Searching jadi penyegar genre thriller misteri
Sebuah film dengan menampilkan layar komputer dan smartphone. Searching adalah film thriller misteri tahun 2018 yang disutradarai oleh Aneesh Chaganty yang ditulis oleh Chaganty dan Sev Ohanian. Ditetapkan sepenuhnya di layar komputer dan smartphone, film ini mengikuti seorang ayah (John Cho) yang mencoba menemukan putrinya yang berusia 16 tahun yang hilang (Michelle La) dengan bantuan seorang detektif dari kepolisian bernama Rosemary (Debra Messing).
Sony Pictures mendulang sukses secara finansial dan kritis, meraup lebih dari $75 juta di seluruh dunia dengan anggaran $880.000. Dari film ini John Cho dinominasikan untuk Pemeran Utama Pria Terbaik di Independent Spirit Awards. Sekuelnya sudah rilis berjudul Missing (2023), yang kali ini anak mencari orang tuanya.
Penuh jendela layar pencarian
Plot sederhana tidak menjadi masalah untuk film Searching menunjukkan sisi terbaiknya. Tampilan visual layar laptop dan webcam dari sang ayah David Kim dari John Cho terus membuat kita penasaran dan fokus. Detaill tampilan petunjuk di tiap jendela layar, memaksa kita memperhatikan notifikasi yang masuk secara acak.
Tampilan ini sudah dipakai pada beberapa film terdahulu. Unfriended (2014) dan sekuelnya Unfriended: Dark Web (2015) telah mengusung tampilan film seperti ini, dan dapat menyajikan horor thriller yang bikin merinding.
Jika kalian mudah bosan akan tampilan ini, tunggu dulu… Tidak hanya browsing internet saja, sang ayah juga memutar otak untuk mencari history di mana putrinya melakukan aktivitas di dunia maya. Hal yang sebenarnya sederhana, tapi bisa menjadi petunjuk agar alur terus berjalan.
Tampilan layar sepanjang film akan terasa relevan dengan para penggila aktivitas dunia maya. Apalagi media sosial yang telah menjamur, begitu mengerikan sekaligus membantu apapun yang kita lakukan. Hanya dalam genggaman, kita dapat mencari apapun yang terasa janggal dan misterius.
Polisi lagi-lagi tidak berguna
Dalam film misteri kali ini, polisi lagi-lagi terasa minim kontribusi. David Kim seakan berusaha sendiri mencari setiap petunjuk. Hal ini juga didukung dengan beberapa video footage dan layar TV. Polisi hanya sebagai kaki tangan fisik membantu di lapangan. Peran Detective Rosemary seakan hanya sebagai bahan tek-tok David belaka. Memang di film seperti ini, polisi seperti dijadikan alat untuk penghambat yang berkedok pembantu utama.
Minim peran banyak misteri
David menjadi satu-satunya orang yang mungkin ada di 90% screentime. Walau hanya di depan kamera, dirinya terlihat begitu natural. Wajah kebingungan dan terus penasaran apa yang sebenarnya terjadi terhadap putrinya. Mungkin ini wajah seorang ayah yang berusaha mencari putrinya yang hilang.
Selalu gigih dan pantang menyerah dengan keadaan di mana putrinya bisa saja meninggal di suatu tempat. Bahkan peran putrinya hanya terlihat di video dan photo yang diperlihatkan di selipan adegan, sebagai petunjuk tunggal. Sisanya kalian juga dapat merangkai tiap hal yang muncul di layar.