Operation Fortune Ruse de Guerre misi duel agen rahasia
Film action karya Guy Ritchie ini hampir berdurasi 2 jam, yang rilis pada Januari 2023 di bioskop Indonesia. Dengan template sama plot agen rahasia dengan misi menggagalkan rencana jahat dunia nampaknya tidak pernah gagal. Membawa Jason Statham dan Aubrey Plaza sebagai pemeran utama, Lionsgate sekali lagi sukses menyajikan film aksi thriller ke layar lebar.
Sudah bisa nonton di beberapa platform streaming, kisah agen khusus yang ingin menggagalkan transaksi besar, dicurigai dapat mengancam dunia. Agen Orson (Jason Statham) dan Sarah (Aubrey Plaza), bekerja di bawah Nathan (Cary Elwes), untuk melakukan misi yang susah-susah gampang
Awal misi penyelamatan dunia yang mudah
Operation Fortune Ruse de Guerre berawal dengan mendapat akses dari bilioner Greg (Hugh Grant), dengan cara merekrut aktor Danny Francesco (Josh Hartnett). Ceritanya relatif sederhana, tetapi di beberapa tempat diceritakan dengan cara yang tidak perlu. Kerap kali menemukan hal itu lebih baik dalam The Gentlemen (2019) dan Wrath of Man (2021). Film yang pertama memiliki cerita yang lebih kompleks dengan beberapa liku-liku dan lebih menegangkan, tetapi tanpa menjadi rumit.
Sebaliknya, film yang terakhir dibuat sangat sederhana dan juga diceritakan dengan cara yang relatif lugas. Sebaliknya, dalam Operation Fortune Ruse de Guerre, sebagian dialog dirangkai dengan sangat cepat, sehingga terkadang tidak dapat mengikuti banyak nama dan perubahan lokasi.
Hampir tidak punya waktu untuk berpikir dan membiarkan pikiran bebas. Setidaknya ada dua atau tiga situasi yang tidak masuk akal secara langsung dan tampaknya tidak logis bagaimana karakter berperilaku dalam situasi tersebut. Emosi juga sangat jarang muncul di dalam cerita.
Kuatnya masing-masing karakter
Hal ini membawa kita pada karakternya. Mereka semua tetap sangat kompleks namun sederhana. Ini benar-benar hanya tentang tindakan situasional langsung. Kalian tidak benar-benar belajar lebih banyak tentang salah satu karakter. Mereka cukup stereotip dari tiap karakter sebuah agen rahasia.
Karakter Hugh Grant adalah yang terbaik, karena dia memainkan perannya dengan sangat baik dan entah bagaimana dia terlihat jauh lebih nyata dan menarik daripada yang lain. Secara umum, dia mencuri perhatian saat dia berada dalam gambar.
Selain itu, Jason Statham memainkan karakter agennya seperti biasa dirinya yang keren dan tangguh. Tapi hanya itu saja. Senang juga melihat Josh Hartnett dalam film yang lebih besar lagi. Perannya adalah seorang aktor dan dia adalah orang yang selalu berusaha untuk menjadi jenaka, tapi dia juga “pengecut” dalam film ini. Lalu ada Aubrey Plaza sebagai Sarah Fidel. Dia adalah salah satu agen yang cerdas dan menunjukkan kepada para pria itu lagi dan lagi bahwa dia dapat melakukan lebih dari yang mereka harapkan.
Terakhir, ada Bugzy Malone sebagai JJ Davies. Dia juga seorang agen dan dia adalah tipe pendiam dan penembak jitu yang lebih banyak beraksi dari penyergapan. Tapi dia juga tetap sangat pucat. Secara keseluruhan, karakternya tidak banyak berkembang dan semua orang memainkan perannya di sini dan tetap terperangkap dalam korset ini dari awal hingga akhir tanpa bisa keluar darinya, yang agak disayangkan tidak dapat membangun hubungan emosional dengan karakter mana pun, hanya menjalankan misi belaka.
Permainan humor ringan meringankan ketegangan. Humor dalam film ini terukur dengan baik dan sebagian besar terwujud dalam sarkasme kering dan beberapa sindiran, yang pasti banyak orang sukai
Adegan aksinya cukup solid
Tiap kali agen rahasia bertindak, selalu rapi dan terlihat keren. Namun, seringkali hampir tidak ditampilkan, seolah-olah ada kekurangan anggaran. Tapi pertarungan tangan kosong dengan Jason Statham menyenangkan seperti biasa, meskipun itu sudah menjadi hal biasa untuk para aktor laga, karena dia tidak pernah benar-benar terkena pukulan. Dia bisa saja memiliki beberapa kelemahan.
Dukungan efek CGI-nya bagus dan juga solid. Banyak adegan asli diambil dari tempat asli, keliling berbagai negara, dari mulai Madrid, Cannes, dan Turki. Dengan prop yang sesuai dengan tiap adegan, menambah nilai estetika tiap sudut gambar. Sinematografinya begitu mengesankan, pemotongan gambarnya juga oke dan tidak menonjol, baik secara positif maupun negatif.
