Tukar Tambah Nasib, seenak itukah menjalani hidup jadi orang lain?
Pernahkah kalian merasa lelah dengan hidup yang dijalani? Merindukan kehidupan yang berbeda, dengan profesi yang lebih prestisius, kekayaan yang melimpah, atau bahkan hanya ketenangan batin?
Serial drama fantasi Tukar Tambah Nasib yang baru-baru ini dirilis oleh Prime Video sebanyak 6 episode ini mengeksplorasi tema yang menggelitik. Apakah mungkin menukar nasib dengan orang lain?
Serial Tukar Tambah Nasib diadaptasi dari novel populer karya Lia Seplia. Serial ini disutradarai oleh Herwin Novianto dan dibintangi oleh aktor-aktor ternama seperti Aghniny Haque, Indro Warkop, Prisia Nasution, Dion Wiyoko, dan Darius Sinathrya.
Berfokus pada Naya diperankan oleh Aghniny Haque, seorang pegawai minimarket yang kehidupannya dipenuhi kesialan, bertemu dengan seorang penjual misterius bernama Master diperankan oleh Indro Warkop.
Master menawarkan kepada Naya kesempatan untuk “tukar tambah nasib” dengan orang lain. Tertarik dengan prospek mengubah hidupnya, Naya menerima tawaran tersebut dan memulai serangkaian petualangan yang membawanya ke kehidupan orang-orang dengan nasib yang tampaknya lebih baik.
Dilema pilihan hidup jadi jalan introspeksi diri
Sepanjang perjalanannya, Naya berkesempatan mencicipi kehidupan seorang pengusaha sukses, politikus ternama, chef terkenal, dan bahkan balerina berbakat. Perannya begitu sentral untuk kita melihat kehidupan berbagai profesi.
Depresinya hidup Naya tergambar jelas di episode pertama. Sepanjang hari dirinya mengalami sulitnya hidup sebagai anak pertama dan menopang seluruh tanggungan keluarnya. Hal ini mungkin relate ke banyak anak pertama, khususnya di Indonesia.
Namun, ia segera menyadari bahwa setiap nasib memiliki sisi gelapnya sendiri. Kemewahan tidak menjamin kebahagiaan, kekuasaan menuntut pengorbanan, dan kesempurnaan seringkali hanya ilusi.
Tukar Tambah Nasib tidak hanya sekadar menyajikan fantasi tentang pertukaran nasib, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan arti sebenarnya dari kebahagiaan. Serial ini mengajarkan bahwa rumput tetangga tidak selalu lebih hijau, dan bahwa kunci untuk menemukan kebahagiaan sesungguhnya terletak pada penerimaan diri sendiri dan bersyukur atas apa yang kita miliki.
Memaksakan karakter ke hidup orang lain
Aghniny Haque sudah sangat baik memainkan peran Naya sebagai salah satu gambaran rakyat biasa menjalankan hidup sulit, khususnya masalah ekonomi. Namun, dalam 6 episode masalah meliputi keluarga, asmara, kriminal, hingga kesehatan.
Semua aspek kehidupan dicicip karakter utama, dengan bumbu tambahan kehidupan lama yang terus menghantui. Dari sini keanehan Tukar Tambah Nasib terasa. Naya seakan hanya pindah kesadaran ke tubuh baru tanpa ada pengetahuan apapun tentang hidup barunya.
Karakter perempuan langsung jatuh ke tubuh laki-laki terlihat agak janggal. Kebingungan dengan hidup baru, kita juga ikut kebingungan melihat tingkah Naya di tubuh barunya. Semua hal janggal serba baru harus dilalui.
Apakah itu hanya memperbaiki sisi ekonomi? Nampaknya demikian, karena dari keempat kehidupan yang dicoba tidak memperbaiki kebahagiaan. Masalah terus bertambah seiring dengan ketidak tahuan Naya akan nasib di kehidupan barunya.
Dan klimaksnya adalah Naya terlihat mengacaukan setiap hidup barunya. Dengan alih kebaikan dari sudut pandang dirinya, kita melihat kehidupan impiannya semakin tidak karuan. Tidak ada yang lebih baik dari sebelumnya.
Di kehidupan keempat di sosok Lala, dualisme kepribadian membuat tukar nasib ini semakin aneh. Tapi mungkin sulit mengakhiri hal yang sudah tidak masuk akal sejak awal.
Tapi sangat peralihan tiap karakter kehidupan yang selalu ditunggu. Duo Indra Jegel dan Rispo jadi adegan paling lucu dan menghibur. Bagaimana staff yang menjelaskan semua pengorbanan di tukar nasib dan semua konsekuensinya.
Penuh pesan yang menyentuh
Meskipun premisnya fantastis, Tukar Tambah Nasib berhasil menyampaikan pesan yang universal dan relevan. Serial ini mengingatkan kita untuk menghargai hidup yang kita jalani, belajar dari pengalaman, dan terus berjuang untuk meraih mimpi kita sendiri, tanpa tertipu oleh ilusi kehidupan orang lain.
Melalui 4 kehidupan berbeda, lika-liku hal yang tidak sepenuhnya positif membuat hidup Naya terbilang semakin rumit. Apalagi tiap karakter baru dengan sisi gelapnya, cukup sulit untuk disandingkan dengan kelamnya hidup Naya pertama kali.
Seiring perbedaan kehidupan, akan semakin relevan dengan berbagai kalangan yang menonton ini. Tak hanya dari sudut pandang perempuan, tapi laki-laki keras hingga menanti ajal pun tergambar cukup jelas.
Mengambil kesimpulan penampakan di depan kehidupan seseorang, bukan jadi takaran kebahagiaan sepenuhnya. Hal-hal kelam dibaliknya lebih banyak menjadi hal yang diperlihatkan sejak Naya menukar nasibnya.
