
Asphalt City kehidupan para pekerja menolong orang di masa kritis
Asphalt City hanya dirilis di beberapa negara sebagai Black Flies. Film yang dibuat berdasarkan pada novel tahun 2008 Black Flies karya Shannon Burke. Film drama thriller yang disutradarai oleh Jean-Stéphane Sauvaire dan ditulis oleh Ryan King dan Ben Mac Brown.
Asphalt City dibintangi oleh Sean Penn, Tye Sheridan, Gbenga Akinnagbe, Raquel Nave, Kali Reis, Michael Pitt, Katherine Waterston, dan Mike Tyson.
Film ini yang telah lama berkembang awalnya memiliki Mel Gibson yang berperan sebagai Sean Penn pada tahun 2019 sebelum dia keluar atau digantikan karena alasan yang tidak diketahui.

Film ini mencoba menyajikan kenyataan pahit bagaimana rasanya menjadi EMT di kota besar seperti New York. Film ini tayang perdana di Festival Film Cannes ke-76 pada 18 Mei 2023. Film ini dirilis secara teatrikal oleh Roadside Attractions dan Vertical pada 29 Maret 2024.
Berkisah tentang Ollie Cross (Tye Sheridan) adalah seorang paramedis muda yang baru saja memulai di New York City, saat ia belajar untuk menjadi seorang dokter. Ditugaskan pada shift malam, dia langsung dijauhi oleh veteran Lafontaine (Michael Pitt)
Ollie bermitra dengan petugas medis yang lebih tua di Gene Rutkovsky (Sean Penn). Ollie agak terkejut dengan bahaya dan tragedi dari setiap panggilan, sementara Gene cukup berpengalaman untuk tidak membiarkan hal itu mengganggunya.

Sementara pria muda tersebut mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri, pasangan yang lebih tua memperlakukannya dengan cukup baik sehingga diharapkan bisa mempercepatnya.
Drama menegangkan penuh beban hidup
Sutradara Jean-Stéphane Sauvaire dengan inspirasi nyata dari “Bringing Out the Dead” karya Martin Scorsese, drama yang menegangkan ini ingin pemirsa menghargai beban unik yang dihadapi pekerja medis darurat.

Namun, pendekatannya untuk mencapai tujuan ini melibatkan banyak sekali sindiran yang terlalu literal terhadap paramedis sebagai penentu hidup dan mati. Ketika beberapa orang masih bergelut dengan masalah etika dan eksistensialisme.
Namun semua itu terkompensasi melalui semangat untuk menunjukkan pesan yang kuat kepada pemirsa. Asphalt City adalah film yang pasti membekas untuk kalian. Dan mungkin masih berpikir tentang adegan yang pernah dilihat dan kehidupan karakter serta apa yang terjadi pada mereka.
Duo Paramedis menyusuri New York dengan jiwa raga yang tidak kosong
Saat mereka menjawab panggilan 911 malam demi malam, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu mereka berdua. Ollie mengalami masalah dalam berhubungan dengan wanita yang ia kencani, saat berdebat dengan teman sekamar di apartemen kecilnya.

Sedangkan bagi Gene, perceraiannya yang baru-baru ini membebani dirinya, terutama ketika dia diberi kabar yang mengejutkan. Semuanya terlintas ketika sebuah panggilan telepon membuat mereka berselisih tentang apa, atau mungkin apa yang tidak, harus dilakukan terhadap pasien.
Ini adalah film yang diperankan dengan baik dengan dua pemeran utama yang menunjukkan chemistry yang baik. Chemistry Sean Penn dan Tye Sheridan, mampu mengangkat konflik lebih mengikat emosi kita.
Apalagi pada saat film masuk ke babak akhir, kalian makin suram, sudah angkat tangan dan mungkin menyerah. Masalah yang mereka hadapi ternyata tidak hanya menyelamatkan nyawa orang-orang tak berdaya.
Pertolongan korban tampil dengan nyata

Film ini diberi peringkat R untuk kekerasan, gambar berdarah, bunuh diri, bahasa, dan konten seksual, termasuk adegan tanpa busana dan berdurasi 2 jam.
Korban tembakan, serangan jantung, kelahiran prematur, gigitan anjing, kekerasan geng, dan penderita skizofrenia hanyalah contoh dari orang-orang yang kita temui sebentar dan dengan cepat diberhentikan.
Sejak awal film, kita akan disuguhkan gambaran cukup mengganggu, dan mungkin akan penuh sensor. Semua adegan “emergency” tampil jujur walau terkadang terlalu vulgar. Apakah orang biasa seperti kita akan tahan terhadap visual seperti itu? Kalian coba saja, kemungkinan kalian berpotensi menjadi petugas medis.

Asphalt City adalah pengalaman yang menyedihkan, dan memang sengaja demikian. Menjatuhkan kita semua ke dalam mimpi buruk di Kota New York (terutama Brooklyn), tanpa penebusan apa pun, melihat semua lintas kekelaman kota New York.
Film ini memperlihatkan seorang penolong juga butuh pertolongan. Tapi bagaimana? Hal itu dengan berhasil disampaikan secara kelam secara perlahan oleh sang sutradara.