Review Film – Sonic The Hedgehog (2020)

Sonic The Hedgehog wadah nostalgia gamer SEGA

Mungkin ini yang ditunggu dari adaptasi video game, Sonic menjadi karakter yang dinanti hidup di dunia nyata tidak berlebihan namun kena ke seluruh aspek yang ingin disampaikan. Live-action dari SEGA ini menjadi film original pertama dari adaptasi game yang bisa dibilang berhasil merenggut hati penonton. 

Secara garis besar Sonic The Hedgehog tidak menyuguhkan cerita yang kaya dan rumit. Perkenalan Sonic ke dunia nyata manusia yang begitu logis dan tanpa disadari juga penuh emosional. Dari sedikit premis yang anehnya langsung mengikat emosi kita dengan drama-drama klasik makhluk luar angkasa berteman dengan manusia. 

Dengan hal sesederhana itu, benar-benar menarik untuk bisa diterima semua kalangan. Disambut dengan beberapa easter eggs atau selipan-selipan hal yang tidak disadari menjadi kunci dalam Sonic The Hedgehog dan juga tak lupa Dr.Egg atau Dr. Robotnik sang musuh abadi, sangat pas komposisi cerita dan penokohan karakter yang akan ditampilkan sepanjang film.

Kejeniusan para aktor di balik layar

Jeff Fowler sang sutradara memang sudah tidak diragukan lagi menggarap sebuah film, khususnya animasi karena prestasinya di ajang oscars meraih best short animation. Sonic the Hedgehog di sini juga memang sedikit terlalu sempit layaknya short movie. Begitu padat dan langsung to-do-point ceritanya, dan benar-benar fokus pada pengenalan karakter utama Sonic ke dunia manusia, dengan penyesuaian jaman 2020 ini.

Review Sonic the Hedgehog (2020)
Tom, Maddie dan Sonic | © Paramount

Tak disangka James Marsden (yang pernah berperan sebagai Scott/Cyclops di X-Men) juga cukup bisa menghidupkan film. Ben Schwartz yang bisa mengisi suara Sonic menjadi lebih hidup. Komedi dan kata-kata cletupan menghibur sepanjang laga, terlepas dari aspek kocak gerak tubuh yang sepenuhnya CGI. Karakter kunci di sini adalah pihak antagonis Dr. Robotnik si Jim Carrey memang juara dalam hal olah wajah dan gerak-geriknya walau jahat namun masih kocak.

Keputusan tepat memperbaiki CGI 

Dua sisi yang seimbang membuat Sonic The Hedgehog ini makin enjoy dan ringan untuk dinikmati. Keputusan mengubah CGI bentuk Sonic sendiri merupakan hal yang sangat cerdas. Mimik wajah Sonic seperti ini lebih masuk dan mudah meraup hati penonton dibanding dengan desain awal Sonic di trailer pertama. Mata besar khas Sonic benar-benar hidup, walau proporsi badan masih seperti design awal, tidak mengurangi visual efek lainnya, karena interaksi karakter Sonic dan manusia dalam film bisa dihitung dengan jari.

Review Sonic the Hedgehog (2020)
Sonic the Hedgehog | © Paramount

Yang paling ditunggu adalah aksi kecepatan Sonic yang luar biasa. Potensi Sonic di film pertamanya ini belum maksimal seperti layaknya level video game. Slow motion dan kecepatan lighting kilatan-kilatan yang begitu epik membuat film lebih konyol. Mengingat adanya karakter manusia cepat serupa seperti Flash di DC dan QuickSilver di Marvel.

Suguhan asik pecinta Sonic
Review Sonic the Hedgehog (2020)
Sonic the Hedgehog | © Paramount

Secara keseluruhan Sonic The Hedgehog menjadi film adaptasi live action video game yang pas. Di film pertama pengenalan karakter dan berbagai aspek lainnya yang disuguhkan perlahan, sehingga semua orang bahkan yang tidak memainkan video game ini masih dapat mengikuti Sonic the Hedgehog secara utuh.



Movie Info

Scroll to Top