Gundala superhero pembuka jagat bumi langit
Gundala adalah bagian dari Jagat Sinema Bumilangit, sebuah proyek film superhero yang terinspirasi dari komik klasik Indonesia “Gundala” karya Harya Suraminata yang terbit pertama kali pada tahun 1969.
Disutradarai oleh Joko Anwar, menjadi film superhero Indonesia pertama yang masuk dalam kategori Official Selection di Toronto International Film Festival (TIFF). Menjadi film Indonesia terlaris di tahun 2019 dengan raihan lebih dari 1,7 juta penonton.
Sekuel Gundala berjudul kabarnya sedang dalam proses produksi dan dijadwalkan rilis belum diketahui. Film ini juga mendapatkan banyak penghargaan, termasuk Piala Citra untuk “Film Terbaik” dan “Sutradara Terbaik.”
Berkisah tentang Sancaka (Abimana Aryasatya), seorang anak jalanan yang cerdas dan penuh rasa keadilan, hidup di tengah kota yang penuh dengan korupsi dan premanisme. Ketika tragedi melanda, Sancaka tersambar petir dan mendapatkan kekuatan super.
Memilih nama Gundala, dia bangkit untuk melawan ketidakadilan dan menjadi pelindung rakyat kecil. Dia harus berhadapan dengan Pengkor (Bront Palarae), penjahat kejam yang ingin menguasai kota.
Visual naik kelas
Film superhero Indonesia menjadi dilirik semenjak film ini. Menghadirkan visual yang memukau dengan tambahan visual efek cukup oke. Tapi di beberapa adegan, penambahan CGI nampaknya terlalu dipaksakan.
Penggunaan latar cukup baik, walaupun masih terlihat buatan. Pertarungan masih minim, sehingga tidak banyak melihat kekuatan petir. Musuh-musuh yang ada juga terlihat sangat lemah, tidak mewakili konflik berskala negara.
Kostum Gundala awal lebih humanis dan sederhana. Tapi kostum kedua di akhir film terlihat buruk dengan warna dominasi hitam. Mungkin penyesuaian dengan versi komik sangat sulit dilakukan di live-action.
Keseruan dari konflik politik
Gundala tidak hanya menghadirkan aksi dan petualangan, tetapi juga pesan moral tentang pentingnya keadilan dan perlawanan terhadap penindasan. Unsur politik dan penyalahgunaan kekuasaan sangat kental di film ini.
Sentilan terhadap situasi politik dan bagaimana Sancaka yang hanya sebatas rakyat biasa bertindak. Walaupun jembatan antara politik dan kisah Sancaka terlalu jauh, tapi pembukaan sebuah kisah heroik lumayan menjanjikan.
Bisa dibilang tema film ini sangat Indonesia, beberapa tema yang diangkat berhasil berkaitan dengan suasana kelamnya hubungan rakyat dan permainan para elit di atas. Banyak pesan yang diangkat oleh Joko Anwar.
Para pemain top pengisi film
Akting Abimana Aryasatya sebagai sang superhero petir sangatlah memukau. Dia berhasil menampilkan sisi heroik dan rapuh karakternya dengan sempurna. Tak hanya Abimana, semua peran pendukung mengisi karakternya dengan sangat baik
Film ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris ternama seperti Tara Basro, Bront Palarae, Rio Dewanto, dan Ario Bayu. Semua nama besar tidak sia-sia, dan memang berkaitan dengan Jagat Bumi Langit selanjutnya.
Film ini adalah film superhero yang wajib ditonton oleh semua orang Indonesia. Sebagai batu loncatan film aksi superhero. Film ini tidak hanya menghadirkan hiburan yang seru, tetapi juga pesan moral yang penting.