Perpaduan masa depan dan masa pra sejarah di 65
Film ini yang harusnya tayang Maret, tapi baru tayang 12 April 2023 di bioskop Indonesia. 65 disutradarai dan ditulis oleh Scott Beck dan Bryan Woods. Berkisah tentang Mills (Adam Driver), harus mengantar kargo manusia ke planet lain.
Mills mengalami kecelakaan, kapalnya terjatuh di planet asing penuh dengan monsters. Tidak sendirian, ternyata ada 1 anak perempuan yang selamat bernama Koa (Ariana Greenblatt). FIlm ini hanya membawa 2 peran dan sisanya adalah CGI untuk dinosaurus dan lokasi pra sejarah.
Kontradiksi penggunaan latar dalam film
Latar yang digunakan film terlalu fiksional. Entah itu jauh sebelum peradaban manusia, atau jauh ke depan hingga dapat melakukan perjalanan waktu. Tapi pesawat yang dikendarai Mills hanyalah pesawat kargo pengangkut barang. Bukan tipe kapal yang dapat bepergian dengan sangat cepat lintas waktu.
Penonton akan berpikir time travel, karena Mills di sini menggunakan bahasa Inggris yaitu bahasa manusia Bumi. Semua yang tersaji memang agak aneh sih. Dinosaurus digabung dengan teknologi canggih futuristik. Dan juga judul 65 mengacu pada 65 juta tahun yang lalu.
Kesampingkan latar waktu, latar tempat film ini begitu ciamik. Sebagian besar hutan belantara, dengan berbagai aspek naturalnya. Gak hanya pohon rimbun hutan hijau, tapi juga sungai dan bagian-bagian rusak dan kering jadi visual apik sepanjang laga.
Beberapa adegan ikonik juga mampir ke sebuah goa. Terjebaknya mereka dalam goa, menjadi adegan menegangkan di tengah film. Ditambah di muka goa, pertemuannya dengan T-Rex yang selalu jadi momok menakutkan dinosaurus karnivora.
Perbedaan budaya 2 karakter
Awalnya Mills dan Koa hanya terkendala bahasa, tapi itu jadi mentah sepanjang film. Bahasa lokal yang digunakan Koa tidak dapat dimengerti Mills yang menggunakan bahasa Inggris. Harusnya mungkin bahasa bisa diterjemahkan dengan teknologi futuristik. Jadi kendala bahasa terlalu klise untuk menjadi konflik tambahan.
Perbedaan hanya diperlihatkan dari budaya dan bahasa. Kostum Mills seorang anggota yang bertugas dengan Koa, salah satu manusia yang selamat juga menunjukkan perbedaan jelas antara mereka. Sepanjang film perbedaan bahasa dan budaya tidak terlalu dieksplor. Teknologi yang mungkin jauh dari kehidupan Koa, juga tak jadi batas antara dua pemeran ini. Semua hal yang menimbulkan konflik perbedaan tidak lagi menjadi hal serius, ketika para dinosaurus menampakkan diri mereka.
Minim aspek survival
Film 65 bergenre survival tidak memperlihatkan banyak aspek tentang hal tersebut. Mills yang mempunyai misi sendiri untuk mencapai pecahan kapal satunya. Jatuhnya kapal dan bagian penting lainnya, menjadi satu misi dan harapan plot utama. Sejak awal kapal jatuh, terlalu klise untuk bisa selamat. Apalagi letak kapal nampaknya tidak jauh dari pecahan kapal di mana Mills dan Koa terdampar.
Di sini Mills dan Koa hanya melakukan perjalanan dari titik satu ke titik lain. Teknologi canggihnya tidak banyak dimanfaatkan untuk bertahan hidup. Satu hal hanya mungkin meneliti bahan makanan alam yang bisa dimakan atau tidak. Sisanya mereka hanya kabur dari kejaran dinosaurus.
Dinosaurus yang bermunculan pun tidak menjadi kendala utama. Hanya kabur dan kabur saja, tidak ada cara tersendiri untuk berhadapan dengan para hewan prasejarah tersebut.
Chemistry setengah-setengah
Premis keluarga Mills dan Koa sebenarnya sudah kuat. Keduanya berlatar belakang dan diperkuat dengan hal keluarga. Apalagi di sini Koa sudah kehilangan semua keluarganya. Acting keduanya begitu apik untuk memperdalam emosi mereka tentang keluarga. Koa yang masih primitif dengan kelokalannya, seperti terbentur dua budaya berbeda.
Performa kedua actor ini memang apik, tapi tidak terjalin satu sama lain. Persatuan dalam kebersamaan tidak menolong chemistry mereka. Film yang memang dibuat untuk sekali habis, tidak menarik untuk disaksikan secara utuh. Jika kalian mendengar ceritanya saja sudah cukup.