Monkey Man meluapkan dendam yang terkubur sejak kecil
Film dari sutradara Dev Patel tahun 2024, debutnya dalam film aksi bela diri Monkey Man telah menggemparkan dunia. Patel tidak hanya membintangi film tersebut, tetapi ia juga menjabat sebagai sutradara, menjadikannya proyek yang penuh gairah selama bertahun-tahun dalam pembuatannya.
Monkey Man akhirnya rilis di bioskop Indonesia pada 29 Mei 2024. Film bela diri yang ceritanya berpusat pada Kid (Dev Patel), seorang pria yang kurang beruntung yang terpaksa mengatur perkelahian sebagai persona monyet bertopeng.
Dipicu oleh keinginan mendalam untuk membalas dendam, Kid memulai upaya kekerasan untuk menjatuhkan mereka yang bertanggung jawab atas kematian ibunya.
Namun, film ini lebih dari sekedar kisah balas dendam sederhana. Berbagai sudut pandang menunjukkan bahwa Kid menjadi simbol bagi kaum marginal, menggunakan keahliannya untuk melawan sistem yang korup.
Aksi solo khas balas dendam
Karakter Kid ini akan terus menonjol sejak awal hingga akhir. Beberapa kilas balik dirinya waktu kecil terus memupuk emosi kita ke tingkat lebih dalam. Luka yang dirasakan Kid makin jelas sampai aksinya terbalaskan di akhir laga.
Alur film berjalan cukup cepat, sehingga kalian penonton harus cermat dengan kisah hidup dewasa kid. Bagaimana dirinya membuka jalan untuk aksinya sendiri. Bukan tanpa hambatan, ini bukan kisah John Wick dengan segala skill yang mumpuni.
Karakter utama di Monkey Man, hanya sebatas ambisi dan emosi. Perjalanan jatuh bangun karakter kita rasakan, bahkan sampai penghujung maut. Karakter pendukungnya pun tampil luar biasa membuat plot dari karakter utama semakin menonjol.
Karakter antagonis yang dibangun sedemikian rupa, bahkan membutuhkan belasan dan puluhan tahun, untuk membuat kuasa dari sang lawan begitu powerful. Dengan bubuhan mitologi India, kita akan terbuai dengan kekuatan tekat mengalahkan segalanya.
Tontonan aksi berkelas dunia
Monkey Man tidak malu dengan pengaruhnya. Perbandingan telah dilakukan dengan aksi klasik seperti “John Wick” dengan koreografi pertarungan brutal dan jumlah tubuh yang tinggi.
Namun film ini juga menyuntikkan identitas budaya yang dinamis. Difilmkan di india (karena pembatasan pandemi di India), film ini memasukkan unsur mitologi India, khususnya dewa monyet Hanuman, yang menjadi inspirasi kepribadian Kid.
Patel tidak ragu untuk memperlihatkan koreografi super kejam. Dengan banyak pertarungan jarak dekat, visual mengerikan tampil sejak awal laga. Baku hantam, baku tembak, bahkan ledakan-ledakan serta kejar-kejaran di jalan raya begitu menguras adrenalin.
Soundtracknya memadukan pengaruh India dan barat, menciptakan pengalaman yang unik. Beberapa scoring pendukung, menambah seru aksi-aksi cepat penuh darah.
Proyek penuh gairah Dev Patel
Untuk mewujudkan film Monkey Man tidaklah mudah. Patel dilaporkan menghabiskan enam tahun mengembangkan film tersebut, menghadapi rintangan produksi dan bahkan skeptisisme studio terhadap potensi genre tersebut.
Dedikasinya membuahkan hasil, dengan Monkey Man menjadi sukses box office dan menerima ulasan positif setelah rilis di beberapa negara. Banyak kritikus memuji penampilan dan arahan Patel, menyoroti rangkaian aksi penuh gaya dan komentar sosial dari film tersebut.
Monkey Man lebih dari sekedar film balas dendam. Ini adalah film yang memadukan identitas budaya dengan sensasi film aksi, menawarkan perspektif segar tentang genre tersebut.