Baymax si gemas yang merasa harus berguna
Debut Baymax beraksi solo di Disney+ patut menjadi tontonan mendidik di berbagai kalangan. Animasi dari Walt Disney Animation Studios merupakan spin-off dari Big Hero 6 yang rilis 2014.
Rilis menjadi mini-seri dengan 6 episode yang berdurasi sangat pendek hanya 7-8 menitan. Don Hall sang creator dibantu Dean Wellins, Lissa Treiman, Dan Abraham, Mark Kennedy mengarahkan 6 episodenya.
Berfokus pada Baymax (Scott Adsit) setelah film ‘Big Hero 6’, masih bersama Hiro Hamada (Ryan Potter) dan Aunt Cass (Maya Rudolph). Saat berkeliling Baymax menemukan beberapa keluhan dari masyarakat.
Berbagai keluhan yang sudah terprogram dalam Baymax, mengharuskan memulihkan orang-orang hingga masalahnya menghilang secara total.
Kasus demi kasus yang begitu ringan
Dari mulai keluhan pertama Kiko (Emily Kuroda) yang tak disengaja dilihat Baymax dengan badannya yang kurang fix. Dari episode awal ini, kita langsung diingatkan dengan tugas Baymax yang diciptakan untuk merawat Hiro.
Di sini tugas Baymax menjadi lebih luas karena dirinya yang terus eksplorasi kota tanpa henti bahkan bertemu penjual food truck yang alergi dengan bahan makanan yang dijualnya. Juga sampai ranah sekolah. Bertemu dengan Sofia (Lilimar) yang menghadapi period pertamanya di umur 12 tahun.
Kegigihan Baymax tanpa henti
Tak hanya di luar, kegigihan Baymax dimulai dari rumah Aunt Cass yang tersaji di episode 2. Aunt Cass yang cidera, membuat Baymax bekerja dengan rela menggantikan tugas yang tergolong baru untuk dirinya. Segala sesuatu dilakukan agar bantuan yang ditawarkannya menjadi maksimal.
Bagai seorang suster keliling, semua keluhan penyakit dari ringan ke parah ditangani Baymax. Keluhan dari kata “aduh, auu, dsb.” Menjadi kata sandi untuk Baymax membantu orang tersebut.
Dimulai dari kata sandi tersebut, tak hanya Baymax, kita sebagai penonton juga disuguhkan ilmu bagaimana jika situasi serupa terjadi kepada kita. Walaupun hanya pengetahuan dasar dengan sedikit komedi ringan, ini menjadi lebih menyenangkan.
Baymax tak hanya membantu orang, bahkan kucing yang tak akan pernah bisa berkata-kata juga dibantu. Keluhan yang agak mengherankan, membuat Baymax yang kali ini kewalahan mengejar kucing liar di jalan untuk disembuhkan.
Visual penuh easter eggs
Mungkin tak ada upgrade berarti dari 3D animasi Baymax dari film terdahulu. Namun visual kota San Fransokyo lebih ditonjolkan, gabungan antara San Fransisco dan Tokyo tergambar sangat apik.
Susunan peta kota yang selalu terlihat di awal laga, mengingatkan kita bentuk tatanan kota ala Amerika, namun dibungkus dengan budaya Jepang lengkap dengan atributnya.
Berbagai easter eggs dan detail yang tersaji di tiap episode, tak urung membuat film ini membosankan. Jika ditelaah tentang peta, ini berguna saat episode akhir mencari Baymax yang kehabisan daya.
Lalu beberapa pasien yang selalu dibantu Baymax menyimpan rahasia untuk klimaks di akhir episode. Jika dipikir-pikir, siapa yang mau bersatu membantu satu robot yang hitang di kota yang sangat besar. Namun penyatuan plot yang sederhana, membuat rangkaian tugas Baymax bermakna hingga akhir episode.
Pesan moral membantu sesama
Setiap kali Baymax membantu orang dengan sangat total, di situ letak kebaikan Baymax yang kadang konyol dan polos dari beberapa hal yang dirinya pelajari dari hal membantu. Dengan membantu orang lain, kita sendiri juga akan mendapat hal baru yang berguna.
Disusun dalam 6 episode, di akhir episode semua seperti kesimpulan Baymax telah menolong 5 orang totalnya. Dibalut dengan sedikit ketegangan saat baterai Baymax habis dibangunan yang diingin diledakkan.
Semua orang yang ditolong Baymax secara otomatis mencari Baymax yang tak kembali ke rumah untuk mengisi dayanya. Aksi-aksi penyelamatan orang-orang bekerja sama membawa Baymax keluar gedung, mengembalikan genre aksi di seri spin-off ini.
Animasi spin-off yang menyajikan banyak ilmu pembelajaran dan pesan. Debut Baymax yang sangat ringan dalam membantu berbagai keluhan di kota San Fransokyo. Kegigihan Baymax merawat keluhan satu persatu, bahkan mengabaikan perawatan dirinya sendiri.
Walau terkadang hal yang cukup ringan menjadi lebih berantakan karena Baymax yang bersikukuh membantu sang pasien. Berbagai detail yang mungkin kalian tidak sadari, merangkai keseluruhan plot yang mungkin bisa dibuat habis dalam 1 episode saja.
Namun keputusan tepat Disney saat memisahkan semua masalah, bahkan masalah Baymax sendiri di akhir. Selain antologi yang berdiri sendiri di tiap episode, ini mencegah bosannya tugas Baymax yang hanya membantu orang saja.