The 8 Show ketika uang bisa beli moral manusia
The 8 Show sudah tayang lengkap delapan episode di Netflix pada 17 Mei kemarin. Drama ini diadaptasi berdasarkan webtoon berjudul Money Game dan Pie Game karya Bae Jin-Soo.
Drama ini disutradarai oleh Han Jae-rim. Pemain yang terlibat di antaranya ada Ryu Jun-yeol sebagai Lantai 3, Chun Woo-hee sebagai Lantai 8, Park Jeong-min sebagai Lantai 7, Lee Yul-eum sebagai Lantai 4, Park Hae-joon sebagai Lantai 6, Lee Joo-young sebagai Lantai 2, Moon Jeong-hee sebagai Lantai 5, dan Bae Seong-woo sebagai Lantai 1.
Serial ini menceritakan tentang delapan orang yang terperangkap di sebuah gedung misterius. Mereka harus memainkan game berhadiah uang tunai untuk bisa keluar dengan selamat.
Sindiran terhadap realita sosial
Drama ini kental akan sindiran terhadap realita sosial. Adegan awal menampilkan Ryu Jun-yeol yang menghadapi masalah ekonomi karena ditipu sampai 900 juta won. Dikejar-kejar rentenir, membuat dirinya memutuskan untuk bunuh diri.
Permasalah tersebut banyak terjadi di Korea Selatan, bahkan beberapa negara juga mengalami hal tersebut, termasuk Indonesia. Kebutuhan akan uang, keinginan untuk mendapatkan keuntungan tanpa bersusah payah yang ujung-ujungnya penipuan dan akhirnya terlilit banyak hutang.
Kemudian sindiran telak disajikan tatkala delapan orang yang tadinya saling kompak, berubah menjadi saling memanfaatkan satu sama lain. Kasta diberlakukan antara penghuni lantai atas dan lantai bawah.
Adegan tersebut memang benar terjadi dalam kehidupan nyata. Kita seringkali melihat bagaimana sekelompok kaum menengah ke atas suka meremehkan kaum bawah. Apalagi jika menyangkut kebutuhan, mereka rela dipermalukan demi bisa mengisi perut.
Kebutuhan manusia akan uang banyak diperlihatkan, seperti Lantai 1 yang terpaksa membiarkan anaknya pulang ke rumah padahal sedang sakit parah. Hal itu terjadi lantaran tak adanya biaya pengobatan.
Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh kaum atas, entah siapa yang membuat permainan tersebut, namun satu hal yang pasti bahwa moral manusia bisa dibeli dengan banyak uang. Menyedihkannya, situasi itu justru memberi hiburan bagi mereka yang punya banyak uang.
Plotnya dibangun penuh dinamika emosional
Berfokus pada delapan karakter, membuat banyak detail emosional yang dibangun. Setiap episodenya menghadirkan dinamika naik turun yang sukses mengaduk-ngaduk perasaan penonton.
Pada awalnya kita diberikan tontonan kekompakan delapan pemain ketika mereka mengetahui satu cara untuk menambah waktu. Lalu kemudian narasinya berubah menjadi pengkhianatan dan penipuan demi menyelamatkan diri sendiri.
Konflik yang dibangun tidak begitu perlahan, justru temponya lumayan cepat dan tepat. Penonton dibuat menduga-duga tentang karakter masing-masing pemain, mana yang sebenarnya baik dan jahat?
Lalu sekejap dipatahkan seketika oleh kenyataan bahwa tidak ada yang mau merasakan kesulitan. Semua orang pasti ingin mendapat keuntungan, mereka bermain permainan untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya.
Kemudian semakin lama apa yang menjadi kebutuhan berubah menjadi keinginan untuk segera menyelesaikan permainan. Keserakahan sudah menguasai, hal menyenangkan hanya dirasakan oleh kaum atas saja.
Berbagai permainan kejam yang menyiksa fisik dan mental ditampilkan dengan jelas. Adegan-adegan sakit jiwa yang sukses membuat penonton meringis. Apalagi para kaum lantai atas menikmatinya dengan santai, kekayaan mereka bertambah tanpa harus bersusah payah.
Sajian tersebut sebenarnya mengganggu penulis, rasanya ikut kesal melihat perlakuan kaum atas. Namun, sekali lagi kejutan datang. Keadaan berbalik, walau tidak lama. Karena lagi dan lagi, pengkhianatan kembali terjadi. Menyaksikan drama ini benar-benar membuat hati kesal.
Visual dan set produksi yang bagus
Satu lagi yang perlu mendapat pujian, yakni set produksi yang ditampilkan. Bukan hanya ukuran ruangan yang berbeda, semakin tinggi lantainya maka semakin luas, namun juga kehadiran lift pengantar barang yang mendukung keseluruhan cerita.
Tempatnya pun diisi dengan berbagai permainan anak-anak dan ada juga kedai makanan palsu. Memang sengaja dibuat untuk pertunjukkan. Properti yang dikerjakan dengan baik, meski sebenarnya tidak meninggalkan kesan setelah selesai menyaksikan drama ini.
Visual yang disajikan juga cukup bagus, terasa sekali jika sutradara memanfaatkan setiap ruang untuk mengambil sudut pengambilan gambar yang variatif dan intens. Skoringnya pun tersaji dengan mendukung, instrumen yang dipakai sangat cocok dengan situasi yang terjadi pada setiap adegan.
The 8 Show berhasil memberikan sajian permainan yang menguji moral manusia. Sisi gelap manusia ditampilkan dengan gamblang.
Keserakahan begitu mendominasi, namun tetap saja pada akhirnya hal itu bisa dikalahkan dengan kepedulian satu sama lain. Walau hanya sedikit orang saja yang merasakannya. Cuma 8 episode, The 8 Show cocok disaksikan untuk menemani long weekend kamu!