Apa Itu Bijinshu Sake? Minuman alkohol khas Jepang
Salah satu yang menjadi sorotan dalam film perselingkuhan adalah alasan selingkuh. Suami Yang Lain satu-satunya yang bisa disalahkan adalah Sake, minuman khas Jepang. Dalam film Bijinshu Sake jadi pemantik perselingkuhan bisa terjadi.
Apa sih Bijinshu Sake sebenarnya? Apa benar yang dijelaskan dalam film, tentang proses pembuatan harus dari gadis perawan di bawah 25 tahun? Lewats Film beberin nih, informasi aslinya tentang Bijinshu Sake, minuman spesialis tukang selingkuh.
Mengapa hal yang memabukkan dikaitkan dengan seks? Mungkin itu ada kaitannya dengan film Suami Yang Lain, dan mengapa perselingkuhan sering terjadi saat mabuk.
Selama bertahun-tahun, berbagai budaya dan kepercayaan mengalami ketergantungan minuman keras. Meskipun kepercayaan seperti Yudaisme menekankan pentingnya anggur dan obat-obatan terlarang lainnya, agama lain anti-alkohol.
Hal serupa juga berlaku dalam hal seks dan keperawanan. Kedua topik yang saling terkait ini telah lama didiskusikan dan diperdebatkan, dan banyak agama tradisional menyimpulkan hal yang sama.
Tidak melakukan seks di luar atau sebelum menikah adalah hal yang baik. Namun, ada tradisi yang bertolak belakang dengan itu. Semua melibatkan alkohol dan seks.
Ritual minum perawan berkelompok terdengar aneh, bahkan mungkin sedikit menyimpang, tapi tentu saja, ritual itu pernah ada, dan melibatkan sake.
Sake adalah tradisi kepercayaan Shinto di Jepang
Sake dikenal dengan sebutan ‘anggur beras’, namun kenyataannya sake lebih mirip dengan bir, karena tidak pernah disuling dan hanya diseduh.
Sake sebenarnya memainkan peran penting dalam agama Shinto di Jepang. Misalnya, saat memasuki tempat suci, seseorang harus menjalani ritual penyucian.
Dipakai untuk ritual pasangan di pernikahan tradisional Shinto untuk mengukuhkan janji pernikahan mereka dengan bertukar minum sake.
Ssake itu suci dan ‘bersih’ secara spiritual. Bahkan ketika digunakan dalam upacara pernikahan, hal ini sepertinya menyiratkan bahwa karena kedua mempelai sekarang sedang bersama, apa pun persetubuhan yang terjadi.
Maka tidak mengherankan jika karena makna spiritual sake, hanya perawan yang dipercaya untuk mengunyah nasi sake dan menyiapkannya untuk difermentasi.
Sejarah Bijinshu Sake
Sejarahnya mengingat kemunculan sake sekitar 2.500 tahun yang lalu, alat-alat perdagangan ini belum tersedia secara luas.
Bijinshu berarti “sake wanita cantik”. Proses mengunyah nasi tersebut diberikan kepada perawan muda, yang dianggap sebagai medium suci, dan sake tersebut dikenal sebagai bijinshu.
Kuchikami no sake, yang diterjemahkan menjadi “sake kunyah di mulut,” adalah produk sekelompok orang yang mengunyah butiran beras dan meludahkannya ke dalam tong kayu besar.
Prosesnya adalah nasi yang dikunyah diseduh selama beberapa hari. Enzim dalam air liur membantu mengubah pati menjadi glukosa, dan ragi mengubah glukosa tersebut menjadi alkohol.
Sake yang kita nikmati saat ini jauh dari “sake kunyah di mulut” yang diciptakan berabad-abad lalu. Tapi hal ini sering dikenalkan hanya sebagai sejarah pembuatan, bukan yang dinikmati sekarang ini.