Sound of Freedom, God’s Children Are Not for Sale
Sebuah sajian film drama kriminal semi biodgrafi Amerika Serikat tahun 2023. Sound of Freedom disutradarai oleh Alejandro Monteverde dan ditulis oleh Michael Ransom. Sound of Freedom akhirnya tayang di bioskop Indonesia 24 Januari 2024.
Film ini diangkat dari kisah nyata operasi penyelamatan anak-anak dari perdagangan seks yang dipimpin oleh Tim Ballard, seorang mantan agen khusus Homeland Security Investigations (HSI). Film ini meraih keuntungan 250 juta dollar AS atau sekitar 4 triliun rupiah, dengan budget sekitar 14,5 juta dollar AS.
Film ini bercerita tentang kisah nyata Tim Ballard (Jim Caviezel), seorang mantan agen khusus pemerintah AS yang mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan anak-anak dari perdagangan seks. Ketika ditugaskan untuk menyelidiki jaringan perdagangan seks anak di Kolombia, Tim menemukan kengerian yang tak terbayangkan.
Dia menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak yang tidak bersalah diperdagangkan dan dieksploitasi oleh para pelaku kejahatan. Didorong oleh tekad dan rasa kemanusiaan, Tim membentuk organisasi nirlaba “Operation Underground Railroad” (O.U.R.) yang bertujuan untuk menyelamatkan anak-anak dari perdagangan seks.
Melalui operasi rahasia yang berbahaya, Tim dan timnya menyusup ke jaringan perdagangan seks dan menyelamatkan anak-anak yang terperangkap di dalamnya.
Eksekusi kisah nyata yang
Sound of Freedom membawa kita ke dalam kisah nyata yang menegangkan tentang perdagangan anak dan pedofil. Meskipun film ini berhasil menonjol dalam beberapa aspek, tetapi juga menghadapi beberapa hambatan yang mempengaruhi pengalaman menonton secara keseluruhan.
Salah satu kekuatan yang mencolok dari film ini adalah eksekusi yang sangat baik terhadap kisah nyata yang “menantang”. Membangun narasi yang meyakinkan di sekitar topik yang sensitif bukanlah hal yang mudah, tetapi para pembuat film berhasil menyampaikan kisah yang dapat membuat terkesan.
Film ini berhasil menyampaikan pesan yang kuat, mengungkapkan kebenaran kelam tentang perdagangan anak. Film ini menghadapi kebenaran yang mengganggu seputar masalah ini, mendorong penonton untuk merenungkan keberatan dari masalah tersebut.
Sound of Freedom dengan cemerlang membawa cerita penuh lingkaran, menghubungkan awal dan akhir dengan cara yang bermakna. Keberhasilan ini menambahkan lapisan kohesi pada naratif secara keseluruhan, menciptakan perasaan kelengkapan.
Kepadatan konflik dari satu karakter
Pacing film dijaga dengan baik, mencegahnya terasa seperti pengalaman dua jam yang panjang. Narasinya mampu menjaga keterlibatan sepanjang film, membuat penonton terus terpaku pada perkembangan cerita.
Akting yang luar biasa, terutama dari Jim Caviezel dan para aktor cilik berbakat, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap realisme film. Penampilan tersebut membangkitkan emosi yang tulus, memungkinkan penonton untuk terhubung dengan karakter secara mendalam.
Meskipun memiliki kekuatan-kekuatan tersebut, Sound of Freedom berhadapan dengan isu yang mencolok, rasa bahwa film ini terdiri dari dua cerita yang berbeda karena pengaturan dan karakter yang berbeda.
Transisi antar adegan yang canggung
Namun, dari sisi negatif, editing film mendapatkan kritik karena transisi yang aneh. Transisi antar adegan mungkin terasa canggung atau mengganggu, mempengaruhi alur cerita.
Film dengan masalah yang bersifat cukup subyektif, hal ini memberikan pengalaman menonton yang kurang mulus bagi sebagian penonton. Sebagai tambahan, Tim sangat cerdas dan berani. Karena melakukan ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Secara keseluruhan, Sound of Freedom mendapat apresiasi tinggi karena eksekusi yang luar biasa terhadap kisah nyata yang menantang, penampilan yang luar biasa, dan pesan yang kuat tentang perdagangan anak.
Namun, film ini menghadapi tantangan dalam menjaga koherensi karena struktur naratif ganda dan keanehan yang dirasakan dalam editing. Meskipun demikian, film ini berhasil menyajikan pengalaman yang menggugah dan membuat kita sadar akan realitas perdagangan anak.
