Boston Strangler ungkap misteri pembunuhan lewat jurnalis
Kasus yang sempat heboh di tahun 60 di Amerika, dibuat film dengan arsitek Matt Ruskin. Tayang di Disney Plus Hotstar Maret 2023, menjadi film ini cukup ringan untuk tontonan rumahan. Kasus gila pembunuhan para perempuan terasa tidak ringan. Apalagi si pembongkar atau whistleblower juga jurnalis perempuan.
Berkisah tentang jurnalis Loretta (Keira Knightley) yang bekerja di Record American cabang Boston, bosan dengan dirinya yang bergelut di bidang fashion dan home. Loretta selalu tertarik dengan kasus-kasus kriminal yang menantang, dan selalu menjadi headline di koran terbitan kantornya. Walau sudah meminta kepada editornya, Loretta tetap berada di rubriknya.
Suatu ketika, Loretta berbicara dengan Jean Cole (Carrie Coon) salah satu rekannya yang menulis rubrik kriminal. Dengan bantuannya, Loretta akhirnya terjun ke suatu kasus pembunuhan yang tidak menjadi sorotan. Pembunuhan berantai di kota Boston yang mengincar para perempuan tua, kebanyakan hidup sendiri. Pelaku berbeda diduga oleh polisi, tapi 2 jurnalis ini menemukan kejanggalan akan pembunuhan yang mengincar para perempuan ini.
Babak pembukaan kasus besar Boston
Tahun 60an menjadi mencekam, kasus pembunuhan hanya dianggap kasus biasa oleh polisi kota Boston. Namun Loretta menemukan kaitan antara pembunuhan satu dengan yang lain. Sedikitnya kita diajak untuk merangkai misteri yang Loretta temukan. Satu-dua orang yang dirinya temui, menjadi batu sandungan kecil sebagai drama alot pencarian fakta.
Tak berlangsung lama, tulisan Loretta meledak dan menjadi perbincangan besar di kota Boston. Kasus pembunuhan dengan ciri menyimpulkan sapu tangan di leher korban, sangat menarik penduduk kota. Bukan kasusnya, namun ketegangan tulisan Loretta cukup berhasil menakuti seluruh perempuan.
Tak hanya penduduk sipil, tulisan Loretta mendapat sambutan panas dari pihak kepolisian. Polisi yang dianggap tidak berdaya seperti tersulut. Sayangnya, dalam film ini polisi memang tidak berguna sama sekali. Saat-saat sulit Loretta mencari fakta, yang seharusnya didapat banyak dari kepolisian.
Latar 60an maksimal
Kasus yang meledak pada 1966, kalian juga dapat cari di google dan wikipedia, tentang Boston Strangler. Di mana kasus besar, malah diungkap seorang jurnalis perempuan. Menggambarkan ketegangan di tahun 60an, Boston Strangler sangat berhasil. Semua aspek dan elemen detail membawa kita seakan melihat dunia 1966 sang jurnalis.
Mulai dari suasana kerja sebuah koran lokal, lengkap dengan mesin ketik dan telepon analog putarnya. Bahkan membuat tatanan headline dan halaman koran, benar-benar manual tanpa sebuah software. Ini juga bisa sebagai pelajaran sejarah, bagaimana media cetak kala itu dibuat dari 0. Alat-alat yang digunakan membuat kita mengerti sulitnya jurnalis tahun 60an, bahkan di kota Boston negara Amerika. Koran terbit setiap hari, harus ada artikel terbaik dan fakta untuk disajikan ke pembaca.
Pencarian fakta, dan konfirmasi, benar-benar dilakukan para jurnalis. Sehingga berita-berita yang tertuang di sebuah koran yang terbit setiap hari benar-benar valid. Hal ini juga sebagai pesan pada jurnalis masa kini, tidak sembarangan untuk menyebarkan berita tanpa fakta aktual.
Duo jurnalis perempuan panutan.
Menonton film ini sampai habis, credit scene akan menampilkan sosok asli Loretta McLaughlin dan Jean Cole. Bagaimana perjuangan mereka tergambar, walau sangat yakin ini sudah diperhalus. Loretta juga harus mengorbankan kehidupan rumah tangganya dan bercerai, demi menguak berita besar. Dedikasi Loretta terhadap tulisan, hingga sang pelaku tertangkap dijelaskan dengan cukup runtut dalam film. Sehingga kita bisa merasakan emosi yang terus menanjak. Adrenalin yang terus terpacu dengan rasa penasaran akan pelaku aslinya.
Tak hanya Loretta, Jean juga melakukan aksi jurnalisnya dengan cukup sigap di sini. Mungkin karena Jean lebih senior dalam menangani berita kriminal. Carrie Coon menjalankan perannya sangat pas. Sebagai peran pembantu, dirinya sebagai pondasi kokoh, bagaimana Loretta menghadapi semuanya. Mereka berdua sampai akhir, menjadi duo panutan yang disegani di kalangan media cetak kala itu.