
24 Jam Bersama Gaspar membuat seorang detective tuntaskan dendam masa kecil
Sebuah suguhan laga misteri neo-noir yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen berdasarkan novel berjudul sama karya Sabda Armandio.
Film produksi Visinema Pictures serta KawanKawan Media ini tayang perdana di Festival Film Internasional Busan pada tanggal 6 Oktober 2023. Lalu bisa disaksikan secara umum di platform Netflix sejak 14 Maret 2024.
Bercerita tentang Gaspar (Reza Rahadian) menyelidiki sebuah toko emas milik Wan Ali (Iswadi Pratama), terkait dengan hilangnya teman masa kecilnya. Semua petunjuk Gaspar kumpulkan untuk membalas dendam.

Semua aksi yang Gaspar akan lakukan dengan rekannya, harus terlaksana secepatnya, karena hidup Gaspar hanya tersisa 24 jam. Keseruan aksi detective swasta ini membuat kita penasaran sepanjang 1 jam 38 menit.
Premis unik hilang arah
Sebuah plot yang berpusat pada Gaspar akan jelas saat kita tahu dirinya adalah detective swasta. Menyelidiki kehilangan teman masa kecilnya Kirana (Shofia Shireen). Kita akan diperlihatkan beberapa kilas balik untuk memperkuat motif utama Gaspar.
Tindakan demi tindakan yang Gaspar berpacu dengan waktu, diperkuat dengan tampilan waktu mundur digital sebagai jeda adegan yang terasa aneh. Waktu 24 jam patokan dari penyakit Gaspar, yaitu kelainan jantung tidak terlalu kuat.
Kita akan melihat waktu berjalan tidak seharusnya. Satu hari terakhir Gaspar, terlihat banyak sekali yang dilakukan Gaspar berkeliling mencari crew dan petunjuk, untuk melakukan aksi akhir.

Dialog sepanjang film pun sedikit terasa canggung, dengan sebagian baku dan sebagian kasar. Hal yang tidak cocok dengan nuansa noir dan misteri yang menonjol. Apalagi beberapa adegan kasar dan gelap, terasa tak serasi dengan tata bahasanya.
Tapi ini mungkin hanya kembali ke selera, buktinya film ini mendapat penghargaan untuk skenario adaptasi terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2023. Jadi selama dialog masih berhubungan dengan plot, utama akan tidak terlalu bermasalah.
Fokus ke Gaspar dengan mengabaikan karakter lainnya
Aksi heist yang mungkin akan jadi titik akhir keseruan film, jadi hal menarik untuk mengumpulkan para crew. Sayangnya hal ini terkesan dipaksakan. Beberapa karakter tidak berkaitan langsung dengan Gaspar, terpaksa ikut aksi perampokan yang cukup aneh.

Setiap karakter pendukung yang diceritakan dari sudut pandang Gaspar hanya sebatas permukaan. Karakter pendamping utama Agnes (Shenina Cinnamon) tidak jelas asal usulnya, sama dengan Njet (Kristo Immanuel) yang dipaksakan ikut.
Berbeda dengan karakter Kik (Laura Basuki) yang cukup apik masuk dalam inti cerita Gaspar, di tengah film yang berkaitan langsung juga dengan kasus hilangnya Kirana. Lalu secara mengejutkan Yadi yang diperankan Sal Priadi cukup berhasil dalam karakter anak dari Bu Tati (Dewi Irawan).
Dystopian tanggung terlihat aneh
Dukungan dystopian dan dunia fantasi mini ini terlihat tak terlalu maksimal. Sebuah kota kumuh dengan berbagai detail yang tidak terlalu nampak nuansa science fictionnya dan noirnya.

Di awal kita diperlihatkan lokasi-lokasi yang ternyata sepanjang film hanya itu-itu saja. Dari mulai markas Gaspar dengan adanya pertarungan bawah tanah, toko emas Wan Ali, dan toko barang antik Bu Tati, dan tak lupa bengkel Njet.
Minimnya lokasi pengambilan gambar, jadi dua mata pisau yang cukup tajam. Satu sisi kita akan fokus pada kasus yang diselidiki Gaspar
Bertabur lagu senja penguat emosi juga jadi senjata yang cukup berhasil sepanjang laga. Beberapa scoring on point cukup efektif dalam menebalkan beberapa adegan.

Sayangnya visual efek di adegan seru sangat kurang. Aksi akhir yang harusnya jadi klimaks crew Gaspar, kita malah disuguhi aksi-aksi aneh berujung ending yang terasa mengecewakan.
24 Jam Bersama Gaspar menunjukkan genre fresh misteri yang jarang sekali film-film Indonesia gunakan. Beruntungnya karakter Reza Rahadian melakoni peran Gaspar dengan apik di masa akhir hidupnya.
