Death Whisperer teror mengerikan ke sebuah keluarga di desa
Film terlaris dan jadi top 3 di Thailand akhir tayang di Indonesia dari Feat Pictures sejak 17 Januari 2024. Death Whisperer dalam bahasa Thailand ธี่หยด (Tee Yod) adalah film horor supernatural yang disutradarai oleh Taweewat Wantha.
Death Whisperer didasarkan pada cerita horor yang diposting di Pantip.com pada akhir Mei 2015, yang mendapat lebih dari 2.000 komentar dan diteruskan 130.000 kali. Ceritanya ditulis ulang menjadi novel yang dirilis pada tahun 2017 oleh penulis yang sama.
Ceritanya berkisar pada tahun 1972, sebuah keluarga yang tinggal sebuah desa yang tinggal di tengah hutan jauh dari peradaban kota di provinsi Kanchanaburi. Hidup sederhana dengan bertani, namun tidak dengan anak tertua mereka Yak (Nadech Kugimiya) yang merantau ke kota.
Putra lainnya bernama Yos (Kajbhunditt Jaidee) dan Yod (Peerakrit Phacharaboonyakiat). Lalu ada tiga putri yang masih bersekolah, masing-masing Yad (Denise Jelilcha Kapaun), Yam(Rattanawadee Wongtong), Yee (Nutthacha Padovan).
Tiba-tiba, suatu kejadian misterius dan mengerikan menimpa Yam. Yam pun jatuh sakit dengan gejala aneh. Hal ini terjadi tidak lama setelah salah satu wanita di desa yang sama meninggal karena alasan misterius.
Ekspresinya berubah menjadi menakutkan. Seiring dengan suara seram, Yad anak perempuan tertua sering mendengar Yam berbisik di tengah malam adalah pengulangan, “Tee Yod, Tee Yod” atau Death Whisperer.
Putra sulung Yak yang pulang ke rumah harus menghadapi masalah keluarga dari ancaman ancaman supranatural. Tapi, satu hal mengganjal adalah ayah mereka Hung (Paramej Noiam) tidak percaya akan hantu.
Keluarga tanpa tetangga
Latar jaman dahulu, jadi pengantar premis yang sangat mudah untuk dieksplorasi hal horornya. Prolog yang langsung fokus pada terornya, akan mempermudah jalannya plot yang menyasar sebuah keluarga.
Kita akan melihat kehidupan keluarga sederhana yang hidup dari bersawah di tengah hutan. Keakraban satu sama lain, menguatkan emosi dalam perlawanan melawan makhluk jahat nantinya.
Yak kakak tertua bisa dibilang sebagai karakter utama di sini. Semua beban nampak disematkan kepadanya, ketika adiknya melihat hal-hal gaib menakutkan. Teror yang dibuat perlahan, mempermudah kita mencerna apa yang ingin tampil sebagai konflik utama.
Kita juga akan fokus bagaimana keluarga ini menghadapi masalah misterius, dengan cara tradisional, namun masih dengan koridor akal sehat. Adegan mengerikan satu-per-satu ditunjukkan ke anak perempuan, yang mungkin menjadi objek teror terlemah dalam film.
Jumpscare diperkuat visual maksimal
Apresiasi setiap film horor yang memaksimalkan visualnya. Tidak memaksakan hal-hal mengerikan untuk muncul menakuti. Bahkan penampakan sosok misterius dalam film bisa dihitung dengan jari.
Sound efek dan scoring tajam untuk memperkuat jumpscare, sangat terasa. Bahkan saat visual belum terasa menyeramkan, suara-suara aneh sudah membuat bulu kuduk merinding.
Pemilihan latar waktu 70an dan tempat desa tengah hutan juga patut diacungi jempol. Banyak adegan di tengah sawah dan hutan, jadi fokus penting plotnya. Walaupun cuma di rumah kayu sederhana, terornya terus terasa di setiap adegan.
Prop, kostum, dan make up jadi point penting untuk memantapkan visual horornya. Gore penuh darah tidak tanggung-tanggung. Sejak prolog pun kita langsung disuguhkan adegan mengerikan penuh darah.
Terlalu banyak karakter
Satu keluarga enam anak? Sepertinya keluarga Hung ini belum mengenal KB di tahun 1972. Pemilihan cast yang terlihat “good looking” di sini mungkin jadi daya jual film ini. Keenam anaknya, bahkan orang tuanya bisa dibilang ganteng dan cantik.
Tapi kita fokus ke nuansa horor ya…. Teror misterius yang melanda keluarga ke anak perempuan, cukup mengerikan sejak awal. Karakter anak kelima Yam sangat cocok untuk menanggung hal itu.
Acting dari Rattanawadee Wongtong juga cukup brilian, bagaimana dirinya merubah kepribadiannya dari anak perempuan yang lugu menjadi garang seperti wanita jalang. Penyakit misterius yang langsung mengacu pada kesurupan.
Kesurupan ini diperkuat dengan kakaknya Yak, yang selalu jadi saksi pertama tingkah aneh Yam. Dan kakaknya Yak yang selalu protektif terhadap semua adiknya.
Peran Yad dan Yak sangat sentral di sini, tapi tidak dengan saudaranya yang lain. Seakan tidak berbuat apa-apa, kekhawatiran mereka hanya sekedar ketakutan dan mencari Yam saat hilang misterius.
Kedua orang tua tidak seimbang perannya. Sang ibu lebih dominan memperdalam emosi ketika anaknya terus sakit-sakitan, anehnya ayahnya sering tidak muncul di saat-saat genting, seperti hilang dari cerita.
Film horor Thailand memang terkenal menyeramkan dari segala aspek. Dengan latar belakang kuat, teror makhluk ke satu anak ini terus menghantui siapapun tanpa akhir.