
Alienoid Return To The Future keselamatan Bumi di tangan para penjelajah waktu pencari pisau?
Film kedua dari Alienoid akhirnya muncul setelah 1 tahun setengah. Dengan judul Alienoid Return to The Future (외계+인 2부), film kedua juga masih disutradarai oleh Choi Dong-hoon.
Para binatang pun masih sama diisi oleh Ryu Jun-yeol, Kim Tae-ri, Kim Woo-bin, So Ji-sub, Yum Jung-ah, Jo Woo-jin, Kim Eui-sung, Lee Ha-nee, Shin Jung-keun, Lee Si-hoon, dan beberapa cast lainnya.
Alienoid Return to The Future dirilis di bioskop Indonesia tanggal 24 Januari 2024 oleh CBI Pictures. Film ini juga kalian dapat saksikan dengan format 4DX dan ScreenX. Keseruan film kedua akan berlangsung 2 jam 23 menit.

Kisahnya masih melanjutkan film pertama, bagaimana Ean dewasa (Kim Tae-ri) mencari Bilah Ilahi untuk menyelamatkan masa depan planetnya dari ledakan Haava yang merupakan atmosfer beracun untuk manusia.
Apa harus nonton film pertama?
Bisa dibilang gak harus banget, karena terdapat rangkuman cerita di awal film. Bagi yang belum sempat menonton film pertama, tidak akan jauh tersesat. Tapi keseruan adegan flashback ke film pertama akan lebih hambar.
Alienoid pertama memperkenalkan kita pada konflik bagaimana Guard dan Thunder (Kim Woo-bin) berburu tahanan alien di Bumi. Melintasi waktu, bayi kecil dibawa dan menjadi seorang anak kecil bernama Ean (Choi Yu-ri). Dari sinilah konflik invasi alien terjadi.

Membuat ingatan Ean sangat tajam, bahkan dari bayi memang tidak masuk akal. Tapi ingatan Ean itulah yang membawa kita ke tingkat yang lebih seru, melintasi waktu menyelamatkan bumi
Beberapa latar tentang Bilah Ilahi tidak terlalu dijelaskan. Karena itu merupakan senjata Guard, atau teknologi alien di luar nalar kita. Kita di sini akan fokus ke rebutan sebuah pisau luar angkasa dengna segala kemampuannya.
Akan lebih baik kalian mengulang kembali menonton, atau tidak terlalu jauh jaraknya saat menonton film kedua. Kisah Ean di masa lalu, akan lebih menyeret emosi kita, mengingat kebersamaannya dengan Thunder di tahun 2022.
Lebih seimbang menggunakan latar waktu

Pada film pertama, latar akan cenderung lebih acak. Di sini, susunan alur lebih jelas dan tertata. Mungkin ini strategi menikmati kedua film, pembenahan tatanan waktu dan mengisi plot-hole di film pertama.
Lubang-lubang pertanyaan di film pertama, akan terjawab semua dengan plot twist luar biasa. Tanpa menambahkan karakter di film kedua, kita akan lebih fokus ke penyelesaian cerita.
Bagaimana perjalanan waktu bukan hanya sekedar mengejar barang saja. Tapi ternyata jadi kunci pertarungan akhir dan karakter-karakter dirasa tidak berguna di film pertama, ternyata jadi karakter besar di akhir film.

2 Latar waktu dimanfaatkan dengan sangat maksimal. Penggunaan latar waktu juga dengan rumah-rumah, kostum, prop tradisional masa lampau berbanding dengan saat modern dengan gedung tinggi dan semua infrastruktur berbeda.
Peran tiap karakter semakin jelas
Di film pertama, nama-nama besar hanya terlihat Ryu Jun-yeol sebagai Muruk, Kim Tae-ri sebagai Ean, dan utamanya Kim Woo-bin sebagai Guard dan Thunder. Apresiasi tinggi untuk Woo-bin yang menjadi banyak karakter.

Sisa karakter belum terlalu terlihat di film pertama seperti So Ji-sub sebagai polisi hanya terlihat di bagian akhir. Lalu Min Gae-in (Lee Ha-nee) akan lebih terasa perannya di film kedua.
Semua karakter bermain sangat baik, ketegangan bercampur komedi terus tersaji. Konflik berat umat manusia, kita saksikan dengan sangat menyenangkan. Tidak akan terasa bahwa ini bergenre sci-fi kental.
Gabungan action modern dan tradisional
Pertarungan manusia dengan alien sudah sering kita lihat di banyak film sci-fi. Tapi sang penulis film sangat cerdas, menggabungkan elemen tradisional Korea di masa tahun 1300an.

Ini juga jadi jalan menarik memperkenalkan budaya Asia Timur jaman dahulu. Tidak melulu soal teknologi. Tapi pertarungan juga memperlihatkan sihir dan jurus-jurus bela diri di masa lampau.
Keseruan tiap adegan aksi lebih dinamis. Bagaimana Ean tetap menggunakan pistol (dalam film penembak guntur). Kulturasi budaya tradisional ke sebuah film sci-fi lebih mulus, walaupun memang agak aneh di awal.
Aksi pertarungan melawan alien, didukung dengan CGI cukup mewah. Hancurnya kota skala besar, bak menonton pertarungan Avengers di tengah kota. Adegan-adegan menegangkan terus tersaji sejak awal.
Visual dari sang makhluk alien tidak terlalu mulus. Tapi, sekali lagi diselamatkan akting para pemeran yang sangat brilian.