Vina Sebelum 7 Hari kasus mengerikan dari geng motor belum terungkap sepenuhnya?
Sebuah kejadian viral di Indonesia dan sangat memilukan terjadi di tahun 2016, diangkat menjadi film oleh rumah produksi Dee Company, dengan sutradara Anggy Umbara. Film horor Vina Sebelum 7 Hari dibintangi Nayla D. Purnama sebagai tokoh utama Vina.
Lalu peran pendukung lainnya, seperti Lydia Kandou menjadi nenek Vina, Gisellma Firmansyah menjadi Linda sahabat Vina, Delia Husein menjadi Marlyna kayak dari Vina, Pritt Timothy abah (kakek Vina), Septian Dwi Cahyo menjadi ayah Vina.
Berlatar di Cirebon, Vina gadis berusia 16 tahun, pergi dengan temannya Linda. Pulang malam, Vina berpisah dengan Linda dan di antar oleh Zaki (Yusuf Mahardika) dengan motor. Di tengah jalan, Vina dan Zaki bernasib sial, hidup mereka harus berakhir.
Kematian Vina dan Zaki diungkap polisi sebagai kecelakaan tunggal. Linda dan keluarga Vina merasa ada yang janggal akan kematian Vina.
Tidak berlangsung lama, arwah Vina yang masih bergentayangan menuntut semua keadilan. Linda yang terus merasa bersalah, mengungkap hal yang berkaitan dengan kematian Vina dengan bantuan arwah Vina juga.
Pembukaan yang terlalu gamblang
Untuk genre misteri horor dan cukup banyak unsur kriminalnya, film ini terlalu terbuka di awal laga. Kasus Vina yang mungkin belum semua penonton tahu, langsung terbuka dari semua sisi. Ini bisa jadi 2 mata pisau untuk film seperti ini.
Kasus yang langsung terbuka, tidak lagi menjadi misteri dan tidak lagi membuat penonton penasaran akan jalan cerita tanpa ada pertanyaan. Tapi ini bisa jadi gambaran jelas tentang kejadian yang divisualkan.
Alur film Vina Sebelum 7 Hari maju, mudah untuk diikuti, dengan sedikit bumbu kilas balik, untuk penebalan emosi. Plot yang mungkin kita sudah tahu, sangat terlihat didramatisir, dengan bumbu hambar.
Pemeran sebagai penyelamat
Deretan cast ciamik adalah salah satu penyelamat film ini. Kita lihat terutama pada nenek Vina yang diperankan Lydia Kandou. Kesedihannya lebih terasa, karena beberapa adegan kedekatannya dengan Vina diperlihatkan.
Bahkan kedekatan sang nenek, melebihi kedekatan dengan Linda sahabatnya, yang juga menjadi kunci dalam keseluruhan kasus ini. Namun, Gisellma Firmansyah juga bermain apik, apalagi saat adegan dirinya kesurupan.
Adegan inilah yang menjadi klimaks horor dan pembukaan yang sangat menegangkan, dan juga mengundang air mata. Peran keluarga seperti ayah Vina, dan kakaknya, membuat semua lebih terasa.
Detail yang sudah viral di internet, akan kita saksikan secara nyata di sini. Klimaks dari semua yang dihantui arwah penasaran Vina.
Film horor yang minim horor
Mungkin kisah ini lebih cocok dijadikan sebuah dokumenter atau film misteri kriminal. Karena kebrutalan geng motor yang pada saat itu sedang merajalela lebih asik dan menarik untuk diangkat.
Sayangnya semua kisah horor dari arwah Vina terlalu tipis. Penampakan yang mungkin banyak dibuat-buat, berbeda dengan kisah aslinya. Hal-hal horor sama sekali tidak membuat takut, hanya menunggu jumpscare saja.
Kita akan merinding di adegan saat rekaman suara Vina saja, sisanya horor murahan bak film kelas-C, jumpscare dan permainan angle masih jadi senjata utama. Sayangnya, make-up mayat Vina dengan semua luka, lebih bagus daripada saat menjadi hantu.
Menangis arena kasusnya apa karena kurangnya?
Semua kisah horor yang diadaptasi dari kejadian nyata, selalu jadi embel-embel menarik. Tapi eksekusi Vina Sebelum 7 Hari secara keseluruhan bisa dibilang kacau. Hal tentang bullying tidak tampil secara jelas, sehingga motif dan latar belakang kasus terlalu dangkal.
Film yang katanya penuh akan pesan moral, tergambar hanya sedikit. Dialog-dialog biasa, tidak menjelaskan atau menyuguhkan sebuah pandangan jelas tentang bully atau penutupan kasus.
Ini juga bisa jadi boomerang, karena dalam Vina Sebelum 7 Hari memperlihatkan bahwa polisi sangat lalai untuk menangani kasus yang berkaitan dengan keluarga anggotanya.
Kalian yang mengetahui kasus Vina tahun 2016 silam, patut menonton film ini. Pasti akan miris melihat bagaimana gambaran kecil kesadisan yang dialami mendiang Vina. Perasaan kesal, sedih, campur aduk saat setelah selesai menontonnya.
