan tekanan kehidupan sekolah menengah.
9. The Evil Dead (1981)
The Evil Dead dari Sam Raimi tahun 1981, lebih dari sekedar film horor berbiaya rendah; ini adalah genre-bending, gorefest yang meluncurkan franchise kultus dan mendorong karier sutradara superhero masa depan.
Film ini mengikuti sekelompok lima mahasiswa yang berkelana ke kabin terpencil di hutan untuk liburan akhir pekan.
Tanpa mereka sadari, mereka menemukan sebuah artefak misterius, sebuah buku bersampul daging manusia dengan mantra-mantra yang meresahkan.
Ketika mereka tanpa disadari membangunkan kekuatan iblis yang terperangkap di hutan, malam yang menyenangkan berubah menjadi pertarungan yang menakutkan untuk bertahan hidup.
Pengaruh The Evil Dead terhadap genre horor memang tidak bisa dipungkiri. Ini membuka jalan bagi horor punk dengan darah kental dan humor gelapnya.
Hal ini juga menginspirasi banyak pembuat film independen untuk menerapkan efek praktis dan pembuatan film berbiaya rendah.
10. Clerks (1994)
Clerks adalah sebuah film independen hitam-putih tahun 1994, menandai debut penyutradaraan Kevin Smith dan menjadi film klasik kultus.
Film ini mengikuti Dante Hicks (Brian O’Halloran) dan Randal Graves (Jeff Anderson), pegawai di sebuah toko serba ada bernama Quick Stop. Selama satu hari, mereka membahas tentang budaya pop, hubungan, dan ketakutan eksistensial terhadap pekerjaan ritel.
Hari-hari mereka diselingi oleh serangkaian pertemuan aneh dengan pelanggan, termasuk seorang pegawai toko video bernama Jay (Jason Mewes) dan rekan diamnya, Bob (Kevin Smith).
Film kultus tidak hanya menghibur tetapi juga menantang dan menginspirasi. Mereka menciptakan komunitas berdasarkan pengalaman bersama, dan pengaruhnya dapat dirasakan di bioskop arus utama.
Mereka mengingatkan kita bahwa film bisa menjadi lebih dari sekedar hiburan popcorn; hal-hal tersebut dapat menjadi batu uji budaya yang memicu percakapan dan meninggalkan kesan mendalam.
Jadi, lain kali kalian mencari film yang berbeda, sedikit aneh, dan sangat menawan, selami dunia kultus klasik. Setelah menonton 10 film klasik kultus dari Lewats Film ini, mungkin jadi film favoritmu.