Umma horror Korea sampai Amerika
Film horor Asia selalu jadi momok mengerikan, apalagi Korea. Dengan membawa unsur Korea Umma dengan judul Korea 엄마 yang berarti ibu disutradarai Iris K. Shim sekaligus menulis naskah film ini.
Umma masuk ke bioskop Indonesia mulai 23 Maret 2022. Bercerita tentang Amanda (Sandra Oh) mengalami trauma masa kecil di Korea dengan ibunya.
Beberapa puluh tahun berselang, Amanda hidup bersama putri semata wayangnya Chrissy (Fivel Stewart) di perkebunan di sebuah desa di Amerika Serikat. Mereka hidup damai berdua dengan beternak lebah untuk dijual hasil madunya.
Masa kelam Amanda terkuak ketika pamannya (Tom Yi) dari Korea datang membawakan barang dari ibunya yang telah meninggal.
Amanda terus dihantui sosok ibunya, dan dirinya seakan trauma terhadap barang yang memiliki aliran listrik, sehingga di rumahnya tidak ada sama sekali barang atau benda yang menggunakan listrik.
Hubungan Amanda dan putrinya Chriss memburuk semenjak barang ibunya yang berupa abu ada di rumah. Rupanya hubungan Amanda dan ibunya dahulu tidak harmonis.
Ini membuat emosinya diluapkan kepada Chriss yang sebenarnya ingin pergi dari desa untuk masuk universitas dan mencari teman di luar kota.
Dijalankan oleh peran Sandra Oh
Sandra Oh menjadi daya tarik utama film ini semenjak pengumuman dirinya akan bermain dalam film ini di tahun 2020. Melihat judulnya Umma dan membawa budaya horor Korea, sangat amat pas untuk sosok Sandra Oh yang memang keturunan Korea asli.
Walau lahir dan besar di Amerika dan Kanada. Peran sentralnya sebagai Amanda, seorang ibu yang mempunyai trauma masa kecil sangat jelas sejak awal.
Adegan pembuka sebagai hidangan premis, mengantarkan kita ke semua teror yang berlangsung saat dirinya dewasa. Mimik yang ekspresif, membawa dinamika yang unik dari hubungan Amanda dan putrinya Chris.
Hubungan ibu dan anaknya tidak terlalu terasa karena hanya menampilkan konflik terbatas. Minimnya karakter harusnya menonjolkan 2 karakter utama ini. Sayangnya konflik dari Chris yang diperankan Fivel Stewart terlalu tipis untuk menebalkan situasi panas hubungan keduanya.
Trauma masa kecil yang aneh
Amanda yang mengalami trauma masa kecil, mempengaruhi caranya untuk membesarkan Chris. Hubungan yang terlihat harmonis, tiba-tiba menjadi goyah ketika kabar sang ibu meninggal sangatlah janggal.
Trauma Amanda yang takut dengan listrik dan berbagai barang yang dialiri listrik sangat sulit untuk film modern ini. Ini semua lebih terasa di awal saat Amanda harus ketakutan akan petir dan sepanjang malam hanya menggunakan lampu dari pencahayaan kuno dari lilin atau lampu petromak atau lampu minyak.
Trauma listrik dengan trauma hubungan Amanda dengan ibunya tidak ada jembatan pastinya, hanya bebada adegan traumatis yang biasa saja.
Mengandalkan jumpscare semata
Cetakan horor klasik dengan membawa elemen-elemen lama seperti rumah di tengah pedesaan tanpa berdampingan dengan rumah lain, perkebunan yang gelap penuh pepohonan, dan jumpscare yang menjadi garda terdepan membuat takut kita di beberapa bagian penting.
Permainan sudut kamera yang cenderung lebih banyak menyoroti close-up Sandra Oh untuk membuat kita seakan ikut ketakutan, tidak begitu berhasil. Peralihan perspektif klasik memang akan selalu mengejutkan, dengan keberadaan Umma sendiri yang tak begitu jelas seperti layaknya sosok roh halus di film lainnya.
Permainan jumpscare mungkin masih menjadi idola bagi para pecinta horor yang tidak mau akan rumitnya cerita. Menutup mata dan senam jantung adalah yang paling menonjol untuk unsur horor dalam Umma.
Hubungan keluarga yang canggung
Motif keluarga yang tak harmonis juga makanan empuk para penulis naskah mengembangkan motif horornya. Baik dari kematian yang tak wajar, atau sekedar balas dendam belaka.
Umma membawa nuansa horor Korea yang tanggung, sosok yang muncul menghantui Amanda, tidak bisa dirasakan Chris, padahal di rumah yang sama.
Serangkaian teror yang dialami Amanda tidak dirasakan Chris. Ini yang sering disebut “halu” modern ini. Sehingga kita akan terbesit efek halusinasi kelainan akibat trauma dengan hubungan ibunya terdahulu.
Adapun budaya Korea yang dibawa seperti penghormatan pada orang meninggal malah menjadi mentah dan hilang hingga babak terakhir. Sayang sekali premis awal yang sangat kental dengan Korea, hanya menjadi elemen pendukung semata.
Walau ada beberapa penjelasan barang dari peninggalan ibu Amanda yang kental, seperti hanbok (pakaian adat Korea) dan tal (topeng pusaka Korea) hanya menjadi momok yang biasa saja, tidak dapat membuat ketakutan lebih mendalam.