Ipar Adalah Maut ketika kisah perselingkuhan nyata yang bikin emosi
Ipar Adalah Maut diangkat dari kisah nyata tentang perselingkuhan yang dialami oleh salah satu pengikut Elizasifaa. Kisah yang dinarasikan dalam bentuk konten video oleh Elizasifaa, ramai diikuti netizen hingga membuat ceritanya viral. Hal itu terjadi karena cerita tersebut membuat banyak orang emosi. Bukan cuma lewat konten, di tangan Hanung Bramantyo, film ini berhasil menyajikan kisah yang sukses membuat penonton naik darah.
Dinaungi oleh MD Pictures, Ipar Adalah Maut dibintangi dua pemain kenamaan Indonesia, yakni Michelle Ziudith dan Deva Mahenra. Selain keduanya, bintang baru yang berhasil memukau penonton lewat penampilannya adalah Davina Karamoy.
Tayang sejak 13 Juni lalu, film ini sudah memperoleh angka penonton yang fantastis, sekitar empat jutaan. Angka tersebut terbilang tinggi, sebab biasanya hanya film bergenre horor yang akan mendapat banyak penonton.
Ceritanya sendiri mengikuti seorang wanita bernama Nisa (Michelle Ziudith) yang menikah dengan dosennya, Aris (Deva Mahenra). Pernikahan mereka bagai pernikahan negeri dongeng, sempurna. Lengkap dengan kelahiran putri mereka, Raya.
Sayangnya, masalah datang tanpa diduga. Ibu Nisa tiba-tiba menitipkan putri keduanya, Rani (Davina Karamoy), untuk tinggal bersama Aris dan Nisa. Rani tadinya menjaga jarak dengan Aris, tapi perlahan, celah hubungan terlarang terbuka. Dibelakang Nisa, Aris mengkhianati pernikahan dengan adik kandung istrinya sendiri.
Penasaran seperti apa filmnya? Simak review Ipar Adalah Maut di bawah ini!
Narasinya mengalun cermat, namun sedikit lambat
Hanung Bramantyo tampaknya memang sengaja memberikan alunan cerita dengan lambat, agar penonton bisa cermat mengikuti kisah yang ditampilkan. Adegan dimulai ketika pertama kali Nisa (Michelle Ziudith) dan Aris (Deva Mahenra) bertemu, jatuh cinta, menikah, hingga memiliki buah hati yang mereka sayangi.
Selain itu, awal pertemuan Aris dan Rani (Davina Karamoy) pun diperlihatkan. Saat itu, usia Rani masih kecil dan Aris datang untuk sekadar berkunjung menemui Nisa.
Durasi yang terbilang lama untuk kategori film drama, membuat Ipar Adalah Maut menyajikan setiap kisah secara detail dan juga dibumbui unsur dramatis yang lebih kuat. Sang sutradara nampaknya ingin membuat penonton merasa dekat dengan keluarga Aris dan Nisa, agar saat badai datang menghampiri rumah tangga tersebut, emosi yang dirasakan akan tersampaikan ke hati penonton.
Hal itu memang membuahkan hasil. Ketika karakter Nisa sedang dirundung perasaan amarah, penonton turut merasakannya. Bahkan merasa iba, karena sekali lagi cerita ini diambil berdasarkan kisah nyata.
Penampilan para pemain yang menjanjikan
Selain cerita yang disajikan secara detail, para pemain yang terlibat juga secara piawai menampilkan kemampuan aktingnya dengan penuh menjanjikan. Michelle Ziudith mampu membangun chemistry yang lembut dengan suami dan anaknya. Dia juga menjadi sosok kakak yang penyayang dan anak yang patuh pada ibunya.
Deva Mahenra sebagai Aris juga memberikan penampilan yang bagus. Dia mampu tampil sebagai sosok suami yang penyayang keluarga, namun di satu sisi memperlihatkan kelakuan bejatnya lewat perselingkuhan dengan saudara iparnya, Rani.
Penampilan yang mencuri perhatian penonton tak lain adalah Davina Karamoy. Secara mengejutkan, Davina berhasil menghidupkan karakter Rani yang menyebalkan. Setiap gestur yang ditampilkan mampu membuat penonton kesal. Rasanya ingin menjambak rambut panjangnya. Walaupun sangat disayangkan, menuju akhir, karakternya sedikit menurun.
Visual dan skoring yang mendukung suasana
Dalam film, tak lengkap bila tak membahas visual dan skoring yang ditampilkan. Hanung Bramantyo banyak menampilkan variasi sudut pengambilan gambar dengan detail yang melimpah. Pergantian adegan satu ke adegan berikutnya pun tersaji mulus. Penggunaan tone warna pun membaik, tidak terlalu kuning ataupun biru.
Dari sisi skoring, Ipar Adalah Maut menampilkan backsound yang sesuai dengan adegan. Sehingga penonton ikut merasakan bagaimana suasana dalam film. Pemilihan soundtrack lagu dari Lyodra dengan judul “Tak Selalu Memiliki” dan Mytha Lestari lewat judul “Tak Pantas”, sangat cocok menggambarkan kisah keseluruhan dari film ini. Membuat penonton yang mendengarkan lagunya, kembali mengingat adegan yang ditampilan.
Ipar Adalah Maut menjadi tontonan drama yang membuat penonton misuh-misuh. Adegan emosional berhasil sampai ke penonton, sehingga mereka turut merasakan apa yang dirasakan para karakternya. Durasi yang lumayan lama, membuat film ini menyajikan setiap kisah dengan detail yang banyak. Walaupun klimaks yang ditampilkan sedikit kurang greget.
Para pemain yang terlibat saling bersatu padu memberikan penampilan terbaik mereka dengan menjiwai karakter masing-masing. Penonton ikut merasa iba dengan karakter Nisa dan merasakan emosi hingga ingin memarahi karakter Aris dan Rani secara langsung.
Untuk ukuran film berdasarkan kisah nyata, Ipar Adalah Maut berhasil mempertahankan inti dari cerita yang viral tersebut. Meski terdapat beberapa polesan agar film ini tampil dengan dramatis. Buat kamu yang suka tontonan drama lokal, maka Ipar Adalah Maut wajib disaksikan!