
Hit Monkey aksi monyet balas dendam menggila
Superhero manusia itu sudah biasa, bagaimana jika monyet yang berperan penting dalam tiap pembunuhan para penjahat? Hit Monkey menjadi serial animasi Marvel dengan kebrutalannya sehingga diberi R-Rated.
Rilis sejak 26 Januari 2022 di Disney+ Hotstar, kalian sudah dapat menikmati aksi superhero monyet musim pertamanya. Disutradarai oleh Neil Holman, serial ini memuat 10 episode di musim pertamanya.
Serial ini mendapat ulasan yang umumnya positif dari para kritikus karena akting suaranya yang kuat, adegan aksi, plot, dan keterkaitannya pada materi yang bersumber komik.
Bermula saat Bryse Fowler (Jason Sudeikis) seorang pembunuh bayaran kabur hingga pegunungan salju habitat para monyet putih. Para komplotan yang memburu Bryse pun mengejar hingga pegunungan tersebut dan membunuh Bryse serta membantai para monyet di sana.

Tersisa satu monyet yang saat itu tidak ada dalam kumpulan dan melihat semua anggota keluarga dibantai. Anehnya monyet tersebut bisa melihat hantu dari Bryse.
Penuh rasa dendam, sang monyet pergi ke kota untuk membunuh orang-orang yang berhubungan dengan pembantaian habitatnya. Dengan arahan mentor hantunya, sang monyet putih ini menghabisi satu persatu orang yang berkaitan dengan pembunuhan para monyet.
Secara tidak disengaja caranya menyulut komplotan yang lebih besar, menyangkut Yakuza dan kampanye pemilihan Perdana Menteri yang sedang berlangsung di Jepang.
Monyet ini menjadi buronan baik dari polisi karena caranya yang brutal, juga buruan dari kelompok Yakuza karena membunuh orang-orang pentingnya. Hit Monkey itulah julukan sang monyet, karena dengan setelan jas lengkap dengan kacamata hitamnya membunuh dengan sangat lihai.
Konflik antar karakter yang kuat

Monyet yang menjadi karakter utama memang bukanlah yang pertama dalam sebuah film animasi. Banyak hewan yang juga menjadi superhero di beberapa animasi dan film lainnya.
Namun, kebrutalan sang monyet putih inilah yang menjadi unggulan dan yang membuatnya makin aneh adalah mentor sang monyet adalah sesosok hantu.
Duo Bryse (hantu mantan pembunuh) dan monyet memanglah menarik sepanjang 10 episode. Tapi hal tersebut berhasil karena karakter di sekelilingnya juga ikut berperan penting dalam konflik yang mencakup satu negara ini.
Sosok Aiko utamanya yang menjadi jembatan antara pembunuhan monyet dan suasana kampanye Perdana Menteri Jepang yang sedang berlangsung.
Haruka yang perannya di awal tidak begitu penting hanya sang pendamping Letnan Ito rekan polisinya yang akhirnya tumbang. Haruka menjadi jembatan monyet dengan beberapa kasus kriminal yang melibatkan Yakuza untuk mendukung satu kandidat Perdana Menteri Jepang.

Dunia manusia sudah diwakilkan beberapa karakter kunci, Adapun dunia hantu oleh Yuki yang membuat pertarungan dunia hantu dan manusia sangat klimak menuju akhir serial.
Dengan karakter yang cukup minim untuk 10 episode serial aksi ini, kita lebih fokus dan memang tergambar jelas konflik utama dan penjabarannya dari tiap karakter.
Tokyo yang Low-Profile
Kebanyakan film atau serial menggambarkan Jepang khususnya Tokyo sebuah kota glamor penuh teknologi dan kelap-kelip kota. Hingar bingar itu seakan tidak ditonjolkan dalam penggambaran animasi ini. Tokyo yang kelam untuk menggambarkan dunia kriminal bawah tanah yang kejam

Nuansa kelam ini sangat cocok untuk aksi gila sang monyet dengan pembunuhan sadisnya. Mulai dari tebasan pedang, mutilasi bagian tubuh, tambakan di kepala, hingga ledakan memporak-porandakan bagian-bagian tubuh.
Penuh darah dan potongan bagian dalam bukan hal yang mungkin kalian lihat sehari-hari. Tapi pekerjaan sang monyet membasmi para penjahat ini yang menjadikan kota Tokyo penuh drama mengerikan.
Animasi Marvel yang satu ini memang beda, mungkin hanya sedikit penggemar animasi dengan penuh darah dan kebrutalan aksi pembunuhan. Walaupun beberapa adegan menggunakan dan menyentuh hati, tapi aksi utama pembunuhan memang tampil sebagai juaranya di sini.
Pengisian suara yang cemerlang

Di sinilah keunggulan jika memilih para aktor pengisi suara yang sudah matang. Walupun Hit Monkey adalah serial action, scoring tajam di adegan seru bukanlah hal yang istimewa di sini. Hal tersebut mungkin akan terdengan biasa saja.
Pengisian suara tiap karakter di sini sangat baik dan membawaannya ke dalam konflik utama serial musim pertama ini. Khususnya Bryse oleh Jason Sudeikis yang sepanjang 10 episode terus berbicara tanpa henti menuntun sang monyet.
Hal ini tidak akan berjalan jika sang monyet pun pasif. Pengisian suara monyet oleh Fred Tatasciore membuat kita terbawa bahwa itu percakapan antara monyet dan manusia. Bahkan tiap pengartian bahasa monyet sangat pas untuk semua percakapannya.
Tak hanya 2 karakter itu, beberapa karakter lain pun juga ikut membuat Hit Monkey emosional di setiap adegannya. Saat-saat adegan aksi dan penyelidikan itu hal yang cukup banyak perbincangan antar karakter. Bagai di sihir dengan suara, kita tetap ikut menyaksikan semua penjelasan yang memang berkaitan erat.
