Fullmetal Alchemist terlalu dibuat semirip mungkin
Jika kalian mengikuti serial animasi (anime) dari Fullmetal Alchemist, pasti banyak yang setuju bahwa film ini benar menyajikan sesuai dengan cerita animasi dan komiknya. Dari segi cerita, latar belakang, dan alurnya sama dan disesuaikan dengan cara film action fantasy di tahun 2018.
Bagi yang belum tahu akan animasi (anime) terlebih dahulu akan terasa tidak berat juga, karena pengenalan tokoh dengan latarnya tidak begitu rumit bisa dibilang singkat namun dapat terjelaskan. Mungkin beberapa kalian akan bingung akan kekuatan dari tokoh utama Aldrict.
Namun, seiring keseluruhan film akal mengetahui bagaimana dan tujuan kedua tokoh utama. Cerita yang terbilang kompleks, sisi cerita keluarga, pertemanan, percintaan, kemanusiaan, hingga politik di sajikan dalam film ini. Ini yang mungkin berat diterima dari sebegitu banyak cerita yang disajikan dalam film pertama. Semoga akan ada sekuel dari live-action Fullmetal Alchemist ini
Cast sempurna untuk para karakter
Jika kalian mengikuti serial anime, akan terasa apakah semua penokohan sang aktor dapat dibilang sukses. Para pemeran dalam film ini sudah tidak diragukan lagi. Seperti Ryosuke Yamada (Edward) pernah bermain di beberapa film sebelumnya (live action Assassination Classroom), sehingga peran Edward yang sentral di sini dari kesan serius dan lucu, terlihat bodoh akan terasa alami. Satu lagi Dean Fujioka (Roy Mustang) sebagai salah satu peran penting dan sangat cocok dalam karakter ini. Semua karakter terbilang sukses dalam cerita ini, sehingga para penonton awam dan para penonton anime sebelumnya akan puas.
CGI tanggung tak mengurangi keseruan
Beberapa efek dari alchemist terasa canggung, namun tidak banyak ditampilkan untuk penciptaan kreasi alchemist. Efek pertarungan malam dan situasi cinematography film terlihat sempurna. Ada beberapa tokoh akan terlihat CGI (Computer-Generated Imagery) efek animasi, tapi tidak mengurangi keseluruhan film, karena hanya sedikit sekali efek CGI pada tokoh. Beberapa jokes dalam anime tidak begitu terasa dalam film, sehingga terasa tidak balance antara cerita dan beberapa unsur di dalamnya