Review KDrama – A Good Day To Be A Dog (2023-2024)

A Good Day To Be A Dog, ketika satu keluarga melepaskan kutukan lewat cinta.

Diadaptasi dari webtoon populer, A Good Day to Be a Dog garapan sutradara Kim Dae-woong adalah drama Korea manis dan unik yang rilis di penghujung 2023 kemarin.

Serial ini memadukan fantasi kutukan masa lalu, bumbu-bumbu romansa manis, serta pesan hangat tentang perspektif dan empati. Belum lagi akting memikat dari para bintang Korea Selatan ternama, seperti Park Gyu-Young dan Cha Eun-woo.

Sayangnya, serial ini tidak mendapat perhatian lebih lantaran dianggap terlalu sering absen. Apalagi, KDrama A Good Day to Be a Dog sendiri hanya rilis satu kali seminggu. Meski begitu, para penggemarnya tetap setia menunggu akhir cerita dari drama ini.

Kutukan aneh untuk sebuah drama romansa
Review KDrama - A Good Day To Be A Dog (2023)
A Good Day To Be A Dog(2023) | © MBC

Seorang wanita memiliki kutukan turun-temurun, di mana ia akan berubah menjadi seekor anjing setiap kali dia mencium seorang pria.

Han Hae-na (Park Gyu-young) berubah menjadi seekor anjing selama enam jam di tengah malam, dan hanya dapat menghentikan kutukan tersebut dengan mencium orang yang sama.

Namun, bagaimana keadaannya jika sang lelaki tampan memiliki ketakutan hebat terhadap anjing?

Cinta yang salah sasaran

Awalnya, sang guru muda Hae-na menyukai rekan kerjanya yang bernama Lee Bo-gyeom (Lee Hyun-woo). Namun ia justru salah mencium pujaan hatinya dan tanpa sengaja menjatuhkan bibir kepada seorang guru cuek menawan, Jin Seo-Won (Cha Eun-woo). Alhasil, setiap malam, Hae-na harus berubah menjadi seekor anjing menggemaskan.

Review KDrama - A Good Day To Be A Dog (2023)
A Good Day To Be A Dog | © MBC

Di sisi lain, Seo-won ternyata memiliki ketakutan parah terhadap anjing. Hal ini baru disadari oleh Hae-na setelah berulang kali usaha melepaskan kutukan terus-menerus gagal. Sambil mencari cara agar masing-masing bisa sembuh dari trauma dan takdir keluarga, keduanya justru mulai saling jatuh cinta.

Pasangan tak terduga ini kerap menghadapi situasi konyol; mulai dari keterlibatan seorang siswa yang ternyata adalah sepupu Seo-won, atau usaha mak comblang Hae-na alih-alih mendapat ciuman guru yang trauma, hingga bantuan tiada henti dari kakak dan teman kecilnya. Interaksi setiap karakter jelas menjadi tulang punggung drama.

A Good Day to Be a Dog penuh dengan humor cerdas, momen menggemaskan, dan romansa slow-burn yang meluluhkan hati secepat es krim jatuh.

Transformasi karakter utama

Selain menghadirkan kisah cinta, premis drama ini juga mengeksplorasi kerentanan Hae-na selama hari-hari “anjing”- nya. Ia mengalami dunia secara berbeda, menghadapi kebaikan dan kekejaman yang membuka mata kita terhadap sifat manusia. Meski tidak terlalu banyak menjelajahi dunia binatang berkaki empat tersebut, namun cukup membuat penonton semakin gemas melihat beragam jenis anjing-anjing yang lucu.

Review KDrama - A Good Day To Be A Dog (2023)
A Good Day To Be A Dog | © MBC

Interkasi Hae-na dan Seo-won tidak hanya membuat beragam momen komedi; transformasi mereka juga menjadi katalis untuk perkembangan karakter. Saat Hae-Na kehilangan rasa aman, ia mau tak mau harus menerima takdir sekaligus kutukan yang ada dalam dirinya.

Seo-Won juga mengalami transformasi – ia menghadapi fobianya terhadap anjing melalui wujud anjing Hae-na yang menggemaskan. Perjalanan keduanya layaknya metafora untuk meruntuhkan batasan dan membuka diri terhadap kemungkinan baru.

Padukan unsur misteri dan periode

Berbeda dari versi webtoon, A Good Day to Be a Dog juga mencampurkan tema misteri thriller dan sedikit kilas balik sejarah dalam ceritanya. Hal ini mungkin diciptakan karena alur drama ini sendiri memang sangat singkat dan sederhana, tidak banyak yang bisa dikulik selain kisah fantasi kutukan keluarga. Meski begitu, sutradara tidak sungkan memperpanjang cerita agar lebih menarik dan tidak sia-sia untuk dilewatkan.

Review KDrama - A Good Day To Be A Dog (2023)
A Good Day To Be A Dog | © MBC

Sayangnya, hal tersebut justru mengurangi fokus dari cerita asli karena penonton lebih penasaran dengan apa yang terjadi dengan balas dendam Dewa Gunung. Apakah reinkarnasi mereka berkaitan dengan kutukan masa lalu Hae-na?

Terlepas dari kekurangan kecil ini, A Good Day to Be a Dog pada akhirnya menjadi sebuah pengalaman yang menghangatkan hati dan menyenangkan. Ini adalah pengingat bahwa menemukan cinta dan kasih sayang, bisa melalui jalan apa saja – seperti empat kaki dan ekor yang bergoyang.

Walaupun menghadirkan teka-teki misterius dan kilas balik masa lalu, namun drama ini memang bukanlah sebuah tayangan berat yang akan membuat penonton kebingungan. Nikmati saja kisah cinta perlahan dan tenang dari Hae-na dan Seo-won, serta rasakan bagaimana masing-masing karakter akhirnya berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Logo Viu


A Good Day To Be A Dog – Series Info

Scroll to Top