Review Film – The Courier (2019)

The Courier aksi tanggung miskin plot

Ojek online London yang gahar, The Courier penuh aksi namun tidak didukung aspek film yang setengah-setengah. Dengan fokusnya cerita ke seorang  pengantar barang di London, sangat cerdas menghubungkan ke sebuah kasus besar mafia. Zackary Adler sang sutradara dan penulis memang sudah biasa membuat sebuah cerita kriminal yang fokus, sehingga para penonton tidak terlalu sibuk hanya memperhatikan cerita.

Film The Courier mengingatkan pada film The Assassin Bodyguard (2017), yang melindungi dari para pembunuh yang menginginkan kematian seseorang. Di sini peran sang The Courier cukup sentral, dari segi action dan latarnya. Cerita yang sangat fokus melindungi sebuah saksi kunci dari mafia besar kriminal. 2 Tempat berbeda dalam timeline sama, membuat ketegangan film makin terasa. Apalagi menentukan nasib seorang boss mafia besar yang licik. Semua jalannya film terfokus pada penyelamatan Nick. Karakter menjadi saksi kunci yang coba dibunuh pasukan khusus dalam sebuah parkiran gedung.

Dukungan elemen lain amat tanggung

Setting yang sederhana ini yang tidak membuat film menjadi wahh atau terlihat monoton. Seperti yang kita tahu temoat parkir sebuah gedung seperti itu. Walaupun kejar-kejaran terjadi, aksi baku tembak dan perkelahian jarak dekat, tidak begitu puas dengan tone warna film yang terlihat biasa saja.

Apalagi saat saat pertarungan tangan kosong, banyak perpindahan camera dan editing yang tidak mengenakan, sehingga koreo dalam perkelahian terlihat hanya sebatas permainan angle dan editing, padahal tidak terlihat seperti itu. Visal efek shooting tidak cukup mewah  tapi beberpa ledakan malah real seperti ada bagian saat meledakan mobil. Beberapa aspek yang tidak seimbang, tidak cukup memanjakan para pecinta film action yang sekarang sudah cukup mewah akan visual efek dan koreography.

Duo peran epik penyelamat film

Peran Nick oleh Mait Shah sangat baik, ditambah dengan Olga Kurylenko sang Courier sendiri. Di sisi lain sang boss mafia yang diperankan Gary Oldman sangat mendukung latar ketegangan walau berbeda tempat. Acting para pemain pendukung seperti polisi, dan para pembunuh pun cukup apik, sehingga film dapat berjalan cukup mulus hingga akhir laga.

Diakhiri dengan sedikit plot twist dan beberapa cerita yang menggantung seperti film action kebanyakan membuat film ini semakin menarik. Terlihat seperti solo film dan tidak ada sekuel, film ini cukup menjadi film action wajib tonton tahun 2019, sayangnya Indonesia telat dalam penayangan lebih dari 2 bulan.

Logo Amazon Prime Video


Movie Info

Scroll to Top