Komedi Kacau, benar-benar kacau
Serial terbaru Raditya Dika yang berjudul Komedi Kacau tayang sejak 16 Februari 2024 di platform streaming Netflix berjumlah 10 episode. Dalam serial ini, Raditya Dika bukan hanya berperan sebagai sutradara. Ia juga menjadi bintang utama dalam serial Netflix ini. Komedi Kacau juga akan dibintangi sejumlah aktor kenamaan, seperti Susan Sameh, Joshua Suherman, Dion Wiyoko, dan juga Pamela Bowie.
Di sini Raditya Dika berperan sebagai Panca yang baru dipecat dari pekerjaannya dan membeli sebuah Comedy Club milik temannya. Panca menaruh semua harta yang dimilikinya dari tabungan untuk berinvestasi di kafe bernama Komedi Kacau. Sayangnya, nasib baik tak berpihak pada Panca. Kafe yang ia beli justru tak menunjukkan tanda-tanda positif.
Alih-alih menjadi kafe yang menawarkan komedi sebagai salah satu menunya, Komedi Kacau lebih mirip kafe di ujung kebangkrutan. Kendati demikian, Panca tetap yakin bahwa apa yang diinvestasikan tersebut merupakan tonggak kesuksesan hidupnya.
Seperti kehidupannya saat ini, Raditya Dika di serial ini terlihat mulai dewasa dengan meninggalkan bumbu percintaan ala remaja ke sebuah komedi kehidupan. Ya, tadinya saya berpikir seperti itu. Dengan membuat karakter utamanya, Panca, yang juga diperankan oleh Raditya Dika sudah menikah, saya mengira bumbu romansanya akan hilang.
Namun ternyata sajian cinta-cintaannya sedikit naik pangkat dengan mengisahkan drama komedi pernikahan yang klise dan cheesy. Klise karena konfliknya sudah sering dibahas tetapi positifnya bisa relate ke beberapa orang dan cheesy karena eksekusinya yang tidak menarik dan monoton, ambil contoh seperti bahasan soal perselingkuhan yang diulang-ulang.
Masih sama seperti karya Raditya Dika Lainnya
Komedi yang disajikan di serial ini masih seperti komedi yang Raditya Dika buat di karya-karya sebelumnya. Beberapa candaan lama yang dulu sudah pernah dilempar juga ditampilkan kembali.
Memang ini ciri khas bagaimana Raditya Dika berguyon, saya sebagai penonton lama rasanya sudah jenuh dengan gayanya yang gitu-gitu aja, apalagi ada komedi yang cukup menjijikan seperti candaan muntah dan cepirit, dulu sih saya ketawa ketika Radit nyeritain Edgar, adiknya Radit, suka berak di celana / berak sembarangan waktu kecil, namun candaan tersebut sudah terlihat usang dan tidak menarik lagi di mata saya.
Untungnya, komedi yang monoton dan tidak ada perkembangan ini masih dipadukan dengan kondisi kehidupan saat ini, sehingga beberapa candaan masih bisa terasa segar dan relevan, meskipun memang tidak banyak dan berakhir tidak lucu-lucu amat.
Komedi monoton dengan cerita yang juga monoton
Cerita tiap episodenya pun juga punya pakem yang sama, selalu berakhir dengan nasib sial. Saya yang awalnya bisa merasa simpati menjadi kesal karena ending yang selalu dipaksakan untuk berakhir dengan kesialan.
Konklusi dari serial ini sebenarnya sudah cukup baik dengan membawa pesan moral klise “dibalik kesulitan terdapat kemudahan”. Eksekusinya pun juga cukup berhasil menggambarkan pesan tersebut dan hampir saja berakhir dengan cara yang positif. Sayangnya, ending serial ini malah ditambah-tambahin lagi dan tentunya kembali ditutup dengan kesialan (lagi).
Karakter dari Raditya Dika yang tidak ada perkembangan
Karakter di serial ini untungnya tidak ada yang menjengkelkan, meskipun banyak juga tindakan bego ala komedi Raditya Dika yang dilakukan di serial ini dan sebenarnya juga cukup bikin geregetan. Karakter Raditya Dika sendiri di sini sama saja kaya karakter Raditya Dika di karya sebelumnya, yang bloon dan sering plonga-plongo, yang membedakan hanya nama karakternya aja.
Susan Sameh yang berperan sebagai istri dari Panca, dari sisi akting memang biasa aja, namun karakter yang ia perankan cukup bikin adem. Hubungannya dengan Panca meskipun kesannya klise tetapi berhasil dibuat dengan manis, murni dan bikin iri berkat karaterisasi Susan Sameh yang menurut saya cukup sempurna sebagai seorang istri.
Dion Wiyoko dan Mentari De Marelle berhasil mencuri perhatian
Karakter favorit saya pribadi di serial ini yaitu karakter Sultan yang diperankan oleh Dion Wiyoko dan Rosa yang diperankan oleh Mentari De Marelle.
Performa Dion Wiyoko menurut saya yang paling baik di serial ini. Selain itu karakternya juga punya background yang menarik. Karakter satu lagi, Rosa, punya karakterisasi yang unik, agak bloon, polos dan ceplas-ceplos. Beberapa kali ucapannya bikin suasana jadi awkward tapi juga bikin lucu.