Home for Rent bukan drama horor tentang sekte biasa
Film ini horor Thailand yang rilis di bioskop Indonesia pada 21 Juni 2023, disutradarai oleh Sophon Sakdaphisit. Home For Rent berkisah tentang rumah yang disewakan, lalu jadi tempat upacara ritual mengorbankan nyawa.
Cerita sederhana berkembang jadi istimewa
Sangat direkomendasikan, film ini membutuhkan waktu untuk membangun cerita yang tepat, melibatkan penonton, membuat penonton mempertanyakan apa yang terjadi di layar dan juga menawarkan akhir yang baik.
Home For Rent berawal dari rumah tangga biasa yang bermula ingin menyewakan sebuah condo atau apartemen. Alih-alih menyewakan condonya, Kwin (Sukollawat Kanarot) dan Ning (Nittha Jirayungyurn) menyewakan rumahnya.
Alasan itu cukup tepat, karena sewa rumah akan lebih mahal dan keluarga kecil mereka juga cukup untuk menempati satu condo minimalis. Semua berawal dari kejanggalan penyewa rumah.
Cerita menyewakan rumah, berakhir fatal, karena kaitan dengan trauma Kwin. Sang penyewa Ratree (Penpak Sirikul) menyimpan misteri yang berkaitan dengan ritual mistis.
Ritual konon dapat mengembalikan anak dari Kwin dulu yang telah mati. Semua plot ini berkembang menjadi teror untuk keluarga baru Kwin. Semua hal yang berkaitan dengan ritual berujung tragis ke beberapa karakter.
Sajian horor di semua elemen
Jadi dari ujung kepala sampai ujung kaki, sebuah pengalaman yang menyenangkan di sini. Horor yang disajikan tidak hanya sekedar visual dan jumpscare belaka. Cerita merasuk sukma, begitu relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Dimulai dengan kata sekte dan ritual saja sudah membuat bulu kuduk merinding. Ditambah kaitan dengan trauma masa lalu, hantu dan roh orang terkasih. Kaitan semua itu dirangkai dengan tepat.
Dengan alur sedikit membingungkan di awal, semua akan terbuka dan jelas di babak kedua. Kaitan ritual yang dilakukan Kwin, misterius dengan segala cara dan gambaran nyatanya.
Kita akan dibawa dari sudut pandang Ning, yang sangat khawatir dengan suaminya yang berubah. Hal itu diperparah ketika sang anak Ing (Thanyaphat Mayuraleela) terkena imbas dari ritual pengorbanan itu.
Visual horor lebih banyak saat keluarga Kwin pindah di condo. Ritual rooftop membuat bulu kuduk berdiri tegak. Sedikit penampakan dengan permainan sudut pengambilan gambar, didukung dengan nuansa gelap dan sedikit efek, menyempurnakan horor Home for Rent.
Banyaknya gagak yang bertebaran jadi elemen cerdik sang pembuat film. Muncul di saat kegelapan malam, membuat warna gelap burung ini tidak harus tampil dengan CGI sempurna.
Semua pemeran berbagi kemampuan
Tidak mudah untuk memainkan film horor, agar semua penonton ikut ketakutan mereka. Beberapa sudut pandang dan pembukaan fakta sukses disampaikan para pemeran. Sukollawat menjadi Kwin beirut misterius menjalankan keseluruhan plot.
Ketakutan yang mendalam juga kita rasakan akibat kinerja apik Nittha, yang juga selaku sang ibu. Ibu yang ingin melindungi anak perempuannya, dan begitu gigih melawan ritual sesat yang dilakukan Ratree.
Sosok Ratree di sini juga jadi kunci ngerinya sekte berlambang segitiga 2 titik tersebut. Lambang yang semula kita lihat di tato dada Kwin, lama-kelamaan bertaburan di berbagai sudut ruang dengan darah.
Ing yang di film ini jadi seperti korban, juga bermain dengan apik. Kita hampir terkecoh. Apa sebenarnya yang dilakukan atau yang terjadi pada dirinya? Bahkan sampai akhir, Ing mencoba melawan ritual dengan sangat menawan.
Peralihan dirinya saat dimasuki roh Jaa (Pawarisa Surathin) anak pertama dari Kwin, merupakan puncak keistimewaan aktingnya. Sejak awal yang dekat dengan Ning lalu Kwin, membelokkan semua dugaan kita.
Tidak hanya sang penyewa dan sang tuan rumah, adanya agen dan teman dari Ning yang menyelidiki mendapat porsi sesuai untuk menebalkan teror mistis. Mereka akan membawa konflik sendiri yang masih berkaitan dengan ritual pengorbanan di rumahnya.
Sutradara horor ternama
Kalian hanya perlu mengingat nama “Sophon Sakdaphisit” yang dijuluki James Wan dari Thailand. Beberapa film yang menggemparkan karya Sophon seperti The Swimmers, Laddaland, The Promise, dan berapa karya lainnya.
Film yang dibubuhi dengan embel-embel kisah nyata, akan lebih menusuk ke dalam. Apalagi eksekusi sang sutradara yang menggambarkan semua teror mistis dalam kehidupan, begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari.
