Film Beirut, Peliknya Politik Antar Negara Saat Perang

Film Beirut tayang kembali di bioskop TRANS TV pada 28 Februari 2024

Film Beirut dikenal juga dengan judul “The Negotiator” di Inggris, adalah film thriller politik yang disutradarai oleh Brad Anderson dan ditulis oleh Tony Gilroy. Film ini rilis perdana pada tahun 2018, dan dapat kalian tonton lagi di bioskop TRANS TV pada Rabu, 28 Februari 2024.

Film ini menampilkan pemeran pendukung termasuk Dean Norris, Shea Whigham, Larry Pine, dan Mark Pellegrino. Film Beirut mengeksplorasi ambiguitas moral perang dan kerugian manusia akibat konflik, serta menunjukkan dampak buruknya terhadap individu dan negara. 

Film Beirut 2018
Sandy & Mason Skiles (Jon Hamm) – Film Beirut (2018) | © Bleecker Street

Plotnya berlatar tahun 1982 selama Perang Saudara Lebanon yang brutal, film ini mengikuti Mason Skiles (Jon Hamm), mantan diplomat AS yang terpaksa keluar dari dinas setelah insiden tragis.

Mason dibujuk kembali ke dinas oleh CIA, yang membutuhkannya untuk memanfaatkan pengetahuan dan kontaknya di Beirut untuk menegosiasikan pembebasan rekan Amerika yang diculik.

Misi tersebut memaksa Mason untuk menghadapi setan masa lalunya dan meninjau kembali peristiwa yang menyebabkan dia pensiun secara paksa sepuluh tahun sebelumnya.

Saat ia menyelidiki misinya lebih dalam, Mason mengungkap jaringan intrik politik, berbagai faksi yang terlibat dalam perebutan kekuasaan di negara yang dilanda perang.

Film Beirut 2018
Sandy Crowder (Rosamund Pike) – Beirut (2018) | © Bleecker Street

Film ini menggali tema-tema korupsi politik, dampak trauma jangka panjang, dan kompleksitas dalam menavigasi zona konflik. Banyak mendapat pujian karena gaya visualnya, yang secara efektif menangkap lingkungan Beirut yang kacau dan dilanda perang selama perang saudara.

Film Beirut secara umum mendapat ulasan positif, meski bukannya tanpa kritik. Para kritikus memuji suasana film yang tegang, penampilan yang kuat, terutama oleh Jon Hamm dan Rosamund Pike, dan penggambarannya yang bernuansa Perang Saudara Lebanon.

Beberapa kritikus mencatat bahwa plot film terkadang terasa lambat dan akhir cerita mungkin membuat beberapa penonton menginginkan resolusi lebih.

Secara keseluruhan, film ini dipuji karena keasliannya, keakuratan sejarahnya, dan kemauannya untuk mengeksplorasi kompleksitas politik di wilayah tersebut. Cocok banget untuk tontonan bagi yang suka politik antar negara.

Scroll to Top