Menengok sejarah Peran Dunia dari udara Midway
Midway benar-benar menyajikan sebuah perang dengan perspektif kita di sisi US Amerika. Tidak banyak cerita latar belakang yang akan membuat perang yang sesungguhnya bukan perang lagi.
Langsung dari awal hingga akhir hasil perang di Midway tersaji hanya perang taktik dan perang. Mungkin ini film perang yang langsung menuju inti bahwa kita hanya disajikan aksi aksi pesawat tempur tahun 40s dan armada laut yang masiv.
Sang Sutradara Roland Emmerich memang sudah terkenal mendirect film skala masih seperti yang booming 2012 saat viralnya bumi kiamat dan dibuat film dengan cukup besar dan heboh. Dengan teknologi CGI yang luar biasa, film ini akan cukup sukses menggambarkan serunya Perang Dunia ke-2.
Cerita sejarah dikemas menarik
Cerita berdasar dari kisah nyata selalu menjadi menarik, apalagi dapat disampaikan dengan lebih ringan dan tidak berbelit. Tidak seperti film perang lainnya, ini dalam skala masif perang di tengah laut yang cukup sulit disampaikan ke penonton dan setting tempatnya.
Dari awal premis dan latar belakang tidak begitu lama dan langsung pada inti masalah antara konflik Amerika dan Jepang. Dari permulaan dari Pearl Harbour yang booming itu hanya sebagai permulaan yang cukup menggelegar, sehingga adrenalin dalam film langsung in pada action-action super besar sekelas kapal perang dan armada udara Amerika.
Pada Midway ini kita dipaksa memihak Amerika dan memang dari sudut pandang pasukan Amerika. Tidak ada yang salah memang, karena ini tentang menemukan taktik dan strategi Jepang yang selanjutnya setelah serangan ke Pearl Harbour.
Namun, adu taktik dan perkiraan perang ini menggunakan sandi, dan tidak sedalam film perang terdahulu The Imitation Game. Dalam Midway lebih ke perang di lapangan yang sesungguhnya.
Pasukan terbang yang disiapkan di pangkalan udara laut Amerika. Bagaimana mental mereka di uji dengan segala taktik yang diperintah dari pusat. Semua konflik bercampur di lapangan dan pusat kendali. Ini yang membuat film begitu padat.
Karena film ini sekali habis dengan fokus perang Midway. Dari awal hingga akhir cukup padat, bagi kalian yang kuang suka cerita yang kurang detail mungkin akan kurang suka, bagi kalian yang lebih suka action ini menjadi hal yang sangat ditunggu. Tidak ada drama-drama perang, seperti di film lain.
Diisi bintang besar
Banyaknya cast yang super besar, seperti Ed Skrein yang menjadi pemimpin laga, walaupun tidak terlihat sebagai pemeran utama, karena memang lebih luas ke semua pasukan Amerika. Dari Edwin Layton (Patrick Wilson) cukup menjadi sentral, namun peran besar Nimitz (Woody Harrelson) sedikit namun sangat mencerminkan karakternya yang tidak terlalu serius.
Luke Evans, Luke Kleintank, dan Nick Jonas mendapatkan peran signifikan yang cukup mengisi cerita dan perang dengan pas. Tidak dari sisi pasukan Amerika, dari sisi pasukan kubu lawa juga mendapat porsi yang pas.
Bagaimana Jepang dan China mengambil alih lautan. Dan kita juga mendapat sudut pandang Jepang walau hanya sedikit. Di bagian akhir, kita akan melihat kubu Jepang yang cukup superiror di lautan dengan semua armadanya.
Aktor sekelas Jun Kunimura dan Tadanobu Asano dalam pasukan Jepang menjadi cerita kedua belah pihak menjadi lebih seimbang. Walau perang antar kedua negara, tapi ini serunya lebih fokus pada field atau perang di lapangannya.
Aksi gila didukung CGI wah
Dari aksi-aksi yang mungkin sebagian besar CGI akan terlihat cukup real. Dengan suara audio perang bom dan tembakan kapal-kapal besar menambahkan seru tiap adegan. Setting yang sebagian besar di udara dan laut menambah fokus cerita.
Tempat dan kostum perang dalam film cukup real, dengan semua prop. Kita juga kan melihat foto dengan perbandingan aslinya pada akhir film. Kalian akan dibawa serunya berkendara pesawat tempur Amerika yang akan mengebom kapal Jepang. Dan beberapa scene seru akan membuat kalian addicted pada film ini.
