Review Film – Cobweb (2023)

Cobweb misterius di rumah sendiri

Setelah Marianne, Samuel Bodin membuat horor lagi dalam Cobweb dalam debut penyutradaraannya. Skenarionya yang ditulis oleh Chris Thomas Devlin. Cobweb dirilis di bioskop Indonesia 11 Agustus 2023.

Berdurasi 88 menit, film ini terasa sangat singkat. Dan itu bukan karena merasa terhibur dengan apa yang berhasil disulap oleh penulis Chris Thomas Devlin untuk naskah dan alur ceritanya begitu singkat dan mudah dicerna. 

Tapi di situ narasi film ini berlalu begitu saja dengan cepat, dalam sosok anak Peter (Woody Norman) yang selalu dihantui suara misterius di dalam kamarnya. Orangtuanya yang menepis semua teror Peter, berujung lebih misterius.

Jika ada sesuatu yang Samuel Bodin tahu bagaimana melakukannya, itu adalah menciptakan ketegangan dan ketegangan, menunggu saat yang tepat untuk membuat kita takut. 

Cobweb (2023)
Carol (Lizzy Caplan) – Cobweb (2023) | © Lionsgate

Naskah yang dibuat dengan sangat baik selama dua babak untuk membangun cerita yang mungkin tampak mirip dengan banyak film lainnya, namun keasliannya kemudian terungkap. Ada saat-saat yang mencekam, dan mengambil jalan yang tak terduga, selalu didukung oleh penampilan yang luar biasa dan kerja kamera yang sangat imajinatif.

Misteri teror dalam kamar 

Film ini dimulai dengan cukup menarik dan ada beberapa aspek yang sangat bagus dalam narasinya, bahwa penulis Chris Thomas Devlin memulainya dengan cukup baik, tapi kemudian film ini terhenti dan menjadi sangat umum dan mudah ditebak. 

Peter yang terlihat terus gelisah dengan suara-suara tengah malam di kamarnya. Mengapa teror suara tersebut tengah malam? Mungkin sang penulis cerita ingin menunjukkan bahwa ini film horor dengan cetakan sama, yaitu malam hari.

Cobweb (2023)
Peter (Woody Norman) dan Carol – Cobweb (2023) | © Lionsgate

Seorang anak tidur sendiri, di tengah gelapnya malam dan kamar yang cukup luas, memang selalu jadi sasaran empuk teror teror misterius. Dengan asumsi anak kecil tidak berguna, dan masih banyak imajinasi liar.

Kamar Peter terlihat cukup besar, dengan jendela segi delapan ikonik, akan mengantarkan kita ke adegan horor berikutnya. Ditambah letak kasur Peter cukup cerdik di depan pintu masuk persis. 

Tatanan interior untuk kamar luas memang agak unik, hal ini bisa dibilang cerdas untuk menebalkan adegan-adegan horor. Ditambah saat Peter gelisah dari suara horor dan mimpi menyeramkannya.

Minim karakter berhasil karena performa akting

Penampilan akting dalam film itu bagus. Dan dengan adanya ansambel pemain yang terdiri dari semua bakat yang tidak saya kenal, maka itu adalah sesuatu yang tentu saja mendukung film ini. 

Cobweb (2023)
Ibu Carol, Peter (Woody Norman), Ayah Mark – Cobweb (2023) | © Lionsgate

Keluarga suami istri Mark dan Carol, berhasil membangun misteri tersendiri dengan rumah reotnya. Masih misteri apa pekerjaan sang ayah mark dari Antony Starr, yang sudah ikonik dengan karakter antagonisnya di The Boys.

Ditambah sang ibu Carol dari Lizzy Caplan, bagaimana seorang ibu ingin melindungi anaknya dari teror mengerikan, bahkan secara tegas menepis bahwa rumah angker tersebut baik-baik saja.

Ada kalanya Carol juga mendukung Mark untuk menghukum Peter, jika membahas suara misterius yang ada di kamarnya. Semua ansambel keluarga ini sukses menggiring kita untuk penasaran apa yang sebenarnya terjadi di rumah tersebut.

Dan mereka memiliki ansambel pemain yang bagus, hanya saja sayang sekali bahwa naskahnya berubah dari menarik menjadi hambar dalam sekejap mata.

Visual mayoritas gelap menebalkan nuansa horor
Cobweb (2023)
Cobweb (2023) | © Lionsgate

Meskipun begitu, film ini sangat bagus dalam menciptakan suasana yang mengancam dan menakutkan, dan ada beberapa ketakutan yang baik yang ditaburkan di seluruh film. Suasana rumah mayoritas gelap membuat atmosfer untuk sebuah film horor.

Pengungkapan yang besar di akhir laga, dan seperti biasa terlalu terburu-buru. CGI cenderung lemah, dan tidak dilakukan dengan baik sama sekali, dan justru mengurangi daripada menambah kebanyakan film. 

Dengan pembunuhan mengerikan dan sadis di akhir laga, terbungkam dengan warna terlalu gelap. Beberapa penampakan yang timbul begitu cepat, bisa membuat misteri tersendiri, namun kontradiktif dengan penyelesaiannya.

Meskipun begitu, film ini disutradarai dengan sangat baik untuk sebuah film horor. Tapi jelas tidak untuk semua orang, dengan visi artistiknya yang seperti mimpi buruk.



Movie Info

Scroll to Top