Review Series – Tekken Bloodline (2022)

Tekken Bloodline permulaan keluarga Jin

Kembali dengan adaptasi anime, video game genre fighting, Tekken: Bloodline dari Bandai Namco Entertainment membawa peristiwa Tekken 3 dan mengikuti Jin Kazama dalam upaya untuk mengalahkan makhluk yang membunuh ibunya.

Tekken: Bloodline judul serial ini tayang perdana di Netflix pada 18 Agustus 2022, sebanyak 6 episode yang berdurasi 22-27 menit per episode. Disutradarai Yoshikazu Miyao dari tulisan Gavin Hignight. Kembali dengan adaptasi anime, video game genre fighting, Tekken dari Bandai Namco Entertainment membawa peristiwa Tekken 3 dan mengikuti Jin Kazama dalam upaya untuk mengalahkan makhluk yang membunuh ibunya.

Jin Kazama (Kaiji Tang) hidup hanya bersama ibunya Jun Kazama (Vivian Lu). Jin terus berlatih bela diri bersama ibunya di sebuah tempat tinggalnya di rumah terpencil dalam hutan. 

Tekken: Bloodline (2022)
King vs Jin – Tekken Bloodline (2023) | © Netflix

Suatu hari, Jin dan ibunya diserang Ogre (Bill Butts). Ogre yang begitu kuat akhirnya berhasil membunuh ibunya, Jin terpaksa mencari kakeknya Heihachi Mishima (S. Hiroshi Watanabe). Bersama Heihachi, Jin berlatih bela diri untuk dapat membalaskan dendamnya ke Ogre.

Plot utama keluarga Kazama dan Mishima

Semenjak Tekken dalam versi game dirilis Namco, cerita fokus utama Tekken: Bloodline adalah konflik keluarga Jin dan Kazuya ayahnya. Di sini eksplorasi diadaptasi dari peristiwa Tekken 3, saat Jin mulai bersinggungan dengan Heihachi dan Ogre.

Mulai dari awal, kita disuguhkan pohon keluarga Jin, yaitu ibunya Jun Kazama dengan ayahnya Kazuya Mizhima, lalu kakeknya Heihachi Mishima, ayah dari Kazuya. Dalam seri ini, gaya Mishima dan Kazama terlihat begitu kental dari cara pertarungan.

Hal yang diajarkan Jun dan Heihachi begitu berbeda. Ini membuat teori baru bagaimana kedua keluarga ini bisa bersatu dan berkonflik. Plot yang begitu cepat, membuat banyak pertanyaan dari silsilah dari konflik yang ada dari Jun Kazama dan Kazuya Mishima yang akhirnya bisa bersatu.

Tekken: Bloodline (2022)
Heihachi berlatih bersama Jin – Tekken Bloodline (2023) | © Netflix

Jin sang tokoh utama ibarat sebagai jembatan kepada konflik besar yang terjadi dari awal keluarga mereka. Bahkan beberapa cerita latar belakang konflik ayah dan anak Kazuya dan Heihachi. 

Kurangnya eksplorasi para karakter

Karakter keluarga Jin sudah lengkap walau dengan latar tipis yang tersaji. Dalam turnamen, kita kan melihat banyak karakter dari video-game Tekken yang pasti ditunggu aksi pertarungannya. Sayangnya semua terfokus hanya pada karakter Jin dengan gaya bertarungnya.

Pertama pertarungan Jin dengan Leroy Smith yang baru muncul dalam Tekken 7, tak sejalan dengan adaptasi dari Tekken 3. Lalu di akhir pertarungan dengan King, sang raja gulat, sangat terasa dengan pergerakan dan gaya bertarung dengan lebih banyak membanting.

Tekken: Bloodline (2022)
Julia, Paul, dan Nina – Tekken Bloodline (2023) | © Netflix

Mengesampingkan itu, banyak karakter yang hanya diulas sebagian. Namun karakter seperti Hwoarang, Xiaoyu, Nina Williams, Paul Phoenix, dan King mendapat cukup sorotan lengkap dengan gaya bertarung mereka. Bahkan efek warna pertarungan khas mereka juga hadir dalam turnamen ini.

Sayangnya beberapa karakter yang sempat hadir dalam seri ini, hanya sebagai pemanis tanpa diperlihatkan cara mereka bertarung. Seperti halnya ketidak seimbangan Anna Williams yang juga ada, namun hanya saudaranya Nina Williams yang lebih ditonjolkan.

Karakter lainnya seperti Law, Marduk, Lei, Kuma, Feng, Steve Fox, Wang, Yoshimitsu, Lee, bahkan sang pohon peniru Mokujin. Hal ini disayangkan, jika para pemain video game mengidolakan salah satu dari karakter ini.

Rivalitas klasik Hwoarang dan Jin

Sedikit latar cerita Jin yang bersekolah bersama Xiaoyu dan Hwoarang. Dari sini rivalitas antara tinju dan tendangan. Hwoarang yang kita tahu kental dari sisi bela diri Korea Taekwondo, memang muncul pertama pada Tekken 3, sesuai dengan jalan cerita aslinya.

Tekken: Bloodline (2022)
Jin dan Hwarang – Tekken Bloodline (2023) | © Netflix

Pada pohon turnamen The King of Iron Fist Tournament, Jin akhirnya bertemu dengan Hwoarang. Pertarungan mereka terlihat lebih ditunggu dari pertarungan lainnya. Sayangnya pertarungan berakhir begitu cepat, dengan Jin mengeluarkan jurus andalannya Uppercut di akhir pertarungan.

Penyelesaian terburu-buru

Dari mulai Jin kehilangan ibunya, lalu berguru ke kakeknya Heihachi Mishima, terkesan begitu cepat tanpa ada basa-basi. Semua digambarkan dengan bertarung, bertarung dan bertarung. Bahkan kejuaraan bela diri juga hanya fokus pada pertarungan Jin saja.

Hingga turunnya Ogre dari langit, dengan sedikit latar yang sampai pada kita. Pertarungan Jin dan Ogre membuat keuntungan pada Heihachi. Namun akhir saat Jin mati ditangan Heihachi, Jin menjadi Evil Jin, dengan sedikit penjelasan “Evil Gene”. Dan Jin pergi tanpa tujuan jelas setelah membuat Heihachi babak belur.Agak aneh mungkin, namun akhir yang menggantung ini begitu potensial untuk Tekken ini berlanjut di season berikutnya. Jin yang menjadi fokus utama, langsung berakhir dengan kalahnya Ogre hingga wujud TrueOgre, bahkan mengalahkan kakeknya, kemungkin eksplorasi karakter lain di season lain, sebagai spin-off atau perluasan cerita.

Logo Netflix
Scroll to Top