Film Zulu kembali tayang di layar kaca bioskop TRANS TV pada 21 Maret 2024
Film Zulu tontonan bergenre thriller kriminal Prancis-Afrika Selatan tahun 2013 yang disutradarai oleh Jérôme Salle, bukanlah kisah detektif biasa.
Film tersebut terpilih sebagai film penutup di Festival Film Cannes 2013 dan mendapat pujian kritis atas arahan, penampilan, dan penggambaran isu-isu sosial yang tak tergoyahkan.
Zulu adalah film yang kuat dan menggugah pikiran yang akan terus kalian ingat lama setelah kreditnya bergulir. Hal ini merupakan pengingat akan warisan ketidakadilan rasial dan pentingnya memperjuangkan masyarakat yang lebih adil.
Berlatar belakang Cape Town era apartheid, film ini menyelidiki investigasi pembunuhan brutal, mengungkap ketegangan rasial yang mendalam dan kesenjangan sosial yang melanda kota tersebut.
Ceritanya terungkap ketika tubuh seorang wanita muda berkulit putih ditemukan. Ali Sokhela diperankan oleh Forest Whitaker, seorang detektif polisi berpengalaman yang dikeraskan oleh pengalamannya di bawah apartheid, dipanggil untuk menyelidikinya.
Bermitra dengan Brian Epkeen diperankan oleh Orlando Bloom, seorang perwira kulit putih muda yang idealis, duo ini menyelidiki inti Cape Town.
Saat Ali dan Brian menavigasi lanskap sosial yang kompleks, mereka mengungkap jaringan korupsi, perdagangan narkoba, dan kekerasan.
Investigasi ini memaksa Ali untuk menghadapi masa lalunya yang bermasalah saat tumbuh di bawah apartheid, sementara Brian bergulat dengan kenyataan pahit dari masyarakat yang penuh dengan prasangka rasial.
Film Zulu melampaui genre film thriller kriminal sederhana. Tontonan ini berfungsi sebagai komentar sosial yang kuat, menggunakan investigasi pembunuhan sebagai lensa untuk mengeksplorasi luka abadi apartheid dan perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan di Afrika Selatan pasca-apartheid.
Film Zulu ini menampilkan pemeran yang kuat. Forest Whitaker memberikan penampilan yang bernuansa sebagai Ali Sokhela yang letih namun penuh tekad.
Orlando Bloom melepaskan kepribadian pahlawannya yang biasa untuk menggambarkan karakter yang bergulat dengan hak istimewanya sendiri.
Menarik untuk dicatat bahwa film ini dirilis dengan judul berbeda di Afrika Selatan. Perubahan ini menyoroti fokus film pada kekerasan yang merasuki masyarakat Cape Town.
Meskipun film ini tidak dirilis hanya di beberapa bioskop, film ini tetap menjadi tontonan berharga bagi mereka yang tertarik dengan sinema Afrika Selatan dan eksplorasi isu-isu sosial melalui narasi kejahatan yang mencekam.