Rebel Moon Part Two The Scargiver balas dendam dibalas dengan balas dendam perang besar
Bagian kedua dari proyek film dari sutradara Zack Snyder di Netflix, Rebel Moon Part Two The Scargiver rilis pada 12 April 2024. Cocok untuk menonton saat libur Lebaran 2024 kemarin.
Film ini lebih pendek dari sebelumnya, diperpanjang dengan rating R sejak film pertama. Film ini berbagi anggaran sebesar $166 juta lebih besar daripada pendahulunya, A Child of Fire.
Masih diisi oleh para pemain di film pertama, seperti Sofia Boutella, Michiel Huisman, Ed Skrein, Djimon Hounsou, Bae Doona, Staz Nair, Elise Duffy, Cleopatra Coleman, Fra Fee, dan pengisi peran lainnya.
Sekuel Rebel Moon – Part One: A Child of Fire ini melengkapi cerita pertama. Tiba rumah baru bagi para pemberontak yang telah terkumpul. Kini, mereka harus mempertahankan komunitas damai ini dari kekuatan tirani Motherworld, yang dipimpin oleh Belisarius (Ed Skrein) yang kejam.
Kora (Sofia Boutella) kembali ke Veldt dan mencoba memperjuangkan desa tersebut agar tidak diperbudak, dan mencoba membalas dendam bersama para pemberontak.
Anggota yang terkumpul termasuk Gunnar (Michiel Huisman), Titus (Djimon Hounsou), Nemesis (Bae Doona), Tarak (Staz Nair), Milius (Elise Duffy), dan beberapa rekan lainnya.
Menghadapi masa lalu untuk memperjuangkan masa depan
Rebel Moon Part Two The Scargiver menggali lebih dalam tentang latar belakang karakternya. Saat mereka menghadapi pertempuran yang semakin dekat, para pejuang bergulat dengan masa lalu mereka, mengungkapkan motivasi yang menyatukan mereka.
Introspeksi ini menambah kedalaman karakter dan perjuangan mereka untuk bertahan hidup. Terutama bagaimana Kora sangat dendam akibat perlakuan Motherworld. Kita pun akan melihat beberapa masa lalu para pemberontak.
Semua emosi masa lalu ini akan berkaitan dengan penentuan sikap mereka terhadap Motherworld. Terutama Atticus Noble dari Ed Skrein yang kembali dihidupkan kembali, mengingatkan kita pada Darth Vader.
Plot dan premisnya sebenarnya menarik, dengan berfokus pada karakter Kora. Selalu saja ada yang menghubungkan dengan Star Wars atau film berdunia luas lainnya. Hal ini berpengaruh pada tempo film kedua yang lebih cepat dari film pertama.
Pengenalan mendalam tiap karakter begitu cepat. Untuk penonton awam, sangat sulit mengikuti perkembangan karakter yang seharusnya menarik dan temponya tidak seimbang. Ada juga perdebatan tentang efektivitas estetika gerak lambat yang dikenal Snyder.
Visual mewah ala Zack Snyder
Tampilan visual dari latar dan visual efek begitu megah. Sejak film pertama kita sudah melihat bagaimana para pasukan Motherwolrd melakukan invasi, dan juga pertarungan para pemberontak di luar angkasa.
Semua akan condong mengingatkan kita pada dunia Star Wars, lengkap dengan pistol lasernya. Urutan aksi film yang mengesankan, beberapa pertarungan tidak hanya adu teknologi.
Jenderal Titus, Tarak, dan Nemesis menjadikan perlawanan terhadap Motherworld menggunakan otot dan pertarungan jarak dekat. Sisanya semua strategi perang
Efektivitas estetika gerak lambat yang dikenal Snyder. Banyak yang menyayangkan banyaknya gerak lambat (slow motion) dalam aksinya. Tapi beberapa adegan, memperjelas kuatnya visual yang memang jadi kekuatan film ini.
Akankah Rebel Moon terus ada?
Meskipun tinjauannya beragam, Rebel Moon Part Two The Scargiver tampaknya telah menarik minat yang cukup untuk eksplorasi lebih lanjut di alam semesta Rebel Moon. Film-film baru dilaporkan sedang dalam pengembangan, sehingga perjuangan melawan Motherworld mungkin akan terus berlanjut.
Belum banyak karakter muncul. dari Motherworld dengan hirarki mereka yang masih misterius juga. Hanya kapal induk mereka yang mayoritas menampakkan diri. Salah satu petinggi kejam Atticus Noble, mungkin sebagian kecil dari kejamnya dominasi Motherworld.
Bagi kalian yang menyukai dunia luas bernuansa sci-fi dan aksi. Rebel Moon Part Two The Scargiver di Netflix ini sangat tepat. Apalagi penggemar karya Zack Snyder, seperti Justice League.