Waktu Maghrib adalah waktu paling banyak mitos
Film Waktu Maghrib sebuah film horor berlatar di Desa Jatijajar, Jawa Tengah, tahun 2002, terdapat anjuran agar tidak keluar pada waktu Maghrib. Namun dua anak nakal bernama Saman (Bima Sena) dan Adi (Ali Fikry) melanggar hal tersebut menjadi awal dari malapetaka bagi desa.
Film horor dari Rapi Films merupakan film pertamanya di tahun 2023. Disutradarai oleh Sidharta Tata dari tulisan Agasyah Karim, Khalid Kashogi, Bayu Kurnia Prasetya. Film berdurasi 1 jam 44 menit ini akan rilis pada 9 Februari 2023. Film horror masih menjadi film favorit Indonesia. Selain dibintangi 2 anak Ali Fikry dan Bima Sena, film ini dilengkapi para pemeran lain seperti Nafiza Fatia Rani, Andri Mashadi, Malvin JJ, Aulia Sarah, Taskya Namya, Sadana Agung, Muhammad Abbe, Sulis Kusuma, Nasarius, Bambang Paningron, Bebe Gracia, Kevin Abani, Riyanto, Heru Prasetyo, Evan Putra,
Latar apik 2000n bak horor klasik
Hal yang diawali dengan mitos dan anjuran waktu Maghrib terasa pas untuk desa yang sepi dan gelap. Pemilihan latar tahun 2002 juga dapat dibilang jenius, tanpa banyaknya distraksi teknologi, membuat teror di sebuah desa terasa maksimal. Dengan latar desa pedalaman masih banyak hutan, dan rumah-rumah warga yang jarang, dan berada di dataran yang berbeda, menguatkan kesan horror klasik di Indonesia.
Penerangan di rumah-rumah warga yang minim penerangan akan menjadi makanan empuk untuk menakuti kita semua. Aspek-aspek di tahun 2000an pun diperhatikan dengan sangat detail. Bahkan kepala desa dan hansip pun masih menjadi garda terdepan untuk menyelesaikan segala masalah di desa.
Alur yang begitu cepat membuat cerita tak hanya berfokus pada satu karakter. Bahkan teror terus berpindah antar anak di film ini sehingga seluruh desa tereksplorasi dengan rata. Kita seakan dibawa keliling desa, dari mulai sekolah, warung pedesaan, masjid, rumah-rumah warga lengkap dengan kandang ternaknya.
Plot menarik, akhir yang tanggung
Pada bab akhir, teror di seorang Adi terlalu cepat dan menggantung. Kunci pada karakter Karta yang kita lihat di awal prolog akan mudah ditebak sejak awa laga dirinya memperlihatkan jarinya yang tanggal di waktu kecil. Karta menjadi sosok misterius sepanjang laga yang ternyata adalah paman/pak lik dari Ayu.
Karta sang karakter misterius ini terlalu terlihat akan menjadi kunci akhir dari permasalahan Desa Jatijajar waktu maghrib. Prolog yang terlalu mudah dihubungkan dengan keseluruhan plot mungkin menjadi satu-satunya hal yang mengganjal. Tapi tenang, hal itu tidak akan menjadi isi dari alur yang bergerak cukup cepat ini.
Mitos menjelang Maghrib menjadi multi-tafsir yang baik
Sosok yang menakuti warga desa tidak muncul di semua orang, hanya orang-orang tertentu. Hal ini yang membuat sosok ini menjadi terus misterius bahkan hingga akhir film. Bahkan sosok jin yang menjadi dalang teror di desa, tidak muncul secara terus menerus, hanya di bagian krusial.
Kejeniusan sang sutradara membuat sosok ini terlihat seperti jin menyeramkan secara universal, Hantu atau jin yang mungkin sering tersebar adalah Kalong Wewe atau sosok lain di beda daerah, sehingga Waktu Maghrib dapat relevan ke semua mitos daerah.
Kunci adengan mengerikan dibuat tajam
Film horor lekat dengan jumpscare yang mungkin menjadi dua mata pisau untuk film itu sendiri. Waktu Maghrib menonjolkan hal tersebut, juga memanfaatkan angle pengambilan gambar yang dinamis. Teror yang akan membuat senam jantung terjadi di bagian yang tak terduga. Jika kalian mengira siang hari adalah waktu aman untuk hal horor, kalian salah.
Waktu Maghrib memaksimalkan latar tempat klasik tahun 2000an, di mana banyak spot atau hal yang dapat menakuti kalian. Scoring tak hanya terjadi pada jumpscare saja, tapi beberapa adegan menegangkan juga dipertebal sehingga film ini terus meningkatkan adrenalin kita.