Review Film – A Legend (2024)

A Legend jadi film legend cuma karena Jackie Chan

Jackie Chan tidak pernah habis untuk berlaga di sebuah film. Kali ini film kolosal sejarah dari sutradara Stanley Tong, A Legend rilis di bioskop Indonesia pada 31 Juli 2024. Selain Jackie Chan, film ini diperankan oleh Zhang Yixing (Lay), Guli Nazha, Aarif Rahman, Jerry Lee, Peng Xiaoran, Ma Yuan dan banyak peran pendukung lainnya.

Cerita film ini menggunakan alur campur, bermula saat seorang arkeolog Prof. Fang (Jackie Chan) bersama 2 rekannya Wang Jin (Zhang Yixing) dan Xingren (Peng Xiaoran) meneliti peninggalan perang zaman kerajaan dahulu.

Prof Fang dan Wang Jin mengalami mimpi yang sama bagaimana mereka berdua mengalami perang tersebut. Hal itu kemungkinan berkaitan dengan benda penemuan liontin giok yang mereka temukan. Sepanjang film kita akan disuguhkan perang bersejarah yang dialami General Zhao Zhang (Jackie Chan versi muda) dan Hua Jun (Zhang Yixing).

Review A Legend (2024)
A Legend (2024) | © Bona Films
Sajian alur mimpi minim konflik

Menampilkan 2 latar yang berbeda, dari dunia modern dan masa perang kerajaan membuat membuat kita sedikit bingung. Jembatan antar plot keduanya sebenarnya hanya sebatas bayangan dan mimpi yang dialami 2 karakter utama.

Plot berbeda dengan konflik berbeda sama sekali sangat jauh kaitannya, perbedaan tahun pun terlampau sangat jauh dari kejadian perang yang coba dijelaskan. Ini membuat cerita sesungguhnya sangat kabur, dan bingung mana sebenarnya yang reality, atau hanya sejarah rekayasa.

Review A Legend (2024)
A Legend (2024) | © Bona Films

Saat dunia modern, penelitian hanya sebatas perbincangan penemuan dan hubungan benda-benda yang ditemukan, walaupun itu sangat minim. Selebihnya perang dunia modern terhadap sejarah perang, tidak lebih dari mimpi saja. Keseruan tetap bertumpu pada plot masa lampau.

Efek Jackie Chan muda terlalu dipaksakan

Membuat karakter legenda sekelas Jackie untuk kembali beraksi di masa muda tidaklah mudah. BONA films menghidupkan karakter Jackie muda dengan wajah AI yang sangat buruk. Visual yang terpampang sejak awal Laga, bahkan lebih buruk dari “deepfake” tentang mengaitkan wajah di tubuh orang lain.

Review A Legend (2024)
A Legend (2024) | © Bona Films

Wajah Jackie muda terasa sangat computer, dan tidak mulus, sangat aneh, sehingga Hal ini terlalu mengganggu di semua adegan yang menampilkan General Zhao Zhang. Padahal plot General Zhao akan jauh lebih menarik tanpa gangguan visual yang buruk.

Teknologi mempermuda seorang aktor memang sudah banyak digunakan di film besar, seperti Indiana Jones 5 yang membuat Harrison Ford kembali muda. Tapi A Legend membuat Hal buruk wajah ini tampil terdepan, membuat mata sakit dari awal sampai akhir laga.

Koreografi kolosal lengkap

Film perang Tiongkok selalu berhasil membuat takjub dengan skalanya. Kali ini ratusan kuda diajak untuk berperang dengan koreografi yang luar biasa. Perang antar perang dan panah, berjibaku di atas kuda yang berlari, jadi daya jual utama film ini. Tapi semua gagal, karena kita fokus Ke anehnya wajah muda Jackie Chan yang gagal total.

Review A Legend (2024)
A Legend (2024) | © Bona Films

Pemilihan latar padang luas berbagai medan, memperkuat penceritaan sejarah di jaman itu. Dari mulai padang gurun, rumput bahkan area bersalju tebal, jadi tempat peperangan. Berbeda dengan latar modern yang bisa dibilang biasa saja. Adegan terakhir pun sangat terlihat sebagai green screen yang tidak nyata.

Akting jadi tertutup keburukan mayoritas

Selain efek wajah muda Jackie yang mengambil alih perhatian kita, cerita pun tidak terlalu fokus. Yang makin akin penyelesaian film hanya sebatas cerita di sebuah buku yang dibuat Prof. Fang. Keberlanjutan cerita tentang sejarah liontin giok jadi sampah yang tidak berguna, padahal sudah terus diulas dan dibawa di peperangan.

Review A Legend (2024)
A Legend (2024) | © Bona Films

Aktor dan aktris bintang pun tidak menonjolkan performa terbaik mereka dalam naskah yang amburadul. Eksekusinya sangat menggantung, penuh ketidakjelasan. Semua karakter terlihat sebagai pengisi perang saja, tidak dapat menjalankan cerita untuk menarik perhatian kita.

Secara keseluruhan, A Legend mungkin hanya akan disukai oleh sebagian segmen penonton. Secara pribadi penggemar film Jackie Chan dan film kolosal Tiongkok, ini film aneh yang  sangat membosankan. Tidak ada Hal menarik yang bisa diceritakan kembali, kecuali nama-nama pemerannya saja.



Movie Info – A Legend

Scroll to Top