Review Film – The Bricklayer (2024)

The Bricklayer tukang bata selamatkan wajah CIA di mata dunia

The Bricklayer disutradarai oleh Renny Harlin dan ditulis oleh Hanna Weg dan Matt Johnson, yang didasarkan pada novel tahun 2010 yang berjudul sama karya Paul Lindsay. Bergenre aksi thriller dibintangi oleh Aaron Eckhart, Nina Dobrev, dan Clifton Collins Jr. The Bricklayer rilis di bioskop Indonesia XXI pada 17 Januari 2024. 

Film ini berkisah tentang Steve Vail (Aaron Eckhart), mantan agen CIA yang dipecat karena membangkang. Dia tinggal di Bucharest, Rumania, sebagai tukang batu, ketika dia dipaksa kembali ke dunia mata-mata untuk membantu menyelidiki serangkaian pembunuhan jurnalis yang diklaim oleh seorang penyusup CIA.

Vail bekerja sama dengan Kate Bannon (Nina Dobrev), seorang analis CIA, untuk mengungkap kebenaran tentang pembunuhan tersebut. Mereka segera menyadari bahwa mereka berhadapan dengan musuh yang sangat berbahaya dan cerdik.

Alur cerita klise
The Bricklayer (2024)
Kate & Vail – The Bricklayer (2024) | © Vertical Entertainmet

Walaupun mantan CIA yang kembali beraksi, Steve terus menyajikan kepadatan cerita pencariannya membuat kita sebagai penonton terjaga. Premis suatu ancaman dari seorang yang juga mantan CIA, sepertinya telah banyak jadi plot film aksi Hollywood.

Premis duel strategi duo ex-CIA ini tidak terjadi seperti apa yang kita harapkan. Villain utama Radek (Clifton Collins Jr.) bahkan hanya mendapat sedikit penampilan. Rivalitas Vail dan Radek, kurang dimaksimalkan, sehingga ancaman dari sang penjahat utama tidak terlalu terasa.

Tindakan Radek yang hanya membunuh para jurnalis untuk mengkambing-hitamkan CIA, terlihat kurang kejam. Situasi genting menggunakan Vail kembali, hanya sebatas mantan rekan lapangannya, tidak lebih.

Ancaman dapat memicu perang dunia, sepertinya hanya isapan jempol. Tanpa banyak liku dan latar belakang kuat, alur film sebenarnya akan lebih ringan tapi cenderung membosankan. 

The Bricklayer (2024)
The Bricklayer (2024) | © Vertical Entertainmet

Bagian akhir juga klise, mungkin karakter-karakter yang muncul sedikit sudah kalian duga menjadi kunci di akhir. Mudah ditebak, tanpa penyelesaian berarti. Konklusi film setelah klimaks aksi, sangat menurun. 

Latar tempat dinamis, jadi penolong aksi

Agen CIA melalang buana di berbagai belahan dunia, sudah pasti jadi bahan jualan film-film barat. The Bricklayer pun begitu, sorotan ke kota-kota besar Eropa mendominasi setengah laga.

The Bricklayer (2024)
The Bricklayer (2024) | © Vertical Entertainmet

Beberapa adegan aksi menyuguhkan klimaks, cukup membuat kita tegang. Aksi memukau di gang-gang sempit, kejar-kejaran mobil, ledakan di beberapa titik, cukup membuat jantung bekerja ekstra.

Pertarungan jarak dekat pun menggunakan lingkup yang beragam, saat pesta outdoor, gudang tua, sampai kamar hotel. Koreografi dan brutalnya aksi, didukung pengambilan gambar yang dinamis.

Penampilan aksi Aaron Eckhart masih intens
The Bricklayer (2024)
Steve Vail (Aaron Eckhart) – The Bricklayer (2024) | © Vertical Entertainmet

Karakter Steve Vail di sini jadi tonggak utama aksi sejak awal. Pensiun dan bekerja sebagai tukang batu bata (The Bricklayer), tidak mengendorkan aksi-aksinya. Kebrutalan menghadapi lawan dengan alat seadanya jadi salah satu adegan menegangkan dalam film.

Selepas itu pergulatannya dengan para mafia dari kecil hingga otaknya, terus tampil sampai akhir laga. Tak banyak baku tembak, Vail nampaknya berhasil menjatuhkan banyak musuh dengan kemampuannya sendiri.

Sayangnya karakter Kate dari Nina Dobrev, yang harusnya jadi partner pengungkapan kejahatan Radek, tidak terlalu berguna. Partner CIA pria dan wanita, benar-benar tidak menyenggol sedikit pun nuansa romance.



The Bricklayer – Movie Info

Scroll to Top