Abigail sosok balerina anak perempuan ternyata vampire ganas?
Film horor thriller dari tim sutradara Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett, terlihat seperti drama kriminal penuh darah. Abigail dari Universal Pictures tayang di bioskop Indonesia pada 3 Mei 2024.
Jika kalian melihat trailernya di bawah, itu memberi tahu kita hampir semua hal yang perlu diketahui tentang film tersebut, sebuah film thriller horor berkonsep tinggi yang aneh tentang sekelompok penculik yang menculik seorang balerina vampir seukuran anak-anak.
Abigail (Alisha Weir) seorang vampir perempuan cilik, hanya benar-benar menjadi hidup ketika dia melirik atau mengintai mangsanya.
Plot kurang cerdik tak ada kejutan
Naskahnya terlihat tidak fokus akan satu hal. Teror Abigail yang harusnya jadi atraksi utama, tersaji hanya setelah babak kedua pertengahan film. Sangat sulit untuk diikuti di beberapa adegan dan ceritanya seakan terputus begitu saja.
Susunan cerita dan alur cukup berantakan, inkonsistensi ada di mana-mana. Kita benar-benar bingung dengan adegan perkelahian, motivasi karakter, tindakan, dan hubungan satu sama lain tidak masuk akal.
Ditambah lagi saat menontonnya terdapat banyak bahasa yang dimainkan secara aneh. Banyak dialog hanya memperkeruh cerita. Hubungan antar karakter tidak terjalin dengan latar belakang yang mumpuni. Motifnya terlalu dangkal, hanya berakhir menjadi mangsa vampir
Siapa tokoh protagonis utamanya? Abigail terpandang kadang-kadang sebagai objek. Karakternya yang tampak merendahkan dan orang lain menjengkelkan tanpa kehalusan dalam tindakannya.
Lalu kita akan mengira bahwa pahlawannya adalah Joey (Melissa Barrera). sangat tidak menarik sebagai seseorang yang dianggap sebagai pemimpin perjuangan mereka dan sangat dangkal.
Sayangnya tidak ada koneksi yang besar bagi penontonnya. Ya tentu saja kami akan mendukung orang-orang baik dalam hal ini dan membenci orang-orang jahat. Tapi, mulai kacau ketika kita tak tahu siapa yang jahat dan baik.
Sebuah ikatan bukanlah sesuatu yang terlihat dibangun oleh sebagian besar orang yang menonton ini. Walaupun bergaya dan terlihat bagus, tetapi ada sesuatu yang hilang untuk membuat ini benar-benar luar biasa.
Dereta cast bagus tidak dimanfaatkan
Apakah jajaran pemeran seperti ini melihat naskah yang cukup kacau? Dengan jajaran seperti Melissa Barrera, Kathryn Newton, bahkan Giancarlo Esposito sangat tidak menunjukkan bakatnya di sini.
Karakter aneh bertaburan hanya menyia-nyiakan cast. Mereka hanya disusun untuk menjadi gumpalan daging dan darah sepanjang film. Ini mungkin jadi bahan jualan film Abigail, memakan banyak darah korban.
Kemunculan sosok ayah Abigail (Matthew Goode) yang berada di sana di akhir laga dan hanya menit, malah terlihat lebih berperan penting ketimbang para pemain lainnya.
Hanya film pembunuhan sadis belaka
Vampire anak perempuan yang jadi momok sepanjang film, hanya terlihat membunuh dan menggigit korbannya sebagian kecil. Aksi mengerikannya sebagai vampir tersaji dari dialog-dialog saja.
Banyak juga yang menganggap visual efek CGI yang murahan dan mengerikan, pembangunan dunia yang sangat buruk hanya mementingkan gaya. Unsur balerina hanya sebagai embel-embel tidak penting ternyata.
Bagian tengah menuju akhir, kita hanya melihat darah berserakan di mana-mana. Gigitan demi gigitan sadis sama sekali tidak membuat kita takut. Kengerian gore sudah tidak lagi menakutkan di tingkat ini, misteri yang tipis tidak mendukung penyatuan emosi dan ketakutan kita.
Secara keseluruhan Abigail terlihat seperti film horor iseng, dengan vampir anak perempuan sebagai bahan jualan. Sisanya tidak ada yang menarik, dari mulai plot, karakter, visual, bahkan endingnya yang sangat biasa saja.