Review Film – Belle (2022)

Belle animasi musikal dinamis dan harmonis

Belle rilis di jepang pertama kali di Jepang pertengahan 2021, dan sempat mendapat banyak pujian dan 14 menit standing applause di ‘Cannes Film Festival 2021’. Masuk ke bioskop Indonesia baru awal 2022, 

Anime yang dalam bahasa Jepang berjudul Ryu to Sobakasu no Hime (Naga dan Sang Putri dengan Wajah Berbintik) adalah film anime terbaru karya sutradara Mamoru Hosoda, yang dikenal juga sebagai produser film anime terkenal Summer Wars dan Wolf Children.

Belle merupakan nama virtual dari anak perempuan bernama Suzu yang tinggal di Kochi, Shikoku. Suzu yang tidak begitu menonjol di sekolahnya. Hingga suatu saat dia masuk di dunia virtual ‘U’ yang bisa menggali potensi tersembunyi di dalam dirinya. 

Ketika dirinya memasuki ‘U’, dunia maya dengan jutaan pemain seluruh dunia, dia menjadi sosok Belle seorang penyanyi cantik dan tersohor sampai seluruh penjuru dunia. 

Belle (2022)
Belle (2022) | © Studio Chizu

Suatu saat konsernya diganggu sosok makhluk buas, seekor naga ‘Ryuu’ yang amat misterius. Sosok hewan buas inilah yang menjadi lawan main Belle dengan kemisteriusannya, sehingga amat dicari dari mayoritas pengguna ‘U’ seluruh penjuru dunia.

Belle dan Ryuu menjadi amat terkait dengan masalah satu sama lain baik dunia nyata dan dunia virtual.

Plot menyentuh tanpa karakterisasi berlebihan

Anime ini akan mengingatkan kita pada film Mamoru Hosoda sebelumnya Digimon Adventure dan Summer Wars, yang juga menonjolkan dunia virtual dan sosial media. 

Belle (2022)
Suzu | © Studio Chizu

Banyak yang menganggap film ini begitu menyentuh dengan benang merah masalah kehidupan nyata yang berlawanan dengan dunia virtual, walau yang ditonjolkan hanya kehidupan seorang anak sekolah dan segala probematikanya. 

Karakter utama Suzu memang terkesan agak lembut dan tidak begitu menonjol, bahkan saat masuk ke dalam sosok Belle juga yang terlihat hanya kebimbangan dan pencarian. Karakter Ryuu atau sosok hewan buas inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dengan kemisteriusannya. 

Plot yang diisi antar karakter tidak begitu jelas, membuat agak membingungkan alur utama akan dibawa ke mana. Tapi secara keseluruhan sampai bagian akhir sangat memuaskan. Walaupun banyak penghubungan antar karakter terlalu datar, cerita menjadi lebih ringan dan kita fokus pada visual dan scoring filmnya yang megah.

Visual dinamis memanjakan mata 
Belle (2022)
Suzu dan Ryuu | © Studio Chizu

Animasi karya Mamoru Hosoda memang terkenal dengan penggabungan teknik animasi klasik 2D dengan visual 3DCG. Dari mulai tiap latar belakang tiap tempat dengan pewarnaan yang ciamik bersatu dengan animasi objek dan peran yang ada. 

Kontrak yang tampil antara dunia virtual dan dunia nyata dalam Belle makin membuat mewah visual anime ini sendiri. Bila kalian mengikuti karir sang pembuat Mamoru Hosoda. Visual ini sangat meningkat dibanding karya animasi terdahulu Mirai

Scoring musikal megah mengisi dengan indah

Tak hanya memanjakan mata, namun telinga juga terpuaskan dengan tiap scoring yang mengisi film pun terasa megah dan mengisi dengan pas. Apalagi saat nyanyian ‘Belle’ di tengah dunia virtual yang selalu digambarkan luas tanpa batas dengan aspek-aspek digital layaknya dunia data. 

Belle (2022)
Belle (2022) | © Studio Chizu

Karakter ‘Belle’ yang menjadi penyanyi terkenal menyatu dengan suaranya, karena suara dan lantunan lagu diisi langsung oleh Kaho Nakamura yang merupakan seorang penyanyi dan penulis lagu. 

Yang membuat film ini enak didengar, karena musik pengiring dan suara nyanyian amat sangat seimbang. Selain karakter utama Suzu, karakter lain juga diisi oleh pengisi suara lain juga terbilang top seperti Takeru Satoh dan Lilas Ikuta

Tak hanya enak didengar saat lagu, namun adegan-adegan beradrenalin tinggi pun diisi scoring yang megah yang pas dengan tiap detail visual. Ini yang membuat tiap adegan dari biasa, seru, membingungkan, hingga penasaran semua terwakilkan dengan sempurna dari penebalan scoring yang ciamik.

Film anime ini memang terasa sekali nuansa film festivalnya. Dikemas dalam cerita sederhana yang menghubungkan antara masalah kehidupan nyata dan dunia virtual. Dengan karakter utama anak sekolah makin menguatkan khas Mamoru Hosoda yang suka mengangkat kehidupan anak sekolah dan masalahnya.



Movie Info

Scroll to Top