Skull Island sederhana tapi lengkap untuk pecinta Monsterverse
Dibuat oleh Brian Duffield, Skull Island adalah proyek animasi pertama dan serial televisi pertama dalam waralaba MonsterVerse. Skull Island dirilis pada hari Kamis, 22 Juni 2023, di Netflix.
Ini adalah seri kelima dari waralaba MonsterVerse. Serial Skull Island dirilis sebanyak 8 episode secara bersamaan untuk season 1.
Berlatar belakang pulau misterius yang menjadi rumah bagi kera raksasa. Sekelompok karakter saat mereka menjelajahi medan berbahaya dan menangkis makhluk berbahaya yang menjadi penghuni pulau tersebut.
Memperkenalkan beragam karakter yang menarik, masing-masing dengan motivasi mereka sendiri untuk datang ke pulau tersebut. Memimpin perjalanan adalah seorang mantan tentara Inggris, Sam Strike.
Sam Strike berperan sebagai pemimpin yang karismatik namun bermasalah. Dia bergabung dengan seorang jurnalis, Emily Coutts, yang bertekad untuk mengungkap kebenaran tentang Skull Island dan apa yang sebenarnya terjadi selama perang di sana.
Ada juga sekelompok ilmuwan yang mempelajari ekosistem unik di pulau ini, serta sekelompok tentara bayaran yang berada di sana untuk menemukan sesuatu yang berharga.
Formula serupa cerita King Kong dan monster lainnya
Struktur cerita King Kong tidak banyak berubah dalam 90 tahun terakhir. Orang-orang menemukan gorila besar di sebuah pulau, gorila tersebut jatuh cinta pada seorang gadis dan dibawa ke kota besar.
Gorila tersebut melarikan diri, dan kemudian gorila tersebut terjun hingga mati dari suatu tempat yang sangat tinggi. Film orisinil tahun 1933 dan film remake tahun 1976 dan 2005 semuanya mengikuti cetak biru ini.
Namun, beberapa bagian tersebar di film lain juga, mulai dari hubungan dengan manusia (Son of Kong, King Kong Escapes, Kong: Skull Island) hingga Kong yang dipindahkan dari rumahnya (King Kong vs Godzilla, Godzilla vs. Kong).
Yang hebat dari Skull Island adalah bahwa film ini tidak hanya mengandalkan King Kong untuk membawakan ceritanya. Makhluk-makhluk di pulau ini juga sama menarik dan mengasyikkannya dengan sang kera raksasa itu sendiri.
Semua makhluk terlihat baru dengan bentuk-bentuk yang unik, yang juga sangat besar, pulau ini merupakan tempat berbahaya yang dipenuhi dengan berbagai macam binatang.
Serial ini melakukan pekerjaan yang hebat dalam memperkenalkan setiap makhluk baru dan membangun ketegangan saat para karakter bertempur melawan mereka.
King Kong masih menjadi tokoh utama dalam acara ini. Meskipun dia tidak menjadi fokus dalam setiap episode, dia masih berhasil membayangi jalannya cerita.
Menunjukkan sisi kemanusiaan dalam diri kera raksasa ini, menjadikannya lebih dari sekadar monster yang tidak memiliki pikiran. Ada saat-saat di mana kita tidak bisa tidak merasa iba pada Kong, terutama saat dia terlibat dalam drama manusia di pulau itu.
Babak kedua serial inilah yang menjadi masalah. Pembangunan dunia yang baik tidak cukup untuk menutupi dialog yang menjengkelkan dan karakter yang tidak disukai.
Dalam film kaiju biasa, mereka mudah dilupakan karena sebagian besar perhatian tertuju pada para pria bertubuh besar. Namun di sini, manusia adalah fokus utama selama enam episode penuh, menempatkan bagian yang paling menarik dari pertunjukan ke latar belakang.
Animasi gaya lama tak mengurangi keseruan
Pertunjukan ini juga diuntungkan oleh nilai produksi yang luar biasa. Pulau ini direalisasikan dengan indah, dengan efek visual yang memukau yang menghidupkan makhluk dan lingkungannya.
Aksinya mendebarkan, dengan adegan perkelahian yang dikoreografikan secara ahli dan pelarian yang menegangkan. Skor pertunjukan ini juga patut diperhatikan, dengan soundtrack bombastis yang secara sempurna menangkap cakupan epik cerita.
Animasinya juga tergambar dengan sangat bagus. Gayanya sedikit mengingatkan kita pada kartun anak-anak jaman 90an, tetapi dieksekusi dengan lebih detail.
Monsterverse yang cocok untuk semua umur
Dialognya agak kartun, agak klise. Cuplikan dan pokok bahasannya memberikan kesan yang berbeda bagi saya. Reaksi para karakter dimainkan untuk komedi, bahkan dalam menghadapi situasi yang menakutkan.
Hal ini membuat kita tidak bisa terhubung dengan emosi realita mereka. Jadi, karakter-karakternya terasa seperti dua dimensi saja. Jalan ceritanya sendiri cukup menghibur, endingnya benar-benar membuat kita ingin segera terhubung ke season berikutnya.
Bagaimanapun, di Skull Island inilah segalanya berubah. Entah itu kumpulan dinosaurus, tempat di mana makhluk raksasa berevolusi secara bergantian selama bertahun-tahun, seperti yang dikatakan oleh MonsterVerse, tempat persembunyian tropis yang terhubung dengan semacam portal dalam Bumi.
Skull Island ibarat sebuah tempat kontemplasi sebuah keserakahan dan ambisi manusia yang salah arah, tidak memiliki kekuatan di daerah di mana “keindahan dan kengerian” alam hanya dibatasi oleh kreativitas para pembuat film.