Review Film – Spider-Man Across the Spider-Verse (2023)

Spider-Man Across the Spider-Verse pemuas penggemar Spiderman

Spider-Man hadir kembali dalam bentuk animasi, setelah film pertamanya yang berselang 5 tahun. Spider-Man Across the Spider-Verse masih berdasarkan pada karakter Marvel Comics, yaitu alternatif universe Spider-Man dari Miles Morales. 

Spider-Man Across the Spider-Verse sebenarnya tertunda sejak Oktober tahun lalu, film ini rilis di seluruh bioskop Indonesia pada 31 Mei 2023. Film sekuel langsung dari film ini adalah Spider-Man: Beyond the Spider-Verse, dijadwalkan rilis pada 29 Maret 2024.

Film ini akan berfokus pada hubungan antara Miles yang diperankan oleh Moore dan Gwen. Spider-Man: Across the Spider-Verse disutradarai oleh Joaquim Dos Santos, Kemp Powers, dan Justin K. Thompson, dari skenario yang ditulis oleh Phil Lord, Christopher Miller, dan David Callaham. 

Diproduksi oleh Columbia Pictures dan Sony Pictures Animation bekerja sama dengan Marvel Entertainment dan Hyundai untuk memproduksi animasi ini. Spider-Man Miles Morales memprakarsai latar belakang multiverse alam semesta alternatif yang disebut “Spider-Verse“.

Spider-Man Across the Spider-Verse (2023)
Spider-Man Across the Spider-Verse (2023) | © Sony Pictures
Masalah baru dengan Spider-Society dan Multiverse

Berlatar setahun setelah peristiwa Spider-Man: Into the Spider-Verse tahun 2018, Miles Morales (Shameik Moore) secara tak terduga didatangi kembali oleh Gwen Stacy (Hailee Steinfeld), untuk menyelesaikan sebuah misi untuk menyelamatkan seluruh semesta Spider-People dari sang villain Spot (Jason Schwartzman)

Kekuatan Spot yang dapat membuat lubang portal ke mana saja, membuat masalah besar. Miles menerima tantangan tersebut, di mana ia dan Gwen melakukan perjalanan melalui Multiverse bersama-sama dan bertemu dengan sekelompok Spider-People yang dikenal sebagai Spider-Society.

Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023)
Spider-Man 2099 alias Miguel O’Hara – Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023) | © Sony Pictures

Spider-Society dipimpin oleh Spider-Man 2099 alias Miguel O’Hara (Oscar Isaac). Namun, Miles mendapati dirinya berselisih dengan Miguel dan Spider-Society tentang bagaimana menangani ancaman Multiverse yang begitu nyata.

Masih sama seperti film pertama. Tumbukan antar universe, membuat masalah yang lebih besar tentang multiverse. Begitu banyak Spider-Man yang ada di alternatif universe lain, atau dalam penyebutan Marvel Earth-(nomor alternatif). Sejak film pertama Into the Spider-Verse, kita dikenalkan dengan terdapat banyak Spider-Man dan ceritanya masing-masing.

Multiverse diperkuat dengan film MCU Spider-Man No Way Home (2021). Persilangan antar universe yang terjadi akan menimbulkan masalah. Melanjutkan film pertama Spider-Verse, Kingpin membuat masalah dengan teknologi yang berimbas pada konflik utama di 2 film selanjutnya, termasuk Spider-Man Across the Spider-Verse dan Spider-Man: Beyond the Spider-Verse di 2024 nanti.

Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023)
Miles Morales vs. Spider-Sociey – Spider-Man Across the Spider-Verse (2023) | © Sony Pictures

Seperti yang kalian lihat di trailer, Miles menjadi kontra dengan para Spider-People lainnya akan masalah universe. Perbedaan pemikiran menjadi masalah utama Miles vs. Spider-Society. Diperkuat karakter Miguel O’Hara yang menjadi Spider-Man 2099, terlalu dominan menjadi Spider-Man yang serius mengatasi masalah multiverse ini.

Spider-Man 2099, yang sudah pasti dari masa depan, lebih melihat secara nyata, ancaman jika mengacaukan universe lain. Menghindari hal tersebut, Miguel hanya mau merapikan timeline, atau takdir yang seharusnya terjadi. Sempat juga disinggung, Doctor Strange yang ikut ambil andil dalam kekacauan multiverse ini. Mungkinkan Spider-Man Miles Morales termasuk dalam jajaran MCU?

Dilema seorang Miles Morales menjadi Spider-Man 

Karakter Spider-Man lebih banyak diisi oleh remaja tanggung, dengan pemikiran yang cukup liar. Peter Parker yang sering kita lihat juga masih remaja. Tapi berkebalikan di Across the Spider-Verse, Peter Parker sudah dewasa dan masih melanjutkan menjadi mentor Miles Morales.

Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023)
Jefferson Davis (ayah), Miles Morales, Rio Morales (ibu), – Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023) | © Sony Pictures

Miles yang tampak masih belum bisa membagi waktu antara menjadi superhero dan menjadi anak sekolah seperti biasa. Kehidupan sekolahnya terbilang masih lancar, tapi banyak hal yang dirinya tertinggal, hingga bermasalah di keluarganya juga.

Masalah dengan kedua orang tua Miles, diperdalam di film kedua ini. Seperti film pertama, kematian Paman Aaron menjadi pukulan berat buat Miles. Namun, kesedihan tersebut tidak terlalu terlihat di sini. Kerinduan dengan Gwen lebih nyata, daripada menyelesaikan masalah dunia ketika dirinya hanya warga Brooklyn berusia 15 tahun pada umumnya.

Pentas seni animasi menjadi maha karya

Animasi Across the Spider-Verse meningkat tajam, dan menunjukan pesona penggambaran karakter yang luar biasa. Tergambar dari karakter utama, dengan upgrade suit , detail kostum Miles dan Gwen terlihat dengan jelas, dan  begitu memanjakan mata saat mereka berayun dengan jaring ke seluk-beluk sudut kota.

Spider-Man Across the Spider-Verse (2023)
Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023) | © Sony Pictures

Seni animasi yang sangat epic, sejuta gaya cara penyampaian, walau hanya di satu adegan. Diperkuat dengan prolog tajam dari Gwen melawan Vulture dari jaman Renaissance, gaya gambar monokrom coklat, dan latar museum seni, mengisyaratkan sepanjang 2 jam lebih, kalian akan disuguhkan pertunjukan animasi juara yang luar biasa dari Sony Animation.

Setiap adegan dengan nuansa berbeda, digambarkan berbeda dan masih dengan sedikit glints (dengan gaya berbeda dengan film pertama) untuk menunjukan latar Spider-Verse-nya. Perpaduan warna juga terlihat lebih menyatu ketimbang film pertamanya. 

Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023)
Spider-Punk alias Hobie – Spider-Man Across the Spider-Verse (2023) | © Sony Pictures

Karakter Spider-People yang semakin banyak pun bukan menjadi halangan bagi para artist beradu gaya. Tiap karakter berbeda cara penggambarannya. Jika pada film pertama ada Spider-Noir serba hitam, kali ini Spider-Punk dari Hobie (Daniel Kaluuya) dengan gaya paling menonjol, terus berganti gaya penggambaran menyiratkan seorang yang menentang segala bentuk kapitalis dan politisasi – rebel.

Pecinta Spider-Man wajib banget nonton

Bagi kalian penggemar Spider-Man pasti akan 200% terpuaskan dari keseluruhan film. Walau ini hanya film animasi, ekspektasi kalian yang pasti sudah setinggi gunung untuk film Marvel, akan dilampaui dengan hadirnya banyak kejutan. Waralaba Spider-Man semua tumbah di film ini, walau tidak semua, tapi tetap memuaskan banyak penonton.

Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023)
3 versi SpiderMan – Spider-Man Across the Spider-Verse (2023) | © Sony Pictures

Tak hanya dari animasi film pertama, jika kalian pernah bermain game Spider-Man, baik dari Imsomniac Playstation, atau versi Spider-Man Unlimited, dan juga karakter fiksi untuk humor parodi juga ikut masuk. Spider-Man seorang superhero ramah dan pastinya kocak penuh canda tawa, akan keluar semua di sini.

Kalian akan terhibur, baik dari sisi aksi dengan jaring, kejar-kejaran parkour antar gedung, dialog super lucu dari tiap karakter, dan beberapa visual sederhana yang menyenangkan untuk di tonton. Sayangnya film ini seperti part 1 untuk satu masalah besar yang di bawa sang villain utama Spot.



Movie Info

Scroll to Top