Home Sweet LoanRumah impian si anak bungsu dan kenyataan pahitnya
Film yang mengisahkan si anak bungsu bernama Kaluna yang diperankan (Yunita Siregar), hidup dari keluarga sederhana. Kaluna tinggal bersama kedua orang tuanya dan kedua kakaknya yang sudah berkeluarga beserta dengan anak-anak mereka.
Kaluna merasa kurang nyaman saat kamarnya dipakai oleh keponakannya, hal itu akhirnya membuat Kaluna tidur di kamar pembantu yang letaknya ada di bagian belakang rumah. Sehingga membuat tekad Kaluna untuk memiliki rumah sendiri semakin matang.
Dibantu dengan para sahabatnya Danan yang diperankan (Derby Romero), Tanish yang perankan (Risty Tagor), dan Miya yang diperankan (Fita Anggriani), selalu setia membersamai Kaluna untuk mencari rumah impiannya.
Akhirnya Kaluna menemukan rumah impiannya yang sangat nyaman. Tetapi langkahnya terhenti saat konflik dalam keluarganya terjadi, akibatnya Kaluna bingung untuk memilih impiannya atau membantu menyelesaikan konflik dalam keluarganya.
Plotnya ringan dan rapi
Plotnya berjalan dengan rapi dan sangat ringan untuk dicerna para penonton. Kisah yang diangkat sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Serta mewakili banyak pihak untuk menyalurkan perasaan yang dirasakan dari point of view si anak bungsu.
Plotnya yang ringan juga membuat cerita begitu terasa cepat saat ternyata sudah ada di bagian akhir cerita. Penonton seolah diajak untuk masuk ke dalam kehidupan Kaluna yang penuh dengan tekanan dari lingkungan keluarga yang membuatnya tidak nyaman untuk tinggal di rumah.
Rumahnya yang padat, pikirannya yang bising, dan kamarnya yang sudah ditempatkan keponakannya untuk bermain membuat Kaluna semakin tidak nyaman.
Kisah yang menceritakan bagaimana perjuangan Kaluna untuk menabung dan berhemat agar dapat membeli rumah sendiri mampu membuat emosional penonton naik turun.
Komedinya beberapa bikin mikir
Komedi yang lahir dari situasi yang sangat dekat, dengan kehidupan sehari-hari saat tinggal bersama keluarga besar mampu membuat penonton tertawa. Gelak tawa penonton juga hadir saat Kaluna bersama sahabatnya mencari rumah dengan berbagai lika-liku keadaan dan kondisi rumah.
Maupun saat berjalan-jalan ke dufan bersama para sahabatnya dengan menaiki wahana ekstrim agar bisa berteriak untuk melepaskan beban-beban pikirannya. Selain itu juga komedi hadir dari umpatan maupun dialog yang diutarakan oleh para pemain yang ternyata hal itu benar terjadi pada akhir cerita.
Tetapi ada sedikit komedi yang mengajak penonton berpikir tentang luas tanah, baguanan dan harga dari rumah yang di jual. Namun hal itu memperlihatkan konsistensi dari isu yang ingin diangkat film ini.
Visual bervariasi
Berlatarkan tempat tinggal Kaluna yang sederhana, tetapi mampu menciptakan visual yang sangat beragam dan deep seolah menggambarkan perasaan yang dirasakan Kaluna. Selain itu juga, ada berbagai view dari transportasi yang digunakan oleh Kaluna saat berangkat untuk bekerja.
Menyadarkan para penonton tentang kenyataan hidup dari padatnya transportasi umum yang sesak.Sehingga hal itu membuat para penonton secara umum sedang melihat dirinya sendiri yang berjuang secara berulang-ulang saat pergi bekerja menggunakan transportasi umum.
Adapun transisi yang ditampilkan sangat serasi dan tidak terkesan memaksa. Penggunaan simbol pada visual di film ini sangat apik, hal itu juga membuat penonton yang peka akan menyadari pesan tersirat yang ingin disampaikan pada film ini.
Simbol itu diangkat dari hewan keong milik keponakan perempuan dari Kaluna, yang semula menghilang dari rumah tempat tinggalnya tetapi berakhir dengan menemukan tempat tinggal yang baru yaitu di cangkangnya sendiri.
Actingnya juara
Acting dari pemeran utama menjadi kunci utama, tokoh Kaluna berhasil membuat para penonton merasakan perjuangan dan tekanan yang mengharuskannya berhemat agar bisa mencicil rumah.
Gaya akting yang realistis, tetapi diselingi dengan momen-momen komedi yang penuh ekspresi lucu. Seolah menggabungkan kekonyolan dalam menghadapi situasi sulit, tetapi mampu memunculkan empati dari penonton.
Acting dengan tokoh lain sangat terjalin chemistry maupun interaksi antar karakter, terutama di dalam keluarga atau dengan para sahabatnya. Para pemain pendukung menambahkan kedalaman pada dinamika hubungan, dengan banyak adegan yang menggambarkan ketegangan kecil, canda tawa, hingga konflik yang relatable dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu kekuatan utama acting dalam film ini adalah penguasaan timing komedi. Beberapa adegan yang melibatkan situasi canggung atau kesalahpahaman dibawakan dengan timing yang sempurna, menciptakan momen-momen tawa yang muncul secara alami.