Project Silence jadi bencana untuk sebagian masyarakat sipil yang tak tau apa-apa
Sebuah film thriller Korea kembali hadir di bioskop Indonesia, Project Silence karya sutradara Kim Tae-Gon dari tulisannya bersama Kim Yong-Hwa. Film ini rilis di bioskop Indonesia pada 12 Juli 2024.
Project Silence diputar di bagian “Midnight Screening” di Festival Film Cannes ke-76 pada 21 Mei 2024. Diperankan oleh deretan binatang seperti Lee Sun-kyun sebagai Cha Jung-Won, Ju Ji-Hoon sebagai Jobak, Kim Hee-won sebagai Dr.Yang, Kim Su-an sebagai Cha Kyung-Min, dan beberapa peran pendukung lainnya.
Berlatar di sebuah jembatan yang menghubungkan antara bandara dan kota Seoul berada di ambang kehancuran, dan semua korban selamat menjadi sasaran. Karena kondisi cuaca yang memburuk, jembatan bandara menjadi tidak dapat diprediksi.
Orang-orang terisolasi di jembatan yang berada di ambang kehancuran akibat serangkaian tabrakan dan ledakan. Di tengah kekacauan ini, anjing percobaan militer ‘Project Silence’, yang diangkut secara rahasia, dilepaskan, dan semua yang selamat menjadi sasaran mereka.
Anjing-anjing uji coba ini tanpa pandang bulu menyerang para penyintas, menciptakan situasi yang tidak terkendali. Adakah orang yang selamat dari peristiwa mengenaskan ini?
Kesampingkan plot yang aneh
Jika dilihat secara garis besar, premis film ini terlalu sempit dan aneh. Project anjing militer yang menjadi gila di saat tabrakan beruntun karena kabut tebal terlalu mengada-ada. Memang film ini menjual ketegangan di dalamnya.
Dari drama seorang anak dan ayah yang bekerja di pemerintahan, nampak klise belaka. Semua hubungan antar karakter dan ceritanya, terlihat hanya dihubungkan agar lebih mudah dicerna. Ada baiknya, sehingga kita fokus akan ketegangan teror anjing-anjing gila ini.
Walaupun bermula dari kecelakaan, lalu berakibat jembatan yang hampir putus. Kekacauan yang timbul satu demi satu, membuat kita sebagai penonton ikut greget. Apalagi dari karakter Cha Jung-won (Lee Sun-kyun) yang bisa dibilang pusat penjalan plot.
Dalam film ini, para karakter menjalankan perannya dengan cukup seimbang. Dari mulai peran utama, hingga karakter pendukung yang sebenarnya tidak berhubungan satu sama lain di awal laga.
Penghubung antar karakter dalam situasi genting, menjadi satu-satunya hal yang menarik dan menyenangkan dinikmati secara santai. Sisanya jantung kita akan dipacu dan dibuat gregetan dengan sampai akhir laga.
Penampilan di depan layar memicu ketegangan
Semua adegan menegangkan tergambar dari tiap gambar yang kita lihat. Dari mulai kecelakaan awal sudah membuat jantung kita terpacu. Ditambah lepasnya para anjing percobaan yang bisa dibilang ganas dan tidak pandang bulu.
CGI para anjing terasa sangat real menyerang para orang-orang. Bahkan adegan sadis mencabik-cabik para korban, tidak segan untuk tampil dalam film ini. Teror para anjing ini diperkuat dengan latar jembatan hanya sekitar sepanjang 50 meteran.
Para penyintas harus bertahan hanya di sepanjang jembatan yang bisa mereka lalui. Dan tidak akan bisa kabur untuk ke laut, karena jaraknya yang sangat jauh. Mempersempit latar menjadi tumpukan mobil tak bisa jalan.
Film korea tentang kejadian atau bencana sudah jagonya. Semua visual antara latar tempat, prop mendukung, bahkan hingga serangan brutal para anjing, berhasil membuat kita deg-degan.
Penyelesaian “happy ending” terlalu klise
Walaupun endingnya sudah kita ketahui, tapi menikmati alur yang naik turun jadi kesenangan sendiri. Tidak ada plot twist berarti dalam film ini, mungkin sejak awal kalian sudah menduga siapa dalangnya.
Dengan penutupan film seperti ini, nampaknya jadi pemuas para penonton yang sepanjang 96 menit terus dibuat tegang. Bahkan hampir tidak mempedulikan plot dan garis besar tujuannya.
Secara keseluruhan Project Silence jadi sajian ringan tapi berisi padat. Sajian ketegangan bertubi-tubi menjadi kesukaan para pecinta film thriller.
