Anak Dibesarkan Robot Dalam Film I Am Mother

Film I Am Mother akan tayang kembali di TRANS TV pada 29 Februari 2024

Rilis pertama kali pada 2019, film I Am Mother mengusung genre thriller sci-fi yang disutradarai oleh Grant Sputore dan ditulis oleh Michael Lloyd Green, berdasarkan cerita oleh keduanya. Sebenarnya kalian bisa menonton ini di Netflix.

Kalian bisa menonton film ini di TV dalam bioskop TRANS TV pada Kamis, 29 Februari 2024. Berdurasi hampir 2 jam, yaitu 1 jam 53 menit, mendapat Rating-R di Amerika Serikat dan peringkat 15 di Inggris karena beberapa tema kekerasan dan dewasa.

Film I Am Mother menerima beberapa nominasi penghargaan, termasuk Penghargaan Saturnus untuk Film Fiksi Ilmiah Terbaik dan Penghargaan AACTA untuk Skenario Asli Terbaik.

Film I Am Mother (2019)
Film I Am Mother (2019) | © StudioCanal

Berlatar di dunia pasca-apokaliptik, film ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sendirian, Daughter (Clara Rugaard), yang dibesarkan oleh robot hidup bernama Mother (Rose Byrne) di dalam bunker mandiri.

Ibu menjelaskan bahwa umat manusia musnah karena bencana ekologi dan dia ditugaskan untuk mengisi kembali bumi menggunakan embrio.

Putri dan Ibu mengembangkan ikatan yang erat, dengan Ibu bertindak sebagai pengasuh dan pendidik. Dunia mereka terganggu ketika orang asing, Wanita (Hilary Swank), tiba di bunker, mengklaim bahwa umat manusia masih ada dan narasi Ibu adalah sebuah kebohongan.

Putrinya terpecah antara mempercayai Ibu, satu-satunya sosok yang pernah dikenalnya, dan informasi bertentangan dari pendatang baru.

Film I Am Mother (2019)
Film I Am Mother (2019) | © StudioCanal

Film I Am Mother mengeksplorasi tema kecerdasan buatan, sifat keibuan, dan implikasi etis dari kemajuan teknologi. Hal ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah pikiran tentang kepercayaan, kebenaran, dan definisi kemanusiaan.

Banyak menerima ulasan yang positif, memuji konsepnya yang unik, lingkungan yang mencolok secara visual, dan penampilan yang kuat.

Kritikus merekomendasikan kemampuan film tersebut untuk menciptakan suasana menegangkan dan mengeksplorasi dilema moral yang kompleks. 

Beberapa kritikus menyatakan bahwa akhir film mungkin terasa ambigu dan membuat sebagian penonton menginginkan lebih banyak jawaban.

Scroll to Top