
The Sandman Season 1 membuka fantasi mengerikan dunia mimpi
Serial sebanyak 11 episode di Netflix ini sangat disayangkan harus berhenti setelah The Sandman Season 1. Serial fantasi ini sepertinya menjadi favorit penonton beberapa waktu. Rilis Agustus 2022, Seri ini diarahkan David S. Goyer dan Allan Heinberg membuat bersama sang kreator Neil Gaiman.
Dimulai dari seorang Morpheus yang harus meninggalkan kerajaan mimpinya “Dreaming world” karena ulah Roderick Burgess yang mengurungnya. Kerajaan mimpi porak poranda dan Morpeus atau Dream harus mengumpulkan kembali barang-barang dengan melintasi berbagai dunia, bahkan sampai neraka.
Di sini banyak legenda mitos horor yang bersinggungan dengan Dream. Bahkan Lucifer sang penguasa negara harus tunduk padanya. Dari mulai kantong pasir yang Johanna Constantine tahu keberadaannya.

Jika kalian penggemar karakter DC, pasti tau silsilah keluarga Constantine. Salah satunya adalah John Constantine yang paling sering kita dengar berkaitan dengan dunia supernatural. Johana di sini juga ikut membantu Dream mendapatkan barang-barangnya.
Namun saat semua barang terkumpul, konflik baru bagi Dream dan kerajaan mimpinya baru saja di mulai. Silsilah keluarga yang mungkin hanya dalam dunia fantasi Neil Gaiman, mendapat visual yang cukup mengesankan dan juga mengerikan.
Kalian dapat melihat bagaimana Death (Gianni Calchetti) bekerja menjemput nyawa tiap orang dengan begitu ramah. Lalu saudara lainnya Despair (Donna Preston) dan Desire (Mason Alexander Park) begitu cemburunya dengan Dream.

Semua konflik supernatural yang tidak biasa ini, akan terus mengikat kalian untuk mengikuti jalan cerita lintas waktu dan lintas dunia. Karena para penguasa setiap hal ini akan terus menonjolkan hal baru yang bersinggungan satu dengan yang lain.
Ini akan terasa mirip dengan film animasi Inside Out’di tahun 2015, berbagai emosi dengan visual karakter hidup yang mewakili. Walaupun banyak karakter baru, fokus konflik akan terus berputar sekitar Dream/ The Sandman.
Cast dan visual terjalin megah
Tak akan menyangka jika sebuah buku fantasi Neil Gaiman yang terkenal dengan karakter mistis dan mitosnya akan digambarkan seperti ini. The Sandman dengan ikonik rambut jigrak berantakan diperankan dengan apik oleh Tom Sturridge. Bagai lelaki emo yang sedang mencari jati diri.

Berbagai gambaran visualisasi tiap dunia, mengajak kita untuk terus berimajinasi lintas waktu dan alam. Bayangkan jika dunia mimpi, dunia nyata, bahkan dunia kematian kita saksikan dengan mata kepala kita sendiri. The Sandman menghadapi semua itu hanya dengan seekor burung gagak bernama Matthew.
Tiap karakter baru yang mungkin masih abu-abu perannya, baik atau jahat menjadi misteri di season pertama ini. Pengenalan dunia yang amat sangat luas ini terasa cukup berhasil dengan pemeran yang sesuai porsinya.
Terlihat agak mengerikan di beberapa episode, dari mulai The Sandman yang mengubah semua menjadi pasir, hingga kekejaman yang ditimbulkan dari kejujuran. Semua hal tersaji dengan rapi dan apik, semua unsur supernatural kita dapat.
Satu fokus sejuta unsur

Mungkin bagi penonton awam yang tidak mengetahui siapa dan apa Sandman, akan banyak pertanyaan dari ribuan bahkan jutaan unsur yang tersaji dalam 10 episode ini. Walau tak semua pernah membaca buku Sandman terlebih dulu, penampilan live-action luar biasa, membuat kita akan terus terpesona dari segi cerita maupun visual.
Menunggangi karakter Dream/ The Sandman season 1, melihat semua konflik batin yang dialaminya. Seperti bertumbuh bersama karakter kompleks yang diiringi dengan berbagai masalah sekitarnya.
Banyak hal yang belum terungkap di The Sandman season 1 akan menjadi potensi di season selanjutnya. Walau kita sudah diajak bertamasya antar dunia, pasti banyak teori yang bermunculan dari misteri-misteri yang tersisa di tiap episode.
Keseluruhan series

Setiap plot fantasi yang tergambar dengan berbagai karakter, membuka tiap lembar baru perluasan cerita yang tak dapat kita kira. Bahkan konflik Dream atau Morpheus sendiri tidak bisa tebak hingga akhir episode.
Visual mengesankan berbagai dunia, akan mengajak kita ikut berimajinasi bahkan sampai perjalanannya ke neraka. Efek dari tiap aksi-aksi karakter melengkapi semua unsur supernatural yang kita dambakan.
Fokus di karakter Dream atau The Sandman tak membuat kita kehilangan keindahan tiap unsur dan misteri yang terus bermunculan di tiap episode. Jika kalian menyaksikan dengan baik season pertama ini, pasti akan sangat menanti season berikutnya.
