
Arthur The King lomba adventure menolong atau ditolong anjing?
Arthur the King disutradarai oleh Simon Cellan Jones, ditulis oleh Michael Brandt, dan dibintangi oleh Mark Wahlberg, Simu Liu, Ali Suliman Nathalie Emmanuel dan Juliet Rylance. Hal ini didasarkan pada peristiwa nyata “Arthur – The Dog Who Crossed the Jungle to Find a Home” oleh Mikael Lindnord.
Film ini diumumkan pada tahun 2019 sebagai rilis Paramount Players. Film tersebut dipindahkan ke Lionsgate pada Juni 2020 dan pembuatan film dimulai di Republik Dominika pada Januari 2021. Film ini dirilis di bioskop Indonesia pada 15 Maret 2024.
Selama sepuluh hari dan 435 mil (700 km), ikatan tak terpatahkan terjalin antara pembalap profesional petualangan Michael Light (Mark Wahlberg) dan anjing jalanan yang suka berkelahi bernama Arthur.

Berdasarkan kisah nyata yang luar biasa, Arthur The King mengikuti Michael Light (Mark Wahlberg), sangat membutuhkan kesempatan terakhir untuk menang, saat ia meyakinkan sponsor untuk mendukungnya.
Light mengumpulkan tim yang berisikan Leo (Simu Liu), Olivia (Nathalie Emmanuel) dan Chik (Ali Suliman) untuk lomba halang rintang dunia – Adventure Racing World Kejuaraan di Republik Dominika.
Saat tim didorong hingga mencapai batas luar ketahanan mereka dalam perlombaan, Arthur seekor anjing yang ditemukan di tengah laga, mendefinisikan kembali arti sebenarnya dari kemenangan, kesetiaan, dan persahabatan.
Plot sederhana menarik di setiap detiknya

Film ini didasarkan pada kisah nyata dan merupakan salah satu film bagus yang dapat dinikmati seluruh keluarga. Salah satu kekuatan terbesar film ini adalah temponya. Meskipun pace filmnya cepat, Arthur The King tidak pernah terasa tergesa-gesa dari segi apapun.
Ini adalah kisah yang luar biasa, sungguh inspiratif, dan penuh kekuatan kekeluargaan. Sedikitnya kalian akan terharu menangis setiap kali anjing itu melakukan sesuatu yang heroik, atau tetap kuat melalui cedera yang terlihat pada pertemuan pertama.
Ceritanya yang memang hanya fokus seputaran lomba, tetap menarik dari awal, bahkan hingga selesai lomba. Pengaruh Arthur atau drama yang ditimbulkannya dari perjalanan jauh, semakin mengikat emosi kita untuk menyaksikan, bagaimana nasib Arthur.
Visual petualangan gila lomba

Visual film ini sangat alami, menangkap keindahan alam terbuka dengan sinematografi yang memukau dan pengeditan yang mulus. Terbukti bahwa para kru mencurahkan sepenuh hati mereka untuk menghidupkan kisah nyata ini, dan dedikasi mereka terpancar di setiap frame.
Para aktor yang baik, membuat kita menghela napas di setiap rintangan mereka lalui. Tidak hanya berpacu waktu, 700 km perlombaan di semua medan, ditebalkan dengan empati kita terhadap Arthur yang bisa dibilang juga si anjing pemandu
Aksi fisiknya terasa tanpa henti, dan seseorang terlibat dalam aksi dan kelelahan atletik, yang membuat penonton terengah-engah dan mungkin setelahnya perlu tidur siang yang nyenyak. Sedikit special effect maupun CGI, tampil seimbang tanpa berlebihan.

Selebihnya kita ikut tengengah-engah dengan perjalanan mereka lari, bersepeda, sampai kayak, menyusuri setiap medan yang divisualkan dengan cantik. Ini bisa juga sebagai promosi perlombaan yang benar-benar menguras stamina.
Karakter kuat diisi cast ciamik
Penggambaran Mark Wahlberg tentang Mikeal Lindnord sungguh luar biasa. Dia memancarkan kepemimpinan dan kasih sayang, terutama terhadap Arthur, yang langsung membuatnya disayangi oleh penonton.
Tidak hanya Mark, namum, Simu Liu, Nathalie Emmanuel dan Chik memperkaya konflik yang ada di tim ini. Tak lupa penampilan Ukai sebagai Arthur menambah kedalaman dan pesona film, mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi.

Apa yang membuat Arthur The King benar-benar istimewa adalah kemampuannya untuk menarik perhatian para pecinta anjing ataupun sekedar pecinta film petualangan. Semua suguhan drama yang ada, mampu membuat kita lebih merasakan perlombaan lebih menegangkan.