Review Film Kabut Berduri (2024)

Kabut Berduri, Penyelidikan penuh misteri dibalik kasus pembunuhan berantai di Pulau Borneo

Kabut Berduri merupakan film terbaru garapan sutradara Edwin yang sebelumnya sukses mengarahkan film adaptasi novel berjudul sama, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Film ini diproduksi oleh Palari Films dengan kolaborasi bersama Netflix sebagai distributor. Selain menjadi sutradara, Edwin juga ikut serta dalam penulisan naskah bersama Ifan Ismail.

Sudah tayang sejak 1 Agustus, Kabut Berduri dibintangi sederet pemain ternama, seperti Putri Marino, Lukman Sardi, Yoga Pratama, Nicholas Saputra, Yudi Ahmad Tajudin, Kiki Narendra, dan Yusuf Mahardika.

Kabut Berduri (2024)
Kabut Berduri (2024) | © Netflix

Kabut Berduri menceritakan tentang seorang petugas kepolisian bernama Sanja (Putri Marino), yang datang dari Jakarta ke Pulau Borneo, perbatasan Indonesia-Malaysia, untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai. Namun, dalam penyelidikan tersebut Sanja harus menghadapi masa lalunya yang berkaitan dengan kasus tersebut.

Lantas, bagaimana Sanja menemukan dalang dibalik pembunuhan berantai yang terus menerus terjadi di Pulau Borneo? Berhasilkan dia mengatasi trauma masa lalu yang selalu menjadi bayang-bayangnya?

Penceritaannya pelan dan intens
Review Kabut Berduri (2024)
Thomas, Sanja, Pak Panca (Lukman Sardi) – Kabut Berduri (2024) | © Netflix

Sedari filmnya dimulai hingga akhir, sisi penceritaan yang ditampilkan mengalun dengan perlahan dan intens. Sang sutradara seolah tak mau buru-buru untuk memberitahu penonton tentang siapa sebenarnya pelaku pembunuhan tersebut. Hal ini menjadi nilai plus, karena penonton dibiarkan untuk mengenal lebih jauh tentang para karakter utamanya.

Alhasil, ketika ada masalah yang terjadi pada Sanja atau Thomas (Yoga Pratama), penonton ikut merasa cemas dan khawatir tentang nasib keduanya. Penceritaan yang pelan juga mengenalkan penonton ke situasi dan kondisi yang terjadi di daerah perbatasan.

Dengan mengambil tema misteri, membuat film ini selalu memberikan pertanyaan tentang siapa pelaku sebenarnya. Penonton dibuat bertanya-tanya dan menebak dengan petunjuk yang sedikit. Sesekali tebakan mengarah pada satu karakter, namun setelah kebaikan yang dilakukan karakter tersebut membuat penonton kembali goyah.

Cerita Kabut Berduri dibangun dengan plot yang kompleks dan penuh teka-teki. Kisah seorang detektif yang berusaha mengungkap kasus pembunuhan di tengah hutan Kalimantan ini dibalut dengan misteri yang semakin dalam seiring berjalannya cerita.

Sinematografi dan akting yang memukau
Kabut Berduri (2024)
Sanja (Putri Marino) | © Netflix

Salah satu kekuatan utama Kabut Berduri adalah sinematografi yang memukau. Pemandangan alam Kalimantan yang eksotis, dipadukan dengan pencahayaan yang dramatis, berhasil menciptakan atmosfer mencekam dan misterius. Setiap frame seolah-olah menjadi lukisan yang indah namun menyimpan kegelapan di baliknya.

Para pemain Kabut Berduri berhasil menghidupkan karakter-karakter mereka dengan sangat baik. Putri Marino sebagai Sanja, sang detektif, tampil memukau dengan akting yang kuat dan penuh emosi. Yoga Pratama dan Lukman Sardi juga memberikan penampilan yang solid, menambah kedalaman pada cerita.

Film ini mengajak penonton untuk menyelami misteri pembunuhan di tengah hutan belantara Kalimantan, di mana adat istiadat dan konflik sosial saling berkelindan. Penggabungan antara unsur kriminal, mistis, dan sosial membuat penonton terus menerus dibuat penasaran dan berusaha mencari jawaban atas setiap pertanyaan yang muncul.

Akhiri kisah dengan open ending
Review Kabut Berduri (2024)
Nicholas Saputra dan Sanja (Putri Marino) | © Netflix

Kabut Berduri memilih akhir kisah dengan open ending. Penonton dibuat terkejut dengan kematian pak Bujang yang dibuat sama seperti korban pembunuhan lainnya. Putri Marino yang tak sengaja sedang berada di jalan, terhenti sejenak dan diam melihat kondisi mayat pak Bujang. Hal itu seolah menguatkan pemikiran penonton bahwa ada sosok lain yang menjadi pelaku pembunuhan berantai di pulau Borneo tersebut.

Meski begitu, ada sebagian penonton yang kurang menyukai pilihan open ending ini. Sebab, mereka sudah kepalang penasaran dan narasi yang diceritakan juga sudah mendalam. Namun, tentu akan jadi penantian yang menarik jika memang Edwin akan membuat sekuel untuk film Kabut Berduri.

Kabut Berduri adalah sebuah film perpaduan menarik antara thriller kriminal dan eksplorasi budaya. Film ini berhasil menciptakan atmosfer mencekam yang membuat penonton terus bertanya-tanya. Akting para pemain, terutama Putri Marino yang memukau, berhasil membawa kita masuk ke dalam dunia yang penuh misteri.

Review Kabut Berduri (2024)
Kabut Berduri (2024) | © Netflix

Namun, alur cerita yang lambat dengan ending yang terbuka tidak menjadikan film ini dapat dinikmati semua kalangan. Meski begitu, Kabut Berduri tetap menjadi sebuah film yang berani dan layak untuk ditonton. Kabut Berduri sangat cocok bagi penonton yang menyukai film thriller dengan nuansa misteri yang kuat, serta bagi mereka yang tertarik dengan eksplorasi budaya dan sosial.



Kabut Berduri – Movie Info

Scroll to Top